Tekan 🌟 dulu. Tinggalkan jejak, Ok
.
.
.Wajah Shen Qiao berubah tegang. Tubuhnya gemetar, matanya berair, ingin menangis. Baru sebulan yang lalu ia mengaku pada Yan Wushi jika dirinya bisa hamil, itupun dalam keadaan terpaksa. Kini dia tertampar oleh kenyataan bahwa dalam rahimnya ada janin yang bersemayam.
Dirinya kaget, shock luar biasa. Bagaimana tidak? Seorang pria bisa hamil, bahkan mempunyai rahim walau tak sekuat rahim wanita pada umumnya. Walau dirinya tahu jika dia bisa hamil, tetap saja, ia terkejut setengah mati.
Tidak mungkin! Ini bohong! Tabib itu pasti berbohong! Terus begitu. Kata-kata yang Shen Qiao lontarkan guna menenangkan perasaannya, malah membuatnya semakin gelisah.
Beberapa hari yang lalu, ia pingsan. Yan Wushi kebetulan ada disana, memeriksa Shen Qiao, tapi dia terkejut karena menemukan aura lain di tubuh Shen Qiao. Tak percaya dengan diri sendiri, dia memanggil tabib, dan gotcha! Apa yang ia rasakan tadi bukanlah sesuatu yang membahayakan. Tetapi, aura itu adalah aura anaknya, janin yang di kandung Shen Qiao.
Berbeda dengan Yan Wushi yang terlihat bahagia, Shen Qiao justru terlihat tertekan sekali. Pria bejat, dan arogan seperti Yan Wushi menanamkan benih dalam dirinya. Rasanya, Shen Qiao ingin menebas leher Yan Wushi, me-refund pria itu ke alam baka.
"Ah Qiao, jangan bersedih hati." Yan Wushi masuk, melihat punggung Shen Qiao yang membelakangi dirinya. Usai menaruh gelas berisi air hangat dan semangkuk bubur, ia bergegas menghampiri Shen Qiao, berdiri di depan pria itu. Menyandarkan punggung di dinding kayu.
Shen Qiao beranjak, berjalan dengan lesu. Nyaris saja jatuh jika Yan Wushi tak cepat merengkuh tubuhnya.
"Mengapa?" Suaranya tercekat. Matanya sayu, menatap objek yang sudah menghamilinya..."mengapa, master Yan menghamiliku?" Ia pingsan. Sekali lagi, Yan Wushi hanya menatap Shen Qiao tanpa mengeluarkan suara apapun. Mengangkat prianya dan membaringkannya.
"Aku hanya ingin tahu. Apakah kau akan membenciku atau tidak jika aku menghamilimu." Mengecup kening Shen Qiao, kemudian beranjak pergi. Tak ada ucapan maaf atau kata-kata manis, melainkan hanya kata-kata yang membuat hati Shen Qiao sakit.
Orang yang baru saja dibaringkan, menangis dalam diam. Tak ingin membuka kelopak matanya. Terlampau kecewa. Jadi, Shen Qiao hanya berpura-pura pingsan, dan akhirnya mendapatkan jawaban atas pertanyannya. Dia menyesal telah mendengar kalimat yang membuat hatinya seolah retak seperti kaca yang hancur.
Jadi? Yan Wushi hanya menjadikannya kelinci percobaan, heh? Pantas saja, hati pria yang sudah membuatnya hamil itu tidak memiliki perasaan. Karena hatinya hanya tahu bagaimana cara menyakiti orang, membuat masalah, dan mengundang permusuhan. Tak heran banyak orang yang ingin membunuh Yan Wushi. Termasuk dirinya. Tapi, tegakah dia membunuh ayah kandung dari anaknya? Cih! Shen Qiao bahkan tidak sudi mengakuinya.
Shen Qiao terus menagis hingga akhirnya terlelap karena kelelahan. Hati, jiwa dan raganya sudah lelah. Menjadi budak seks tanpa hubungan dan kepastian itu sangat tidak menyenangkan. Membuat perasaanmu di gantung.
Yan Wushi datang, melihat Shen Qiao sudah tertidur begitu damai. Ia mendekat, duduk di pinggiran...,"Ah Qiao, bangun." Jemari lentik dari pria bertubuh kekar, berambut hitam dengan sedikit putih dibagian poni itu menepuk pelan bahu Shen Qiao. Yang dibangunkan tak kunjung membuka mata.
Tangannya dengan lembut menyentuh pipi pemuda yang masih berbaring. Terlihat manis layaknya seorang bayi. Yan Wushi hanya menatap Shen Qiao lama, tidak beranjak atau melakukan hal lain selain memperhatikannya dan memainkan anak-anak rambut Shen Qiao. Tak banyak bertutur kata tetapi sangat pandai menggoda. Bahkan, ia secara terang-terangan mengatakan tidak tertarik pada tubuh montok ketua sekte Albizia. Tapi malah tertarik dengan Shen Qiao. Ugh~
Lama menatap wajah Shen Qiao, Yan Wushi baru sadar, jika ada jejak air mata yang tumpah di pipi Shen Qiao. Sudah kering tapi terasa kasar jika disentuh lagi. Apa yang terjadi dengan Shen Qiao? Ini belum sehari dia pergi tapi keadaan Shen Qiao terlihat begitu buruk. Tetapi, sejak Yan Wushi berdiri di luar ruangan, ia hanya mendengar suara rintihan dan isakan Shen Qiao. Apa yang terjadi sebenarnya?
Kelopak mata Shen Qiao perlahan terbuka. Walau penglihatannya masih buram, tapi ia tahu jika Yan Wushi ada di depannya sekarang. Shen Qiao menepis tangan Yan Wushi lalu duduk tanpa melihat wajah Yan Wushi.
Yan Wushi menaikkan sebelah alisnya, "ada apa denganmu?"
Shen Qiao diam. Rasanya hatinya mulai sakit jika mengingat perkataan Yan Wushi kembali. Hmph! Lihat saja, aku akan membunuhmu!
Tak kunjung mendapat jawaban, Yan Wushi menyentuh puncak kepala Shen Qiao, namun malah di tepis kasar.
"Ada apa denganmu Ah Qiao?! Kau bertingkah aneh!" Yan Wushi menggeram, seraya bangkit.
"Tidak ada hubungannya dengan ketua sekte Yan," Jawab Shen Qiao acuh. Ia tak ingin menatap wajah Yan Wushi, bisa tumpah lagi air matanya nanti.
"Kau kenapa sih?!" Yan Wushi berkata marah, kedua alis mata bertaut. Dengan kasar mendorong Shen Qiao hingga punggungnya membentur kepala ranjang. Tangan Yan Wushi menjepit dagu Shen Qiao, membuatnya mendongak paksa.
"Katakan padaku! Apa yang terjadi padamu?"
"Ketua sekte Yan, mengapa marah? Memang apa urusannya diriku denganmu?"
He? Benar juga. Mengapa Yan Wushi harus marah? Tidak-tidak! Ini tidak benar. Seorang ketua sekte bulan jernih marah karena seseorang mengacuhkannya? Gila!
Yan Wushi terdiam. Cengkramannya melonggar. Sedikit menjaga jarak dengan Shen Qiao, memberikan pemuda yang masih menunduk itu ruang.
Helaan nafas terdengar dari pria yang terlihat sedikit lebih tua tapi masih terlihat tampan. Yan Wushi bangun, menyampirkan tangan kebelakang.
Pintu digeser, sebelum benar-benar pergi, Yan Wushi menolehkan kepala ke belakang..." Ah Qiao, aku tidak tahu ada apa denganmu. Sejak tadi kau terus menangis dalam tidurmu. Entah apa yang kau impikan aku tak tahu." Lalu pergi dari kamar inap.
Ah? Apa? Apa katanya tadi? Menangis? Tidur? Mimpi? Tunggu dulu!
Shen Qiao bangun tergesa-gesa, menggeser pintu dengan kasar. Melihat Yan Wushi masih belum pergi terlalu jauh, ia menahan pria yang lebih tua.
Yan Wushi tak menoleh, tapi tersenyum miring. Ah...
"Apa maksud ketua sekte Yan?"
Yan Wushi sedikit senang, melihat wajah bingung Shen Qiao adalah hiburan tersendiri baginya.
"Aku tertidur sambil menangis? Apa aku bermimpi?" Tanya Shen Qiao tak sabaran, ingin mendengar jawaban Yan Wushi. Tapi tak ada sahutan sama sekali.
"Bukankah ketua sekte Yan menghamiliku?"
Yan Wushi menghadap belakang, dimana Shen Qiao masih dengan wajah pias dan bingungnya. Raut wajahnya jelas terlihat kaget, atau lebih tepatnya tidak percaya.
"Ooh? Jadi karena itulah kau mengacuhkan aku?" Shen Qiao langsung mendongak. Keduanya bertatapan.
Yan Wushi tertawa keras, Shen Qiao merasa malu dan bodoh. Ah benar-benar...
Yan Wushi maju, menahan tubuh Shen Qiao. Menyentuh perut rata pria yang sudah membuatnya hampir gila karena amarah, " Kau ingin mengandung anakku? Akan ku kabulkan."
Shen Qiao sontak mendorong Yan Wushi. Mundur beberapa langkah dengan wajah blank-nya. Jadi... dia hanya bermimpi buruk? Tapi mengapa terasa sangat nyata sekali? Lebih parahnya lagi, ia mempermalukan diri sendiri di depan Yan Wushi.
Ya Tuhan!!
.
.
.
.
.Tbc.. Jangan lupa tekan ⭐ nggak susah kok. Tinggal pencet doank.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS || YanShen |BL (DROPPED)
FantasiYan Wushi, pria yang suka berkata sarkas dan kasar. Bertemu dengan Shen Qiao, mantan ketua sekte gunung Xuandu yang tidak pernah mempunyai dendam bagaimanapun orang-orang menyakitinya. Yan Wushi berniat membuat Shen Qiao memiliki perasaan benci dan...