3|| Male Pregnant

2.5K 201 30
                                    

Shen Qiao terbangun dari tidur panjangnya, lebih tepatnya sadar dari pingsannya. Matanya menyipit menyesuaikan cahaya yang masuk. Kelopak mata itu seolah-olah dipaksa untuk terbuka setelah tertutup untuk beberapa lama. Masih sama, penglihatannya buram.

Shen Qiao bangun, langsung meringis merasakan nyeri di pinggangnya. Otaknya kembali mengingat kejadian dimana Yan Wushi menodainya lagi dengan sangat buas.

"Haaaah." Helaan nafas lembut keluar. Shen Qiao meraih tongkat bambu yang ada di samping tempat tidur, mencoba bangun dari ranjang, dan hampir saja tubuhnya menghantam lantai kayu jika seseorang tidak menahannya.

Yan Wushi masuk ketika melihat Shen Qiao hendak terjatuh. Dengan wajah tanpa dosanya, menahan tubuh ringkih Shen Qiao yang tadinya akan ambruk.

"Apa kau tidak pernah diajari cara berdiri yang benar?" Tanya Yan Wushi sambil membantu Shen Qiao duduk.

Shen Qiao mendengus, "memangnya gara-gara siapa aku tidak bisa berdiri dengan benar?"

Yan Wushi tertawa.

"Ah Qiao oh Ah Qiao..." Yan Wushi menuangkan teh untuk Shen Qiao, kemudian melanjutkan kalimat, "itu bukan salahku, kau saja yang terlalu lemah oleh seranganku," Katanya.

"Tetap saja, master Yan adalah ketua sekte terhormat, tapi sangat bejat terhadap mantan ketua gunung Xuandu. Tidak berbelas kasih. "

Yan Wushi menghampiri, memberikan cangkir teh di tangan Shen Qiao.

"Naif sekali. Seharusnya, kau berterimakasih kepadaku karena telah merawatmu. Memperkosamu adalah bayaran yang paling murah."

Shen Qiao rasanya ingin menampar mulut lemes Yan Wushi. Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal yang seperti itu? Apakah dia mengira dirinya seorang pelacuran?

"Maaf merepotkan ketua sekte," Ucap Shen Qiao sambil meminum air.

Yan Wushi meneguk air liurnya paksa. Melihat jakun Shen Qiao yang naik turun membuatnya horny lagi. Haruskah ia melakukannya lagi dengan Ah Qiao-nya? Tidak masalah bukan?

Pada dasarnya, Yan Wushi memang tertarik dengan Shen Qiao, pria itu tidak akan pernah percaya jika Shen Qiao tidak memiliki dendam sama sekali terhadap dirinya ataupun orang lain. Karena itu, ia mencoba menguji kebenaran dibalik wajah Shen Qiao, bukannya berhasil, Yan Wushi malah terjebak dalam zona nyaman. Tak bisa lepas dari Shen Qiao, bahkan selalu ketagihan menjamah tubuh kecil Shen Qiao.

"Apa kau tidak membenciku Ah Qiao? Setelah apa yang aku lakukan padamu?"

Shen Qiao menatap ke depan, tempat Yan Wushi berdiri sambil menyender di dinding.

"Aku tidak membencimu, tapi aku sangat kesal dan marah padamu karena berbuat sesuka hati."

Yan Wushi tidak percaya. Setiap orang yang ia temui selalu bersifat munafik. Karena perkataan Shen Qiao, rasa untuk menguji pria muda itu semakin kuat.

Yan Wushi melesat cepat, pergelangan tangan Shen Qiao, menguncinya kebelakang tubuh. Wajah keduanya bersentuhan.

Yan Wushi berbisik, "Benarkah? Kau yakin?"

Hampir saja Shen Qiao mencium pipi Yan Wushi ketika pria itu menghadap samping.

Ada rasa marah, kesal dan tidak terima dalam diri Shen Qiao, tapi rasa benci itu sama sekali tidak muncul dihatinya. Tidak tahu apa alasannya, biar bagaimanapun Shen Qiao ingin membenci Yan Wushi, pria itu sudah menolongnya dan merawatnya, hanya saja bayarannya mengapa harus tubuhnya?

Bukankah itu artinya, keduanya sudah tidak memiliki hutang budi lagi? Lalu mengapa Yan Wushi bersikap dan bertingkah yang membuat Shen Qiao merasakan hutang budi lagi?

I'M YOURS || YanShen |BL (DROPPED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang