10) PERKELAHIAN

12 2 0
                                    

Dentuman musik terdengar jelas hingga menggema ke seluruh gedung mewah nan besar yang disewa itu. Semua yang hadir menampilkan wajah bahagia tiada satu pun yang gunda hari ini, bahkan Meylani,Alvin, Wulan, dkk, yang sudah tiba deluan dari pada Dania menikmati acara malam ini.

Lebih dari belasan orang yang hadir, namun hati Jessica yang merayakan party sebesar ini masih terasa kosong dan sepi. Ia merasa ada yang janggal, orang yang ia tunggu belum datang dan tidak memberikannya kabar. Matanya mulai menyelusuri setiap sudut gedung tersebut di lihatnya Alvin,Andi dan Ando, tapi ia tidak melihat Ikhsan, cowok yang ia tunggu kedatangannya. Ia juga melihat Meylani dan Wulan tapi tidak ada Dania. Perasaan Jessica semakin tidak beres. Ia bertanya-tanya dalam hatinya kemana Ikhsan dan Dania.

Semenit kemudian muncul lah seseorang yang ia tunggu kedatangannya.

Tangan Jessica mengepal sempurna dan semua orang yang ada disana mengalihkan pandangan mereka kepada dua orang yang sangat jarang mereka lihat kedekatannya dan malam ini mereka melihatnya dengan jarak yang begitu dekat.

Langkah demi langlah Ikhsan dan Dania mendekat kearah Jessica, Dania mengaitkan tangannya di lengan Ikhsan membuat Jessica terbakar api cemburu, dadanya sesak, ingin rasanya ia memberi Dania pelajar saat ini juga tidak perlu banyak atau sedikitnya orang yang melihat apa yang ia lakukan namun, semua itu ia renungkan saat melihat Ikhsan sudah berdiri tepat di hadapannya dengan wajah datar dan juga cewek di sebelahnya yang tersenyum seakan tidak berbuat salah.

"Happu birthday." Ucap Dania dengan senyum seraya mengulurkan tangannya kepada Jessica.

Jessia tidak minta menggubris ucapan Dania yang sudah berani pergi ke pestanya bersama Ikhsan. Pandangannya beralihkan ke Ikhsan yang masih menatapnya datar.

Dengan raut wajah tidak suka Jessica membalas uluran tangan Dania, "than you. Ow, can you leave the two of us alone?" Ucapnya pelan namun menusuk.

Dania tersenyum kecil dan perlahan melepas tangannya yang berkaitan dengan Ikhsan, Ikhsan hanya diam tidak menunjukkan ekspresi apapun. Kemudiam Dania berjalan menuju ke tempat di mana kedua sahabatnya berada dengan rasa sakit hati kembali.

Langsung to the point, "kenapa kamu pergi bareng dia? Bukannya kamu udah janji sama aku, kamu bakal temenin aku di acara party ini sampai selesai?" Tanya Jessica.

"Janji?" Jawab Ikhsan.

Ikhsan membuang napas kasar.

"Sejak kapan gue janji sama lo?" Lanjutnya.

"Oh gitu cara main kamu? Kamu datang ke sini bareng Dania biar aku nggak bisa deket kamu dan kamu nggak bisa temenin aku, iya kan? Dania cuma jadi cewek semalam kamu doang? Besok-besok udah nggak? Ternyata kam--"

"Jangan kebanyakan basa-basi deh," potong Ikhsan, "masih peduli gue sama lo, takut nanti gue jadian sama Dania lo tiba-tiba bunuh diri atau depresi mungkin." Tambahnya dengan percaya diri.

Jessica menarik kera baju Ikhsan yang memang kancingnya sengaja ia buka beberapa namun, tarikan dari tangan Jessica membuat kancing bajunya tambah terbuka dan kuku palsu Jessica yang cukup panjang menggores sedikit dada Ikhsan hingga menghadirkan sedikit perih.

"Lo masih ingatkan sama kata-kata gue? Ingat ya Radhi kata-kata gue nggak pernah main-main," ujar Jessica.

"Bagus. Karena emang penjahat, bajingan kayak lo nggak pernah berubah." Balas Ikhsan tajam seraya melepas cengkraman tangan Jessica dari kerahnya, kemudian berjalan menuju Alvin yang dari tadi memperhatikannya.

"Jangan menyesal kalau malam ini akan menjadi malam petaka bagi lo." Ucapnya lagi, hingga langkah Ikhsan terhenti.

Ikhsan berbalik dan kembali mendekat.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang