"APAAA?!! KAK JISA BILANG KE AYAH KALAU COWOK LO YANG HAMILIN DIA?!!"Wilona mengangguk murung, ia sedari tadi mengurung dirinya di kamar. Kalau saja rose dan dara tidak membuka paksa kamarnya, wilona mungkin tidak akan pernah keluar dari singgasananya.
"Wah sinting sih kak jisa, udah bikin rencana kita gagal, sekarang dia malah nyeret cowoknya si ona. Gak bisa dibiarin--" ujar dara berdiri, namun rose menahan tangannya.
"Dar, jangan gegabah.."
Dara mendengus "Apasih kak? Lo mau ayah beneran nikahin nathan sama kak jisa hah?"
"Ribut sama kak jisa juga gak bakal nyelesain semua dara, satu-satunya cara cuma tian. Dia harus tanggung jawab"
Dara lagi-lagi berdecak "sinting! Si tian juga goblok! Mau aja bikinnya gak mau tanggung jawab!" Sarkas dara.
Ting!
Ide cemerlang terlintas di otak wilona, ia tiba-tiba bangkit.
"Gue punya ide!"
"..kita harus paksa kak tian ke rumah!"
Rose menganga "y-ya ayosih..cuma gimana caranya?"
"Buat nyeret kak tian ke rumah, kita butuh bantuan kak jefan sama kak lucas, bisa kan?" Ujar wilona, dara dan rose menimbang.
"Setuju!"
Wilona mengangkat sudut bibir "lo pikir, bisa kabur tanpa tanggung jawab?" Monolognya sambil meremas foto tian.
- operation love -
"OM AMPUN OM! SAYA GAK SALAH OM!"
Retno melipat lengannya di dada, disebelahnya ada jisa. Ia menatap kosong ke depan sedangkan nathan terus memberontak karena kedua lengannya dipegang oleh dua bodyguard suruhan retno.
"Jisa, jelaskan. Apa saja yang dia lakukan sama kamu" ujar retno berbicara
Jisa menoleh "saat itu, ketika ayah dan wilona menonton bola..nathan masuk kedalam kamar jisa--"
Mendengar itu nathan sontak melotot "kak! Gue kan udah bilang gue salah masuk kamar!" Teriak nathan tidak terima
Brak!!
"Diam! Saya tidak menyuruh kamu untuk berbicara nathan!" Balas retno penuh amarah membuat nathan bungkam.
"Jisa kini tengah hamil, dan dia bilang bahwa kamu yang melakukannya.."
Nathan menggeleng "bukan saya om, saya berani sumpah. Demi tuhan saya gak pernah nyentuh kak jisa!"
Sedangkan jisa, ia tidak berani berbicara. Ia hanya menunduk menahan tangis.
"Tetap saja kamu salah nathan! Kamu diam-diam masuk menyelinap kedalam kamar putri saya!"
Nathan berlutut didepan retno "om, saya tau saya salah, tapi tetap saja bukan saya yang melakukannya. Saya tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak saya lakukan"
Retno tidak menatap nathan sedikitpun "Tidak, kamu harus bertanggung jawab. Besok kalian nikah, saya tidak mau cucu saya lahir tanpa ayah" finalnya berdiri meninggalkan nathan yang putus asa.
Nathan menatap jisa kesal, yang ditatap hanya menyungging senyum bersalah.
"Maaf, tapi gue gak punya pilihan lain.." ucap jisa sebelum meninggalkan nathan yang menunduk frustasi.
"ARRGHH! "
Wilona diujung sana berjalan menghampiri nathan, ia berjongkok menatap nathan pilu.
"Nath.. udah.." ucap wilona halus, nathan menatap wilona dengan tatapannya yang berkaca-kaca.
"Aku nggak ngelakuin itu wil..aku gak bisa nikah sama kakak kamu" ujarnya bersandar pada bahu wilona.
Nathan frustasi, ia sangat putus asa.
Wilona menepuk pelan punggung nathan "gue percaya sama lo kok nath, sekarang lo pulang ya?"
Nathan menatap wilona tidak percaya "kamu rela aku nikah sama kak jisa?!"
Wilona menggeleng "tentu enggak, aku nyuruh kamu pulang supaya kamu bisa nenangin diri. Aku sebenarnya punya cara supaya ayah percaya kalau bukan kamu yang ngelakuin itu sama kak jisa.."
"g-gimana?"
Wilona tersenyum "biar aku yang urus, sekarang kamu pulang ya?"
Nathan mengenggam tangan wilona erat "janji ya wil? Jangan pernah tinggalin gue.."
Wilona mengangguk "gue juga gak bakalan rela kalau lo jatuh di pelukan orang lain.."
TbcNathan sama jisa aja kali ya?
*plak.Gini nih otak author bar-bar, maunya sad ending melulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Operation Love! || nct
Short Story[SELESAI] Retno melarang keras anak - anaknya untuk menjalin hubungan. Karena di mata Retno, keempat anak gadisnya masih selalu ia anggap sebagai putri kecil yang harus ia jaga. Jisa, Rose, Dara ternyata tanpa sepengetahuan Retno diam-diam memiliki...