Note : font miring (italic) adalah masa lalu
Sebagai makhluk hidup, selagi masih bernapas menandakan masih ada aktivitas yang dijalankan. Kesibukan akan tetap menjadi siklus panjang tak terhenti. Baik itu bagi para pekerja, pedagang, maupun pelajar.
Begitu juga bagi Kim Taeyeon, malam ini ia sangat lelah karena terlalu menghabiskan waktu di studio latihan. Jika bukan karena skill, mungkin Taeyeon tak akan pernah mendapat tawaran sebagai pelatih vokal rumah seni itu.
Taeyeon menyenderkan tubuh pada dipan apartemen kecilnya. Ada sesuatu hal yang membuatnya duduk lesu.
"Annyeonghaseyo sunbaenim, naya seulgi-yah. Park Jungsoo sunbaenim mengatakan bahwa selama setahun Hyoyeon sunbaenim vakum, ia masih ada di sekitaran Seoul bukan kembali ke kampung halamannya. Ndee.. Hyoyeon sunbaenim sudah pindah dari kampus ini. Tujuan pindahan??... Bagian kemahasiswaan tidak mau menyebutkan kemana. Sepertinya tindakan yang dia ambil masih dalam circle kekuasaan Damian Jung. Apa mungkin Jessica sunbaenim masih hidup??".
Taeyeon mendengar semua yang Seulgi lontarkan pada seseorang dalam sambungan telepon itu pagi tadi.
Mengenai Seulgi dan keterkaitannya dengan circle keluarga Jung. Hal ini sangat janggal dan begitu aneh jika junior bermarga Kang itu melibatkan diri dalam pencarian informasi. Pasti ada seseorang yang memberinya perintah demikian.
Taeyeon menekan pelipisnya, kepalanya bahkan berdenyut-denyut. Ini kesekian kalinya beban otak selalu menambah kegelisahan hidupnya.
"Kang Seulgi!! (Taeyeon)".
"Ndee.. Sunbae-nim...(Seulgi) ".
"Kau mau menemaniku makan di kafe depan gerbang? (Taeyeon) ".
"Sekarang sunbae?? (Seulgi) ".
"Iya jika aku tidak merepotkanmu".
Ajakan itu diterima Seulgi. Akhirnya siang tadi Seulgi berhasil menambah beban pikiran Taeyeon.
"Sunbae.. Bagaimana dengan kesehatanmu? Dua minggu kau di kampungmu membuatku khawatir karena tak ada kabar (Seulgi)".
"Eoh?? (kaget) sejauh ini ku pikir sudah lebih baik dari sebelumnya (Taeyeon)".
"Bagaimana denganmu?? Apa sepupuku masih berkomunikasi denganmu?? (Taeyeon)".
"Masih! Joohyun Eonnie masih punya kebiasaan menerorku untuk selalu menjagamu sunbae (Seulgi) ".
"Dia masih begitu, suka cerewet sama orang dekat. Kau jadinya harus tetap sabar menjadi temannya (Taeyeon)".
"Sunbae.. (ragu). Boleh aku bertanya?? (Seulgi)". Taeyeon mengangguk.
"Apa pertemanan kalian masih menyisipkan harapan? Emm (gelagapan) maaf. Maksudku.. Apa masih bisa diperbaiki??".
Siang tadi adalah kali pertama dalam setiap mereka berbicara Seulgi menyinggung masalah yang masih menyisakan luka bagi Taeyeon.
Memang saat peristiwa itu terjadi Taeyeon dan yang lainnya sudah duduk di semester 4 perkuliahan. Dalam perhitungan ini, Seulgi adalah junior mereka yang baru mengecap rasanya perkuliahan pada semester 2.
Hari ini, Taeyeon sudah di tahun ke tiga kuliah. Begitupun dengan Seulgi yang sudah berada di semester ke-4. Nyaris selama setahun pasca kekacauan itu, menyinggung soal pertemanan menjadi hal sensitif bagi mereka. Terutama Taeyeon, Sunny dan Seohyun yang masih berusaha menghidupkan rumah seni itu.
"Terkadang aku sangat kesulitan menjalankan aktivitas di komunitas ini sunbae. Setelah cahaya terang redup, tempat ini seakan tak punya jendela yang akan membiarkan cahaya datang menyinari (Seulgi)".
KAMU SEDANG MEMBACA
Black & White : If it's Pain is You
FanfictionHari boleh berganti, waktu akan terus berjalan. Apapun bisa saja berubah dalam dunia ini. Kita, manusia bersama alam dan semesta mungkin pernah menyaksikan bermacam rangkaian peristiwa. Mulai dari penuh warna hingga kelabu, bahkan sampai menghitam...