4) ANDI VS DANIA

18 3 1
                                    

Hari ini kebetulan guru-guru ada rapat jadi waktu belajar di percepat. Dania sedang berbincang dengan kedua sahabatnya di kantin sekolah mereka. Kantin mulai ribut karena kedatangan murid-murid lain.

Tak lama kemudian, datanglah manusia terheboh yang merupakan teman mereka juga. Lebih tepatnya Andi dan Ando. Hanya mereka? Tentu saja tidak Alvin juga bersama mereka. Namun, ada yang berbeda dengan Andi hari ini mereka sudah sangat kenal Andi, cowok itu selalu heboh dan tidak bisa diam tapi hari ini ia seperti patung yang tidak bersuara.

"Eh kenapa kok kelihatannya Andi beda gitu?" tanya Wulan kepada Ando yang berjalan menuju ke arah tempat duduk Wulan, Meylani dan Dania sambil memundurkan kursi untuk bersiap duduk juga.

Ando menggidikkan bahunya, "tanya aja sama dia."

"Sakit ya Ndi?" tanya Meylani.

Andi menggeleng, "terus? Kenapa muka lo di tekuk gitu?" Sahut Dania.

"Dia sama Ando pisah kelas." jawab Alvin.

Dania,Meylani dan Wulan langsung menatap Andi dan Ando secara bergantian. Mereka menghela napas, mereka kira Andi putus cinta,sakit atau ada masalah tpi ternyata hanya ini.

Sedih juga pisah dengan orang yang sudah lama sekelas bareng.

"Serius human judes?" Dania memastikan. Alvin pun menatapnya galak, cewek itu masih saja memanggilkan 'human judes'. "Hm." Jawab Alvin.

"Andi, nggak apa-apa kali beda kelas doang lo ah gue kira lo kenapa, hanya pisah kelas, kan? Bukan pisah sekolah?" ucap Wulan sambil melirik ke arah Andi, kemudian berganti ke arah Ando.

Andi menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela napas panjang, "kalian tuh nggak tau yang sebenarnya. Gue bukan sedih karena pisah sama Ando juga kali," ucap Andi, "biasa aja!" Lanjutnya seraya menatap Ando galak.

Ando memicingkan matanya, "gue juga biasa aja!"

"Masalahnya di kelas baru gue ada cewek yang mirip Kania. Oh Tuhan ..." Jawab Andi seraya mengusap wajahnya kasar.

Semuanya bersorak kepada Andi, yang di sorakin hanya bisa diam. Jujur, Andi mungkin sangat galau hari ini ia sudah berhasil melupakan Kania,mantannya tapi saat masuk kelas baru, wajah mantannya itu mulai terbayang lagi di pikirannya sampai sekarang.

"Move on,Ndi. Jangan di ingat-ingat terus." kata Dania sok bijak membuat Andi menatapnya tajam, "lo sendiri? Udah move on gue tanya!" Balas Andi sinis.

"Udah lah!" jawab Dania santai sambil menyeruput es jeruk miliknya. "Itu kak Rama, Ikhsan udah belum?" Tanya Andi yang membuat Dania terdiam.

Meylani langsung melempar Andi dengan botol bekas minumannya, "he! Kok lo bawa-bawa Ikhsan, sih?" Kesal Meylani.

"Diem lo,Dania Jawab!" balas Andi sinis namun, Dania tidak menjawab.

"Jawab nggak lo, nggak bisa kan? Yaudah sama, gue juga nggak bisa lupain Kania." ucap Andi yang mendapat tatapan tidak suka dari Dania.

"Apa!?" Tanya Andi galak.

"Kok lo gitu? Emang gue ada hubungan apa sama Ikhsan? Perasaan nggak ada tuh." Tanya Dania dengan tenang karena ia tau Alvin sedang memperhatikannya.

Andi terkekeh. "Adalah, hubungan sebagai gebetan yang tak terbalaskan, HAHAHAHA" jawab Andi, kemudian ia tertawa terbahak-bahak membuat Dania naik darah.

Brak!

Dania menggubrak meja kantin dan menatap Andi tajam, "ANDI!" Teriak Dania, Andi dengan cepat lari dan di susul Dania.

---

Dania terus mengejar Andi yang berlari dengan cepat, dalam hati Dania mengumpat Andi berkali-kali hari ini cowok itu sangat menyebalkan, oh tidak, setiap hari.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang