36) ARKA, NOT HIM

17 4 3
                                    

Kita pasti berkeinginan menjalani kehidupan dengan ketenangan dan kebahagiaan. Kehidupan yang tidak terus mengulang memuatar kembali masa lalu yang sangat menyakitkan. Tetapi kadang relaita dan kenyataan pun berbeda, boleh saja kamu mengharapkan karena tidak selamanya hidup kita diselimuti dengan kebahagiaan dan ketenangan, tapi bukan berarti kamu harus menyalahkan diri sendiri terhadap keadaan yang sedang kamu alami.

Orang lain bisa saja bersalah, asal memang benar dia yang melakukannya atau dia yang mengatakan sendiri dialah yang bersalah.

Kedua kaki Dania terus melangkah entah kemana ia akan pergi. Mengingat kejadian itu, membuat dadanya sesak. Setetes butiran bening terus menerus keluar dari kelopak mata indah Dania, sakit hati dan kecewa rasanya.

Banyak motor dan mobil yang berlalu lalang, hingga Dania sedikit terkejut melihat mobil tiba-tiba berhenti tepat di depannya. Tak lama, keluarlah Jessica sendirian dari dalam mobil tersebut.

Otomatis Dania sedikit memundurkan langkahnya dan menyeka air matanya.

"Ada gadis kotor nih disini, sendirian aja?" Ucap Jessica.

"Maksud lo apa gadis kotor?" Tanya Dania berani.

Jessica menatap Jessica serta dengan senyuman yang sulit diartikan. "Gadis yang udah di pegang sama kakak seniornya sendiri, ups!" Jessica menutup mulutnya, kedua tangan Dania di kepalkan ingin sekali ia menampar cewek di hadapannya ini. Tapi kali ini ia tidak ingin ribut dengan siapa pun, ia hanya ingin menenangkan diri.

Jessica berjalan pelan menghampiri Dania dan Dania hanya mematung."Bukan kakak senior, tapi pacar. Iya kan? Lo itu udah nggak suci Dania, jadi jangan sok polos!" Jessica berbisik disamping telinga Dania, membuat Dania menundukkan menahan rasa marah.

Jessica tertawa renyah dan mengelus halus rambut Dania. "Dania ... Dania ... Udah nggak pantes lo menyukai sosok Ikhsan, pantesnya lo sama Rama yang udah bi-"

Dania menghempas tangan Jessica kasar dan menatapnya tajam. "Gue masih suci dan gue nggak pernah di apa-apain sama kak Rama! Gue bukan cewek kotor yang lo maksud itu!" Ucap Dania tegas dihadapan Jessica.

"Aarrggghh ... " Pekik Dania, saat merasakan rambutnya ditarik oleh tangan Jessica.

"Jessica lepasain!" Dania berusaha melepas tangan Jessica.

Jessica tidak menggubris rintihan Dania. "Mulut lo perlu gue jahit biar nggak berani ngebacot di depan gue, iya?!" Bentak Jessica, menambah kekuatan untuk menarik rambut Dania.

Dania hanya memejamkan matanya. Sakit. Dania kembali menangis, kenapa ia tidak bisa merasakan sakit yang tidak datang dengan bersamaan? Ia bukan robot, ia manusia yang punya perasaan dan rasa sakit. Ia tidak kuat menahan rasa sakit semua ini secara bersamaan, dia seoarang wanita lemah, akan menyerah pada kehidupan jika seperti ini.

"Mau lo bilang kalau lo nggak kotor tapi pandangan gue lo tetap kotor! Dan nggak akan gue biarin Ikhsan jadi milik lo, paham? Sampai sekarang aja Ikhsan nggak balas perasaan lo karena dia tau lo udah KOTOR!" Jessica mendorong Dania hingga jatuh,siku tangannya terbentur batu bata yang tersusun rapih disampingnya.

Jessica berjongkok untuk menjajarkan tingginya dengan Dania. Kemudian mecengkram rahang Dania dengan kuat.

"Denger ya gadis kotor, gue nggak akan bikin hidup lo bahagia saat ketemu sama gue. Karena dekat dengan Ikhsan itu tandanya lo udah siap terima semua serangan gue." Peringat Jessica menatap tajam Dania.

Kemudian ia berdiri dan melangkah menuju mobilnya, meninggalkan Dania yang masih terduduk di bawah pasir dengan rambut acak-acakan dan wajah yang lesu.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang