empat

90 88 34
                                    

vote dlu sebelum baca biar ga lupa. makasih🙏

Saat ini Gempano ddk sedang menunggu pelajaran terakhir. Guru killer bertubuh gempal dengan kepala botak. Beliau adalah Pak Yuyun yang belum masuk kelas sejak 15 menit lalu.

"Lo beneran suka sama Tia apa cuman main-main Gem?" bisik Nathan serius. Sebenarnya Gempano duduk dengan Tia, tapi karena kejadian tadi pagi di gerbang, Gempano berniat marah dengan Tia. Tapi sepertinya Tia tidak peduli. Sekarang disinilah Gempano duduk, dengan Nathan. Fyi. Nathan duduk sendirian dan Gempano yang sementara duduk disebelahnya, Gevan dan Nyoman duduk sebangku.
Bagi Nathan bukan hal asing lagi saat Gempano mendekati gadis-gadis dan di respon baik oleh mereka, tapi saat Gempano mendekati Tia kenapa tidak mendapat respon yang baik malahan gadis itu bersikap malas.

"Kagalah nyet maen-maen doang gua mah." balas Gempano songong.

"Lo punya adek perempuan Gem, lo bayangin kalau adek lo di mainin sama cowok modelan kaya lo. Gimana?" ucapan Nathan membuat Gempano bungkam.

"SELAMAT PAGI ANAK-ANAKKU TERCWINTAH" sapa Pak Yuyun.

"Pagiii Pakkk" serentak membalas kecuali Gempano yang masih melamunkan perkataan Nathan.

Atensi Pak Yuyun berpindah pada Gempano yang sedang diam melamun.
"Heh kamu bencana alam!. Kenapa ga jawab salam saya?" tegur Pak Yuyun pada Gempano yang melamun.

"Gem itu Pak Yuyun dateng" bisik Nathan sambil menepuk pelan bahu Gempano.

"Ha? gimana?" kata Gempano yang belum sadar akan kehadiran Pak Yuyun.

"GEMPANO!!! INI MASIH PAGI KENAPA SUDAH MELAMUN" ujar Pak Yuyun sedikit berteriak.

Gempano tersadar dan langsung memasang wajah lemas. "Dihh, kamu sakit Gempano?" tanya Pak Yuyun sinis.

"Iya pak, saya sakit alergi liat muka bapak" jawab Gempano santai yang membuat murid-murid di kelas itu menahan tawa.

"HADUH KURANG AJAR YA KAMU! Keluar SANA DARI PELAJARAN SAYA!" jelas Pak Yuyun marah karena ucapan Gempano sudah kelewat santai. Dan dengan sangat santainya lagi Gempano menyelonong keluar tanpa pamit.

"Ayo anak-anak buka halaman 167 kerjakan 5 soal fisika itu,jika sudah selesai langsung dikumpul didepan!" titah pak Yuyun.

"Baik pak!"

Disisi lain, Gempano malah dengan asiknya menggoda adik kelasnya di perpustakaan. Erika, nama adik kelas itu.
"Eh neng Erika tau ga sih, kenapa lorong koridor di sekolah kita itu dibuat lurus?" tanya Gempano dengan senyum buaya andalannya.

"Hehe Erika ga tau kak" jawab Erika dengan malu-malu. "Emang apa ya kak?" lanjut Erika.

"Karena itu pertanda kalau lo cuman boleh jalan ke hati gua, ga boleh ke lain hati" jawab Gempano. Bisa dilihat kalau pipi Erika bersemu merah.

"Ahh kak Gempa bis-" belum selesai Erika menjawab, tiba-tiba kalimatnya terpotong seseorang yang baru saja datang.

"Jadi gini ya Gem, katanya sih udah tobat eh ternyata masih aja buaya" kata gadis itu. "Nama lo Erika ya? gua bilangin sama lo jangan mau sama Gempano, dia buaya. BYE." lanjut gadis itu sembari mengibaskan rambut sebahu nya angkuh. Tia, gadis itu adalah Tia. Dia diminta untuk mengambil buku fisika diperpustakaan padahal sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi dan naasnya bertemu dengan buaya.

"Kenapa Titi sayang? Kamu cemburu?" balas Gempano dengan suara dibuat buat. Tadi saat dikelas niat Gempano yang akan pura-pura marah kepada Tia sudah terlupakan oleh Gempano sendiri.

"Aku pergi dulu kak, permisi" pamit Erika, karena dia berpikir kalau Tia adalah pacar Gempano dan takut akan dilabrak.

Tia melirik sinis Gempano lalu pergi ke rak buku untuk mengambil buku yang dicari.

Sudah 15 menit lebih tapi buku yang di cari Tia tidak ketemu. "Ga ada kan? Ayo kekelas udah mau pulang" ucap Gempano.

"Kekelas aja sendiri." balas Tia yang membelakangi Gempano.

Kring kring kring...

"Ayo pulang bareng!" ajak Gempano tak sabar.

"Gak. Makasih. " jawab Tia jutek.

***

Oke gais makasih, jangan lupa votmen💛

GEMPANO(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang