22) IKHSAN AND ALVIN

8 2 1
                                    

Sebagai ganti sabtu kemarin g up, saya double up nih hari ini. Lupyoo💋

***

Alvin baru saja selesai mandi, ia langsung turun ke bawah menemui Keluarganya dan Ikhsan. Ikhsan? Sejak kejadian hari sabtu kemarin membuatnya kepikiran tentang ibunya, apa yang ia sembunyikan.

Setelah sholat Ashar Ikhsan langsung menuju rumah Alvin yang merupakan sahabatnya itu.

"Kak Ikhsan nanti lanjut kuliah dimana?" Tanya Sella. Mereka semua sedang berada di meja makan, kebetulan Banyu dan Mega baru pulang kerja.

"Kampus Sel," Jawab Ikhsan.

"Pertanyaan lo aneh sella ..." Ucap Alvin yang berjalan menuju mamanya.

"Aneh-aneh, lo tuh yang aneh! Mandi aja lama banget kayak cewek!" Balas Sella dan diakhiri dengan jitakan keras oleh Alvin.

Mata Sella melotot menatap Alvin seraya memegang kepalanya. "Apa?!"

"Kak Ikhsan mau banget deh sahabatan sama lo." Kata Sella. "Jahat, sok ganteng pula. Kalau gue jadi kak Ikhsan malas kenal lo, dih." Sella menatap sengit Alvin.

Ikhsan pun ikut menatap Sella dan Alvin secara bergantian. "Capek gue kesini dengar lo berdua berantem terus." Celetuk Ikhsan.

Banyu tertawa. "Hahaha, tuh dengerin Ikhsan aja capek apalagi papa sama mama? Aduh, mending papa tidur deh." Ucap Banyu sebelum benar-benar pergi ke kamarnya.

"Kak lo lain kali ja-"

"Udah Sel, kamu dan kakak kamu kalau sudah kayak gini nggak bakal berhenti." Potong Mega. Mega dan Banyu memang berada di ruang makan bersama Ikhsan dan Sella.

Sella memasang wajah cemberut, bukan dia yang mulai tapi dia yang harus mengakhiri. "Gue do'ain lo masuk neraka!" Ucap Sella kemudian berlari menuju kamarnya.

Alvin yang mendengar itu hanya menatap Sella sinis, "nggak salah?!" Teriak Alvin.

"MIKIR SENDIRI!" Balas Sella.

Alvin pun duduk disamping Ikhsan. Mega memperhatikan Alvin dan Ikhsan. Tak terasa cowok yang ada dihadapannnya kini sudah dewasa, dulu mereka masih kecil baginya. Tapi sekarang tidak, tahun ini mereka akan menyelesaikan sekolah mereka dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Berharap keduanya terus bersama seperti waktu SD hingga sekarang.

"Ikhsan, mau lanjut kuliah dikampus mana?" Tanya Mega.

Ikhsan menatap Mega, "InsyaAllah di kampus jakarta aja, tante." Jawab Ikhsan.

"Bagus. Jagain mama ya, San, papa kamu belum pulang dari Medan?"

"Belum."

Mega mengangguk, "yaudah tante tinggal sebentar ke dapur dulu ya. Alvin, masukin motor kamu ke garasi mau hujan." Pintar Mega.

"Iya." Balas Alvin.

Mega tersenyum dan menyimpan piring-piring kotor ke belakang. "Bi Minah ... " Panggil Mega.

Ikhsan dan Alvin pun berdiri dari duduknya menuju ruang tamu karena di luar sudah mendung sedikit lagi akan turun hujan.

"Iya bu, ada apa?" Tanya Bi Minah saat sampai dihadapan Mega.

"Itu bi, jemuran tolong dimasukin mau hujan." Jawab Mega.

"Oh iya, baik bu." Mega hanya tersenyum dan lanjut membawa piring-piring kotor ke belakang.

Hujan deras turun membasahi tanah dan dedaunan yang tadinya kering kini basah akibat air hujan yang turun. Suara petir bergemuruh diiringi kilat yang tembus di jendela rumah Alvin yang tertutup gorden cokelat.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang