39) JESSICA DAN AMARAH

13 2 0
                                    

Ikhsan berjalan melangkahkan kakinya dengan cepat bersama Andi dan Ando. Andi menatap Ikhsan dengan serius, "anjir lo! Bisa nggak jalannya pelan-pelan? Lo mau gue mati? Udah dari tempat nikahannya kak Delon lari-larian sampai rumah lo juga sama aja." Protes Andi yang saat ini sudah mandi keringat.

"Berisik!" Balas Ikhsan yang sudah masuk ke dalam rumah besarnya itu yang sepi.

Mata Ikhsan langsung menangkap keberadaan pak Surya yang sudah menunggunya di depan pintu ruangan CCTV. "Pak mana kuncinya?" tanya Ikhsan tanpa menunggu jawaban pak Surya, ia langsung mengambil kunci yang ada di tangan pak Surya yang sebetulnya ingin diberikan kepadanya.

Ikhsan berhasil membuka pintu tersebut dan berjalan melangkahkan kakinya ke dalam diikuti oleh Andi, Ando dan pak Surya dibelakangnya.

"Pak, CCTV keberapa yang di pasang di tangga?" Tanya Ikhsan yang sibuk memeriksa seluruh layar monitor CCTV.

"2 den," jawab pak Surya. Ikhsan langsung beralih ke layar CCTV kedua yang di pasang tepat di tangga, dimana ibunya celaka.

Andi dan Ando saling bertatapan disela-sela kesibukan Ikhsan. Berharap Alvin datang lebih cepat sebelum Ikhsan mengetahui pelakunya.

Damn!

Pupil mata Ikhsan melebar saat melihat dua orang wanita sedang berbincang sampai pada akhirnya salah satu dari mereka celaka. Ikhsan melihat Jessica dan Hana yang waktu itu sedang berbincang di meja makan sampai pada Jessica mencelakai Hana kemudian pergi meninggalkannya.

Ikhsan mengepalkan tangannya dan menghentakkanya secara di layar monitor CCTV miliknya. "Shit! " umpatnua pelan dengan mata yang melebar dan memerah.

Pak Surya, Andi dan Ando yang masih ada di ruangan tersebut terkejut dan tidak percaya apa yang mereka lihat itu, ternyata Jessica pelakunya. Sialan!

Ando mencoba maju selangkah menenangkan Ikhsan namun di tahan oleh seseorang yang ada di belakangnya. Ia berbalik dan menemukan Alvin disana.

Alvin akan biarkan Ikhsan kali ini, karena ini adalah waktu untuk dirinya membalas apa yang telah mereka mereka lakukan kepada Ibunya.

Ikhsan berbalik, melangkah keluar dari ruangan itu tanpa menoleh ke siapapun dengan menahan emosinya. Tangannya masih terkepal sempurna.

Ando menoleh kearah Alvin, "Vin, Ikh-"

"Biarin. Biarin dia selesaikan semuanya, gue tahu ini waktu yang dia tunggu-tunggu. Jadi biarin." sela Alvin dengan tenang.

"Anu den, ayo susul den Ikhsan, saya takut den Ikhsan melakukan yang nggak-nggak den.. " ucap Pak Surya dengan wajah panik dan suara yang bergetar.

Alvin hanya bisa mengangguk dan mereka menyusul Ikhsan dengan pelan.

Ketukan pintu menggema dengan nyaringnya dalam rumah milik Jessica yang tak jauh dari rumah Ikhsan. Suara ketukan pintu beradu dengan teriakan keras dari Ikhsan.

"JESSICA KELUAR LO!" teriak Ikhsan yang masik mengetuk pintu rumah Jessica hingga tangannya memerah.

Mencoba membuka knock pintu rumah Jessica, dan ternyata pintunya tidak terkunci. Ikhsan menerobos masuk kedalam rumah milik Jessica, dan melihat seorang gadis sedang menonton TV sendirian. Suasana rumah Jessica juga sepi, mungkin orang tuanya belum pulang kerja.

Tangannya semakin terkepal sempurna, wajahnya memerah melihat apa yang ada di depan matanya.

"JESSICA!" teriak Ikhsan yang membuat sangat pemilik nama itu kaget dan berbalik ke arah Ikhsan. Wajah yang tadinya ceria telah hilang, ia terdiam seribu bahasa saat melihat Ikhsan.

Jessica dengan perlahan berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya kearah Ikhsan. "Radhi? Kamu tumben malam-malam ke sini, ada apa?" tanya Jessica lembut.

"Ikut gue." Ikhsan menarik kencang pergelangan tangan Jessica untuk keluar dari rumahnya.

Sesampainya di luar, ternyata sudah ada Alvin, Andi dan Ando. Ikhsan menghempas kencang tangan Jessica sampai ia meringis kesakitan.

"Akh ... Radhi kamu apa-apan sih tarik tangan aku? Sakit... " Rengeknya manja.

Oh Tuhan. Ikhsan ingin sekali murka hari ini.

"Lo kan yang celakain ibu gue?" tanya Ikhsan dengan suara pelan.

Jessica langsung kicep dan badannya seakan-akan membeku, tatapan matanya tak lepas dari tatapan maut Ikhsan.

"JAWAB!" bentak Ikhsan membuat Jessica kaget dan bingung. Ia mengedipkan matanya dan melihat ke sembarangan arah untuk mencari jawaban.

"JAWAB CEWEK LICIK!" bentak Ikhsan lagi yang sudah muak dengan sandiwara Jessica.

Menahan amarah, Ikhsan melangkah mendekati Jessica lalu menarik lengannya dengan kasar. "Jawab pertanyaan gue." ucap Ikhsan.

Jessica balas tatapan tajam dari Ikhsan sedetik kemudian ia mengeluarkan smrik dan membuat Ikhsan mengerutkan keningnya. "Udah tahu kamu?" Ucapnya pelan.

"UDAH TAHU KALAU GUE YANG CELAKAI IBU LO ITU?!" teriak Jessica kemudian mendorong Ikhsan menjauh darinya.

"Iya, gue yang celakai ibu lo, gue yang bikin dia jatuh dari tangga."

Jessica tersenyum miring. "Lo mau gue celakai siapa lagi? Ha? Dania?" ujarnya memancing emosi Ikhsan.

Ikhsan mengepal kedua tangannya, hinga urat-urat tangan terlihat jelas. "Lo berani celakai dia? Silakan! Kalau emang lo udah nggak mau lihat dunia lagi. " sahut Ikhsan, secara tidak langsung sudah mengancam Jessica.

"Dia kali yang nggak bakal lihat dunia, "

"Jessica, Jaga mulut lo!" tegur Ikhsan.

"Pernah gue bilang kan, jangan sentuh orang-orang yang gue sayang. Gue sayang sama Dania lebih sayang lagi gue sama ibu gue. Hanya karena cewek kayak lo, bukan berarti gue nggak bisa bedain mana cewek yang pantas di sayangi dan nggak pantas!" Ikhsan menatap Jessica tajam.

"Gue jahat karena lo!" Gue jadi kayak gini karena lo Radhi lo! Dan cewek murahan itu!" marah Jessica.

PLAK

____

ASSALAMU'ALAIKUM TEMAN-TEMAN✨

UP LAGI, YAEY! Akhirnya Ikhsan sudah tahu siapa pelaku yang mencelakai ibunya. Kira-kira apa yang Ikhsan lakukan sama Jessica?

IH DEMI TUHAN! sya kalau jadi Ikhsan udah saya jambak2 rambutnya itu sih Jessica binti lampir mampus! (mapkeuan author emosi🥰😍)

Semoga suka yaa, selamat membaca...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

Tbc.

KANVAS LANGIT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang