sembilan

84 86 22
                                    

menghai

*
up lagi jangan lupa menghargai ya dengan cara vote.

*
biar saya makin semangat🙏


"Hai kak, aku Fania. Aku boleh minta tolong ga kak?" sapanya ramah.

"Hmm. Apa?" balas Tia.

"Aku mau minta nomor Kak Gempano kak, aku liat kakak sama kak Gempano deket gitu." jelasnya hati-hati.

"Haduh Fania, maaf ya gua gapunya nomor Gempano." jawab Tia. "Eh bentar coba gua mintain temen gua ya." lanjutnya.

"Gimana kalau aku save nomor kakak, terus nanti kakak kirim nomor kak Gempano nya kak, boleh?" ujar adik kelas itu.

"Ah iya hooh boleh." jawab Tia.

Setelah adik kelas itu menge- save nomor Tia, ia langsung pergi. Oh ya sebelumnya Lisa dan Uis sudah pulang duluan karena sudah dijemput. Sedangkan Tia belum dijemput.

***

"Oke sekarang yang luka parah langsung ke rs aja ya harus pokoknya! Khusus lo Nathan lo ke rs ditemenin Putra. Gua duluan ada urusan." titahnya. Sebenarnya Gempano akan kembali ke sekolah, firasatnya mengatakan kalau Tia masih berada di sekolah.

Hari semakin sore jam menunjukkan pukul 17:30. Dan benar saja saat sudah sampai disekolah, Gempano melihat Tia duduk sendirian di kursi tunggu sekolah. Mungkin belum di jemput atau memang tidak dijemput. Gempano turun dari 'Redvelvet' motor sport hitam kesayangannya  dan melepas helm lalu menghampiri Tia yang belum sadar akan kehadirannya.

"Kenapa belum pulang, hm?" tanya Gempano.

"Belum dijemput." jawab Tia seadanya. Ia memang belum dijemput kata sopir mobilnya sedang mogok mendadak dijalan. Ingin pesan ojol tapi handphone - nya mati karena habis baterai setelah mengangkat telpon sopirnya. Meminta jemput kakaknya? Kedua kakaknya pasti memaksakan untuk sempat menjemputnya padahal ia tengah sibuk kuliah dan bekerja mengurus perusahaan ayah mereka, walaupun mereka tulus menjemput tapi gadis itu tak tega merepotkan kedua kakaknya. Satu-satunya pilihan ya hanya menunggu.

"Ayo gua anterin!" ajak Gempano tulus.

Tia berpikir sebentar dan akhirnya mengiyakan ajakan Gempano untuk diantar pulang. Dari pada menunggu sopirnya yang lama.

"Pengangan nanti jatoh, nanges." ledek Gempano.
"Iya udah cepetan." bukan yang diharapkan Gempano, Tia malah berpengangan di bahu  Gempano. Padahal Gempano ingin dipeluk dari belakang.

Ada telpon ada telpon ada telpon, ayo angkat!
Rupanya Gempano menggunakan rekaman suaranya sendiri untuk nada telponnya.
'Orang Alay is calling...'

Gempano menghembuskan nafas kasar, baru saja ia ingin menyalakan motor tapi telpon itu malah mengganggu kegiatannya.
Sebenarnya apa mau Magma? Apa papanya sengaja mengganggunya yang sedang ingin menikmati perjalanan bersama calon pacar?

Dengan malas, Gempano menekan tombol hijau. Ia mengangkat telpon dari papanya.

"Hmm?" gumam Gempano saat mengangkat telpon.

"Kamu kemana sih ganteng? kok sore-sore begini belum pulang, gak baik anak perjaka nan suci seperti kamu pulang sore-sore. Cepet pulang nanti kamu di godain sama cabe-cabean!" cerocos Magma sampai membuat telinga Gempano pengap.

"Iya iya ini lagi otw bawa cecan," balas Gempano riang lalu mematikan telpon itu dengan sepihak.

"Kerumah gua dulu ya, udah sore sekalian bersih-bersih dulu badannya. Nanti gua yang bilang sama orang tua lo kenapa pulang telat." jelas Gempano menengok kebelakang dan tersenyum.

"Terserah," entah apa yang merasuki gadis itu sampai tidak menolak ajakan Gempano. Di dalam helm fullface- nya laki-laki itu tersenyum senang.

Tidak ingin berlama-lama, akhirnya Gempano segera memacu motornya dan meninggalkan sekolah. Kharisma nampak dua kali lipat dikuadratkan jika menaiki motor seperti ini, walaupun wajahnya tertutup helm dan yang terlihat hanya mata dan alis. Matanya yang tajam, alisnya yang tebal membuatnya tampak sempurna. asek bahasanya😭

dahlah males, agak lebay ini mah

***

menurut diri sendiri ini udh banyak sih, wkwk😭

GEMPANO(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang