56. HOME, AND DELIVE YOUR LOVERS TO HIS NEW HOME

9 0 0
                                    

Pukul 3 dini hari waktu London, keberangkatan yang di janjikan Regan kepada Devan menuju Indonesia terwujud. Regan mendapatkan tiket sesuai dengan yang ia ucapkan.

Sekarang Devan, Regan dan juga Jeflyn istri dari Regan berada di salah satu bandara terbesar di London, Inggris yakni London Heathrow Airport. Sebentar lagi Devan akan take off, dan itu membuatnya sedikit sibuk sekarang.

"Ten more minutes, Van,"

"Everything is ready." jawab Devan dengan senyum tipis.

"My condolences, Devan." ucap Jeflyn. Setelah mendengar itu Devan berbalik menghadap Jeflyn.

Jeflyn tahu suasana hati Devan sedang berduka sekarang meskipun di luar ia terlihat baik-baik saja.

"Thank you, I don't need to ask again how do you know all that." ujar Devan sedikit kekehan di akhir. Dari mana Jeflyn tahu sudah pasti dari suaminya sendiri, Regan.

Jeflyn tersenyum tipis mendengar ucapan Devan.

"Hug?"

Tiba-tiba? Kenapa? Devan kaget.

Mata Devan menyebar kemana-mana melihat sekeliling bandara yang sangat ramai dan sibuk, kemudian matanya tak sengaja menatap Regan dan Regan hanya mengangguk.

Jeflyn tertawa pelan, "oke--consider me your mother who is pregnant with your sister, so don't you want to hug your mother?" ujarnya.

Mendengar itu Devan tersenyum lebar dan akhirnya memeluk Jeflyn. Tak lama mereka melepas pelukannya.

Regan hanya bisa tersenyum. Ya, setidaknya di suasanan hari yang gelap ini, sisi gelap dalam hati Devan sedikir tersingkirkan meskipun iri akan kembali bersatu saat ia tiba di Indonesia.

"You come back here again?" tanya Jeflyn.

Devan menatap Jeflyn, "sure, there is still a graduation waiting for me."

Jeflyn terkekeh.

Astaga dia lupa kalau Devan belum wisuda, ya memang semuanya sudah selesai namun, waktu untuk menyelesaikan semua secara tuntas belum di umumkan. Jadi, selagi belum ia ketahui kapan ia wisuda, ia memilih pulang karena memang ia harus pulang.

Dan mendengar pengumuman bahwa sudah saat berangkat, ia pun segera bersiap.

"Ok, i'm leaving," ucap Devan seraya meraih tangan Regan.

Setelah mendengar itu, Regan berbalik menghadap Devan.

"Ok, ingat disana jangan gegabah, Terima dengan pelan and there you can cry as much as you want, but remember not to overdo it, it's not good. "

Devan menghembuskan napas, "baik yang mulia, " ujarnya dengan nada sedikit rendah tapi Jeflyn masih bisa mendengarnya.

Di dalam pesawat, Devan duduk sambil memandang awan dari jendela. Pikirannya melayang mengingat kembali tentang kekasihnya.

***

Seorang cewek dengan dress hitam simple, panjang sebetis, berjalan menuruni tangga demi tangga di dalam rumahnya. Ia menatap seorang laki-laki yang masih sibuk dengan ponselnya. Cewek itu menghela napas, laki-laki itu sama sekali tidak sadar keberadaan dirinya.

"Hadeh, habis nikah bukannya ngurus istri sama adik, malah sibuk terima telepon sana sini." ujar Dita dan berlalu pergi ke meja makan.

"Woi Dita, lo juga kalau masalah kantor ponsel lo berdering terus gue nggak pernah protes, ya!" teriak Delon tak terima.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang