"Hallo Eonnie?".
"Yaa, ada apa Jina-yaa? Ini masih sangat pagi dan kau begitu menggangguku".
Sembari mengucek mata, Yuri berusaha menyegarkan isi otaknya yang belum panas untuk menerima kata perkata dari sambungan telepon adiknya.
"Aku disini..". Adik itu merengek kecil entah karena sebab apa.
"Disini? Dimana maksudmu?". Sambutnya kali ini berusaha mengumpulkan nyawa. Ia melirik weaker dan ini baru jam 5, sepagi buta ini ia harus mendengarkan suara rengekan itu?.
"Yuri-ya!". Suara itu, mata Yuri membulat sempurna setelah suara itu menerjang gendang telinganya.
"Eomma?". Ucapnya tak percaya.
"Ndee.. Kau bisa bertemu Eomma pagi ini? Akan Eomma kirimkan alamatnya!". Masih tak percaya, Yuri membeku dalam duduknya.
tiing...
"Temui Eomma di tempat ini satu jam lagi". Ini sebuah perintah, bergegas saja Yuri langsung berjalan cepat menuju kamar mandi. Bersiap-siap sebaik mungkin sembari menghemat waktu. Mandi kilat tanpa ritual, boleh dihitung berapa menitnya hingga Yuri keluar dari kamar mandi itu.
Ia cek alamat yang diberikan dan benar saja, alamat itu sangat jauh dari apartemennya. Beruntung ia masih punya waktu sekitar 40 menitan untuk sampai tanpa telat di alamat tersebut.
Keluar dari unit apartemennya menuju basement, Yuri mengirimi pesan yang dibubuhi tanda tanya pada Jina. Tak ayal, umpatan pun ia ketikan untuk dikirim pada perempuan itu.
Hingga perjalanan selesai, tepat disebuah rumah tradisional kecil, Yuri melangkahkan kaki menuju pintunya.
ceklekk...
"Silahkan masuk!". Wanita tua yang sangat berkeriput namun masih memiliki rambut hitam legamnya. Dari segi pakaian, Yuri merasa bahwa wanita tua sebut saja halmonie itu bukan berasal dari kalangan menengah. Lebih bagus dideskripsikan sebagai orang dari kalangan atas.
Yuri mengikuti langkahnya hingga ia terpojok melihat semua orang duduk melingkar di dalam ruangan kecil ini. Nyaris semua orang disana Yuri kenal tanpa lupa siapa mereka.
"Duduklah!". Perintah Halmonie.
Bukan hanya sang ibu dan Jina, ayah sambungnya juga ada disana. Bersama dengan Changmin, Leo Hwang dan seorang wanita muda yang Yuri yakini adalah pendamping halmonie ini.
"Kau mengingatku?". Halmonie langsung bertanya menanggapi raut wajah yang semrawut Yuri perlihatkan. Yuri terlalu banyak memenuhi otaknya dengan berbagai pertanyaan hingga tak sadar semua orang memperhatikan raut wajahnya.
"Kwon Yuri-ssi!"
"Ah.. Ndee!". Sahutnya setelah tersentak namanya disebut.
"Bagaimana pagimu sayang?". Sambut tanya sang ibu. Dan lagi pertanyaan lain terlintas.
'Apakah tidak ada yang bisa mereka lakukan di pagi buta selain duduk melingkar disini?' -Tanya Yuri dalam hati.
"Cukup terkejut". Ucapnya jujur berhasil mengundang kekehan dan gelak tawa orang-orang.
"Terimakasih sudah datang walau dalam kondisi terkejut sampai detik ini". Basa basi halmonie membuat Yuri tersenyum kikuk.
Sekilas Yuri menatap Leo dan Changmin yang memiliki kantong mata begitu gelap, tampak sekali mereka tidak tidur.
"Tidurlah untuk beberapa jam, Changmin-yaa, Hansung-yaa". Perintah itu begitu lembut, tampak sekali mereka memiliki kedekatan yang cukup baik. Apakah si wanita tua adalah Halmonie Leo atau Changmin? Mungkin itulah pertanyaan baru dari dalam otaknya Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black & White : If it's Pain is You
FanfictionHari boleh berganti, waktu akan terus berjalan. Apapun bisa saja berubah dalam dunia ini. Kita, manusia bersama alam dan semesta mungkin pernah menyaksikan bermacam rangkaian peristiwa. Mulai dari penuh warna hingga kelabu, bahkan sampai menghitam...