enam

80 89 14
                                    


jangan lupa klik ikon bintang

*
jangan lupa follow

*
biar saya makin semangat. makasih💛🙏


Jam sudah menunjukkan pukul 10.00, sedangkan Tia masih belum sadarkan diri.

Sembari menggenggam tangan Tia, Gempano terus saja merapalkan doa agar gadis itu cepat bangun.

"Ti, bangun dong" lirihnya. Entah kenapa Gempano tidak tega bila gadis itu belum sadar juga.

"Gempano nanti kalau Tia udah bangun, lo disuruh Bu Pur kekantor!" ujar salah satu anggota PMR yang hanya dibalas anggukan oleh Gempano. Gempano masih sibuk memandang wajah gadis itu.

***

"Ngshh." lenguh gadis itu sambil membuka matanya pelan-pelan.

"Gempa?" ucap Tia saat melihat Gempano yang menunduk sembari memegang erat tangannya.
Gempano yang mengetahui bahwa Tia sudah sadar sontak mengangkat kepalanya memandang gadis itu.
Ia tersenyum karena gadis itu sudah sadar.

"Eh-eh lo kenapa?" tanya gadis itu salting.

"Lain kali kalau ga kuat jangan dipaksain Ti." kata Gempano tulus.

Tia yang tadinya bingung langsung menggangguk. Ia merasa senang, entah apa yang membuatnya senang.

"Ehem ehem aduhh." sahut seseorang dari pintu uks. Kedua remaja itu menoleh.

"Eh, Uis. Kok disini?" tanya Tia pada teman perempuannya.

"Ini disuruh Gempano." jawab Uis.

"Hm, gua yang nyuruh dia buat jagain lo."  ucap Gempano.

"Gua mau kekantor dulu, tadi dipanggil Bu Pur. Nanti balik kesini lagi." lanjutnya lalu pergi.

***

"Permisi." ucap seseorang.

"Sunat?"

"Nathan?"

Uis menggeplak kepala Tia. " Astagfirullah, lo kira khitanan?. Ini nama orang!!" dampratnya kasar.

"Kan emang bener Sunathan."  gumam Tia.

"Ehh maaf guys, ini gua disuruh sama Gempano buat bawain lo bubur. Dimakan ya Tia." ucap Nathan pada Tia yang duduk dibrankar UKS.

"Oke oke oke makasih Sunat, dah sana pergi!" balasnya tak tahu diri.

***

sedikit banget ya? sengaja biar lama
jangan lupa vote & komen! 🥳

GEMPANO(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang