Altair mendapat kabar dari bundanya malam-malam begini. Bundanya bilang, Kristal diculik. Mendengar itu, Altair benar-benar merasa khawatir. Dia segera menyambar jaketnya dan mengambil kunci motor. Saat, membuka pintu, Gema di depan sudah ingin mengetuk. Dia kembali menurunkan tangannya. Altair terlihat buru-buru. Bahkan tidak meladeni kedatangan Gema.
"Lo mau ke mana?" Gema menahan langkah Altair.
"Bukan urusan lo."
"Gue kakak lo, Al! Gue dateng jauh-jauh cuma mau berdamai. Mau ke mana si lo, buru-buru?"
"Gue sibuk, Gem! Gue harus pergi. Mending lo pulang, atau papa lo bakal nyariin lo."
"Gue harus tau lo ke mana." Gema yang kekeh, membuat Altair kesal.
"Kristal diculik, dan gue mau cari dia. Lo gak bakal tau Kristal siapa."
"Kalau gitu gue ikut. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa."
"Nggak usah peduli sama gue. Pulang aja sana."
"Gue tetep ikut."
"Terserah lo lah!"
Akhirnya, Gema membuntuti Altair dengan mobilnya. Mereka berdua sampai di panti asuhan milik Tina. Di sana Tina terus menangis, meski sudah ditenangkan oleh yang lain.
"Al, Kristal. Dia diculik."
"Kenapa bisa Bunda? Memang anak-anak ke mana?"
"Anak-anak pergi ke pantai, dan sampai sekarang, Kristal yang belum pulang. Bunda dapat telepon, jika Kristal diculik. Dia mau Bunda menebus biaya yang besar. Bunda dapet duit dari mana Al?"
"Sialan. Katanya dia di mana Bunda?"
"Di jalan ... gedung ...."
"Al yang bakal bawa pulang Kristal dengan selamat tanpa memberi uang. Bunda harus percaya sama Al."
Saat Al ingin menghidupkan motornya. Gema menahannya lagi. "Lo nggak bisa gegabah begini, Al. Gue takut lo kenapa-kenapa."
"Terus gue biarin adik gue kenapa-kenapa? Kristal segalanya buat gue, Gem! Kalau gue nggak bertindak dari sekarang, gue takut Kristal nggak baik-baik aja."
"Gue bakal ikut."
"Bahaya. Gue nggak mau ngelibatin Lo. Gue nggak mau bikin ulah, karena lo maksa ikut."
"Gue tetep ikut!"
"Anjing lo lama-lama ya. Udah naik. Kita nggak punya banyak waktu."
Altair mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Gema sampai takut, jika polisi melihat mereka berdua dan menghadang motornya.
"Lo telepon polisi. Buat polisi dateng sembunyi-sembunyi biar penculik nggak tahu. Kita jebak dia."
"Oke."
***
Di gedung tua ini, Altair mematikan mesin motornya, dari kejauhan. Dilakukan agar orang-orang di sana tidak tahu kedatangan mereka. Altair dan Gema berhati-hati saat melangkah. Mereka berdua bersembunyi, melihat orang-orang penculik ternyata ada tiga dan lebih parahnya lagi, anak-anak yang mereka culik tidak hanya Kristal. Ada empat anak kecil lainnya.
"Lo masuk dari arah sana, dan gue bakal masuk dari arah sini. Lo lawan dia, gue bakal lawan mereka berdua."
"Kita lawan bareng-bareng Altair. Lo nggak sehebat itu ngalahin dua orang kekar di sana."
Altair berdecih, "Ngeremehin gue lo?"
Altair dan Gema segera berpisah. Dari arah samping, Altair melayangkan pukulan keras ke salah satu penculik. Sedangkan, Gema, dia menendang salah satu kaki incarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mari Kita Berdamai dengan Luka (TAMAT)
Teen FictionStart : 15 April 2021 Selesai : 11 Juli 2021 Cerita ini hanya tentang luka. Tentang laki-laki, perempuan dan semesta yang saling mendapat luka. Ketiganya berjuang untuk hidup bahagia. Meski pada akhirnya salah satu mereka tetap terluka di jalur baha...