Tak perlu banyak bicara

108 25 4
                                    

   CIEEEEEE... Nungguin authornya apdet yaaaa. Tenanggg, aku kembali dengan cerita yang membuat bulu kuduk kalian tegar tengkuk. Gak konsisten lah istilahnya. Oke, tanpa berlama-lama mari kita masuk ke alurnya yaaa...

            "Eh... Bapak ngapain? Kok dia  ditangkap pak? Dia salah apa pak sampai digituin?" tanya wanita berjas dokter itu sambil menahan gerakan dari sang polisi yang membekuk Nilam diatas lantai. Tetapi sang polisi yang melihat pergerakan tangan dari sang wanita langsung menatapnya tajam, tapi tatapan tajam itu dibalas datar oleh sang dokter dan langsung berupaya mengambil Nilam kembali.

             "Maaf, tapi anak ini terjerat kasus pem- . tapi jika boleh tahu, ibu punya hubungan apa dengan gadis ini? " tanya sang polisi sembari memainkan kumis tipisnya. Sang dokter yang tak punya jawaban apa-apa langsung memutar otaknya. "Dokter dan penjaga dia, jadi... Saya yang selalu jagain dia dan berhak untuk tahu apa yang terjadi dengan gadis yang saya jagai. "

             "Apa? Penjaga? Kamu yang seorang wanita menjaga anak sekecil ini. Jangan bercanda," ucap sang polisi meremehkan. Dan tentunya sebagai seorang yang punya martabat, dokter Maria langsung menegaskan dengan wajah yang separuh emosi. "Jadi maksud anda, saya tidak bisa menjaga anak ini dengan baik. Saya ditugaskan untuk selalu menjaga anak ini, jadi saya-"

            "Apa tadi kamu bilang? Selalu menjaga anak ini... Lebih tepatnya berapa jam anda mengawasi, ibu Maria? "

     Sang polisi sedikit memandang kearah dokter Maria, lalu mengubah wajahnya menjadi tatapan menyelidik.

            "Hmmm... hampir setiap jam saya ada di samping dia." Tentu saja jawaban itu membuat dahi sang polisi semakin berkerut.

            "Oke, kalau kamu seharian penuh sama dia. Lalu saya mau tanya, tadi siang dia pergi kemana?"

            "Pak, kan saya tadi dah bilang. Hampir setiap jam, jadi saya gak 24 jam/ seharian penuh di samping dia. Selain itu pak, dia kenapa ditangkap dan dibekuk kayak gini? Bahaya un-"

            "Anda tidak boleh tahu, ini rahasia kepolisian."

            "Kalau begitu, saya juga melarang bapak untuk keluar. Karena ini area rumah sakit. Dan bapak membawa paksa pasien kami secara paksa," ucap sang dokter wanita itu yang langsung menarik tubuh Nilam dari tangan polisi yang mengikat tangannya. Gerakan tiba-tiba itu tak diketahui oleh sang polisi, yang membuatnya hampir terjatuh.

             "Ahhhhh, dia ditahan karena dugaan kasus pembunuhan di sebuah mobil. Yang membuat beberapa orang dari pihak kepolisian terluka pa-" jelas polisi itu sambil memainkan janggut hitam tipisnya.

            "Tunggu, mana mungkin seorang anak kecil bisa membunuh orang dewasa. Dan juga... apakah bapak punya bukti terkait perbuatan yang tidak mungkin dilakukan oleh anak sekecil ini? Dan jika tidak punya bukti, bapak dipersilahkan untuk kembali ke mobil. Terimakasih," Wajah sang dokter langsung berubah menjadi senyuman beribu makna.

            "Saya punya buktinya, anda mau lihat bukti dari pembunuhannya ataupun... Jika anda tak suka melihat yang berdarah-darah, anda bisa-"

             "Yaudah, mana bukti dari sidik jarinya bahwa dia pelakunya? Dan bukti bahwa memang itu sidik jari dia juga, " jelas sang dokter supaya bukti itu lebih jelas dan tak diklaim sepihak.

             "B-belum ada bukti yang sangat jelas bahwa dialah pelakunya, tapi-" Sang polisi kembali menjawab dengan sedikit terbata-bata, yang membuat sang dokter geram.

      Tentu saja geram, seorang petugas keamanan seharusnya sudah dilatih dalam berbicara yang jelas. Tapi ia seperti polisi yang tak lulus dengan baik, dan seharusnya ia masih ada di akademi kepolisian. Tapi... Yasudahlah, setidaknya uang mereka tak pernah habis setelah digunakan untuk pendidikan dan hal lain.

         "Bicaranya yang jelas, jangan plin-plan dan gak jelas. Anda polisi kan? Jadi cerminkan bahwa kamu polisi sungguhan, bukan orang yang  terlalu cepat jadi polisi. " Wajah datar dari sang dokter membuat derma sang  polisi memerah, ia seakan dipermalukan didepan umum.

          "APA KAU BILANG? KAU PIKIR AKU POLISI YANG SUKA MEN-"

          "Pakkk... Di rumah sakit gak boleh berisik lohhh, dan juga kalau misalnya orang itu marah saat dia merasa tersinggung. Jadi bapak artinya... "

          "EAHHHH... Semua, ayo balik. Jangan tanggapi dokter gila didepan kalian, " tegas sang petugas yang langsung berbalik arah dan melepaskan tahanan tangan dari Nilam dan keluar dengan wajah malu bercampur marah.

           "Akhirnyaaa... Ilmu julid yang udah lama pengen dipraktekkin, bisa kucoba sekarang. Tapi julid itu aslinya baik atau buruk deh? Ah, udahlah. Kita bahas itu nanti. " gumamnya sembari berjalan pergi ke ruangannya, tapi suara orang terjatuh membuat perhatiannya diambil kembali.

  BRUKKKK... KRIETTT

       Dan kalian pasti berpikir bahwa Nilam lah yang terjatuh, tapi ternyata...

     ~~~~~

   Disaat Terto sudah tak bernyawa, sang sisi gelap dari jiwanya perlahan bangkit kembali. Sisi yang selama ini hanya muncul saat ia sudah tak sadar diri. Perlahan ia berkelana ke seluruh tempat untuk mencari wadah yang tepat.

            "Ahhh, sungguh melelahkan. Oh iya dia kan harus tetap hidup selama aku pergi. " Sang sisi gelap perlahan kembali dan memasang jantung buatan yang membuatnya tetap bisa berdetak.

           "Oke, artinya sekarang..." Tetro yang merupakan kepribadian tersembunyi dari Terto langsung berkelana sambil mencari benih yang tepat, sehingga bisa dikembangkan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan awalnya.

            "Yang inii... gak cocok, lebih banyak dosa dari setan itu sendiri." Ia menunjuk ke seorang wanita yang tengah berjoged dengan baju panjang yang disertai celana. Entah kenapa ia memamerkan gerakan dan tubuh yang molek meskipun berbalutkan kain yang cukup tebal. Tetapi gadis itu tidak sendirian di depan bangunan berkilau itu, ada beberapa orang yag mengikutinya.

       Tetro yang masih melayang di udara terus mencari hingga radius 10 kilometer, dari rumah hingga bangunan tua yang kadang didatangi para pengganggu yang penasaran akan keberadaan setan. Hingga ia mendapati sebuah bangunan dengan banyak mobil polisi.

            "Hahhh, gaada yang cocok ternyata disin-"

   WHOOS

            "EH... apa itu?" sebuah suara layaknya api terdengar di telinga Tetro, matanya langsung mencari kesegala arah. Dan asal suara itu berasal dari sebuah mobil bertuliskan kepolisian, dan sebagai mahluk penasaran iapun menengok kedalam mobil itu. 

         Ternyata didalamnya ada seorang pria yang tertidur pulas, semua terlihat normal. Tapi tidak bagi seorang mahluk penasaran seperti Tetro, ia melihat ada sesuatu yang berbeda dari manusia lain. Hatinya penuh kebencian dan amarah akan sesuatu hal, tapi diantara api kebencian yang bergelegar. Ada sebuah rasa bersalah serta kesedihan karena kehilangan seseorang.

            "Menarik, jarang sekali ada orang yang memiliki kebencian sepekat ini... HAHAHAHAAAA, AKHIRNYA WADAH YANG COCOK." Tetro tertawa dan tersenyum lebar atas hasil temuannya itu, dan tanpa pikiran panjang ia langsung menembus mobil polisi dan memasuki tubuhnyaa.

            "Akhirnya sesuatu yang leb- BUMMM." Saat Tetro memasuki tubuh pria itu, ada sesuatu yang mengeluarkannya dan mencegahnya masuk. Tetro yang kaget langsung mencoba masuk kembali kedalam tubuh itu,dan hasilnya tak berbeda jauh. Rohnya terus terpental dan didorong keluar.

            "Eh tunggu, kayak kenal sama auranya. Jangan-jangan... "

   APA HUBUNGAN ANTARA TETRO DAN PRIA MISTERIUS ITU?

      BERSAMBUNG

         

NilamWhere stories live. Discover now