Chapter 3 - Aneh

84 14 4
                                    

Note : font italic (miring) adalah masa lalu











"Dalam hidup kita membagikan kata maaf untuk melepaskan kata rindu, karena ingin berbaikan. Untuk hidup kita mencoba berdampingan agar selalu sejalan. Namun hidup menggoreskan kenyataan bahwa perbedaan tidaklah mungkin dapat digabungkan. Hidup tertuang dalam berbagai kejadian yang menyakitkan dan mengecewakan. Seperti hari ini dan detik ini, kita hidup tanpa alasan dan melempar benci penuh cacian hanya karena hidup tak punya arahan". - Lee Sunny








...............


Pagi ini Sunny merapikan apartemen yang berantakan. Dalam setiap langkah ia merutuk tak jelas. Sesekali menatap sinis ke arah pemuda yang mendengkur keras dan tergelatak pasrah di sofa miliknya.

"Owuuhh shit!. Bisa-bisanya pagi ku harus beramah tamah dengan orang pemabuk sepertimu". Sunny menimpuk tubuh pemuda itu dengan selimut yang ia pungut dari lantai.

"Yaa!! Ireona!! Oppa Ireona!!". Teriak Sunny mendekati kupingnya.

"Ireonaaa!!!". Tetap pemuda itu terlelap tak risih dengan suara nyaring yang menggema.

"Yaisshh". Sunny memukul pemuda itu menggunakan bantal dengan membabi buta. Mulai tampak ada reaksi dan pergerakan untuk bangun dari pemuda itu.

"Wae geuraee?? Sunny-ah, bisakah kau membangunkanku dengan cara yang baik?".

"Aku tak punya attitude khusus untuk memperlakukanmu seperti raja".

"Paling tidak perlakukan aku seperti kakakmu".

"Kau mabuk dan sedang meracau, Lee Eunhyuk-ie".

"Ahhh, rasanya aku seperti baru datang kemarin". Pemuda itu mulai menjernihkan pandangan.

"Enyahlah dari rumahku. Aku punya banyak urusan dan tidak menerima tamu disini!". Ucap Sunny kembali. Pemuda itu menarik badan untuk duduk bersender.

"Auhh kepalaku". Sunny geram menunggu reaksi lamban Eunhyuk.

"Keluarlah oppa. Sebelum aku menghubungi paman Jae Hoon".

"Kau mengancamku, nae yeodongsaeng??". Eunhyuk ingin tahu keaslian kalimat ancaman itu. Seberapa tajamkah sorot mata Sunny yang serius akan menghancurkannya.

"Aku akan berubah pikiran. Jika kau bisa keluar lebih cepat dari yang ku harapkan!".

"Okai. Aku ingin menemui seseorang disini, untuk hari ini biarkan aku menetap disini. Ku jamin besok aku akan pergi sejauh yang kau mau". Sunny menghela napas, jika begini permintaannya Sunny tak punya opsi untuk memilih.

"Besok, sebelum terbit fajar aku ingin kau pergi dari kota ini".

'Pergilah sejauh kau bisa melangkah oppa'(Sunny membatin)

Sunny meninggalkan pemuda itu, ia bergegas memasuki kamar. Eunhyuk masih berusaha menyadarkan diri secara total. Tampak raut sedih terpampang di wajah kusut itu. Eunhyuk menekan kuat kedua pelipisnya. Ia cukup lega berpikir dan sangat bersyukur malam kemarin dirinya masih bisa bersembunyi dan selamat sampai di apartemen ini

......

Eunhyuk POV

"Hyuk-iee hyung. Tungguu..".

Seorang pemuda mengejarnya membuat Eunhyuk memaksa otak berpikir bagaimana caranya agar lenyap dari pandangan pemuda itu.

"Hyung berhenti!! Ada hal yang ingin ku tanyakan padamu".

Eunhyuk terus berlari, tak sekalipun ia memalingkan wajah ke belakang. Kakinya melangkah menyusuri terowongan jalan, di penghujung jalan ia melihat ada truk barang yang sedang menepi. Eunhyuk memanjati truk bak itu dan bersembunyi di dalamnya. Dadanya kembang kempis membuat napasnya ngos-ngosan. Sayup-sayup ia mendengar langkah kaki berlari yang mulai berhenti di depan truk itu.

Black & White : If it's Pain is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang