25) UNNIVERSARY 1YEAR AGAIN.

11 4 5
                                    

Waktunya belajar. Itulah yang di lakukan Wulan di meja ruang tamu dengan setoples keripik kentang di sampingnya beserta novel yang sisa sedikit lagi sudah habis dibacanya.

Serius membacanya membuat Wulan mengabaikan beberapa pesan yang masuk di ponselnya.

"Nak Wulan... " Panggil Bi Sri seraya membawa barang seperti paket ke arah Wulan. Wulan yang sibuk menulis itu langsung berhenti dan menoleh ke sumber suara.

"Iya, Bi?" Jawab Wulan saat Bi Sri sudah di hadapannya dan seketika raut wajah Wulan yang tadinya biasa saja kini berubah menjadi bingung melihat barang yang dibawa Bi Sri. "Bibi bawa apaan? Dari mana?" Tanya Wulan.

Bi Sri meletakkan barang yang dibawanya diatas meja. "Bibi juga nggak tau nak, ini dikasih sama pak Riski katanya paket untuk nak Wulan jadi bibi bawa ke sini." Jawab Bi Sri.

Wulan mengernyit. "Paket? Ih, Bi, Wulan kayaknya nggak pesen barang deh kok ada paket?" Bi Sri pun bingung. "Bibi juga nggak tau, nak, yaudah bibi balik ke taman dulu. Di buka aja, nak siapa tau itu dari teman nak Wulan." Kata Bi Sri.

Wulan hanya mengangguk. "Iya deh, Bi, makasih yaa." Ucapnya dengan senyum.

"Ok nak."

Wulan meraih paket tersebut, melihat sekeliling paket itu mencari tau siapa pengirimnya. Belakangan ini ia jarang memesan barang, tapi kenapa tiba-tiba ada paket untuknya. Wulan mengerutkan keningnya. "Dari siapa ya? Entar kalau gue buka isinya boneka sama tikus mati lagi." Ucap Wulan ngarang.

"Tapi gue penasaran, buka nggak?" Wulan berbicara sendiri sampai ia memutuskan untuk membuka paket tersebut.

Paketnya tidak besar dan juga tidak kecil ya sedang-sedanglah. Wulan buka secara perlahan sampai ia menemukan sebuah kotak kecil cantik berwarna putih dan surat di atasnya. Tanpa menunggu lagi Wulan segera membuka kotak kecil itu dan ia kaget dengan isi kotak tersebut.

Wulan mengambil kalung
yang ada di dalam kotak itu dengan heran. Siapa yang mengirimnya kalung mewah ini? "Bagus banget kalungnya, siapa yang kirim? Wulan dan Dan ia nggak mungkin." Kata Wulan.

Wulan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bingung ini dari siapa. Dari pada mati penasaran mending ia membaca surat yang ada di atas kotak kecil tadi.

Happy anniversary ke satu tahun,Lan...
Setahun kita jalani hubungan dan lanjut dengan jarak yang sangat jauh, gue paham ini sulit buat lo tapi gue rasa ini udah nggak sulit lagi buat kita berdua terbukti dengan satu tahunnya kita bareng. Thank you for sticking with me. I love you.

Wulan tersenyum terharu saat membaca surat tersebut yang ternyata adalah dari Devan pacarnya. Ia bahkan tidak tau kalau mereka berdua sudah satu tahun bersama, ia kira Devan lupa dan dirinya juga lupa.

Tangan Wulan mengambil kalung mewah yang ia masukan kembali ke dalam kotak. "Bagus, aku suka." Kata Wulan. Sampai akhirnya ponselnya berbunyi memudarkan senyum yang ada di bibirnya namun, senyum itu kembali terukir saat melihat layar ponselnya terlihat nama kak Devan.

Wulan menyandarkan ponselnya di toples. "Halo... " Muncul muka dan suara Devan setelah Wulan mengusap tombol hijau ke atas.

Wulan tersenyum lebar. "Halo... "

Devan tersenyum melihat senyum pacarnya itu sangat manis dan memperhatikan sekeliling Wulan. "Kamu belajar?"

"Iya, besok udah ujian."

Devan hanya beroh ria. "Kalungnya udah sampai?" Tanya Devan.

Wulan mengangguk. "Udah, kamu kenapa nggak bilang kalau mau kirim paket?"

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang