Chapter 10 - Belum Sadar...

77 13 10
                                    


Note: font miring (italic) adalah masa lalu
















"Kau darimana saja?".

"Wae? Apa kau mengkhawatirkan ku?".

"Apakah kau baik-baik saja?".

"Masih seperti ini Klee!".

Yoona menghela napas, hampir tiga minggu ini ia tidak mendapati Jessica karena hilang dan pergi seenaknya.

Di awal bertemu rasanya sangat jengkel melihat Jessica dalam bentuk tak kasat mata yang sangat cerewet dan berisik itu.

Namun setelah kehilangan beberapa minggu. Yoona mengakui kehilangan ini seperti rindu yang minta ditebus. Dan kali ini kehadiran Jessica kembali telah menebus kerinduan itu.

"Apa kau mengalami sesuatu hal yang aneh lagi belakangan ini??". Jessica terlihat ragu menjawabnya.

"Kau mendengar suara-suara aneh?". Tanya Yoona kembali.

"Aku..".

"Kau bisa berbagi padaku!".

"Tapii...".

"Aku sudah menganggapmu seperti saudaraku. Ku pikir tak ada yang perlu kau tutupi dariku. Apalagi hal yang menyulitkanmu".

"Akuu... Akhir-akhir ini aku sering mendengar suara-suara. Seperti ceritaa dongeng".

"Dongeng?". Heran Yoona sekaligus bingung.

Mungkinkah Itu dongeng?

"Aku mendengar suara perempuan bercerita. Suaranya selalu merisakku dimanapun aku berada. Dia seakan tak berhenti berbicara".

Yoona mengerti dan ia mulai memutar otak.

"Tak berhenti bicara.. Terapi cerita.. Yaa terapi cerita". Yoona bergumam cukup keras membuat Jessica mengerutkan kening.

"Apa itu terapi cerita?".

Yoona menoleh agak ragu juga untuk menjawabnya. Ia memilih bungkam daripada memperjalas jawaban dari pertanyaan itu.

"Jelaskan padaku Klee!".

"mm... Terapi cerita itu semacam berdongeng, menceritakan sesuatu. Seperti aku berbicara padamu dan aku membicarakan masa lalu yang sudah kita lakukan".

"Kitaa?? Kita memiliki cerita dari masa lalu?". Jessica bingung tapi Yoona jauh lebih bingung menghadapi kebingungan Jessica.

"Bukan! Aku mengumpamakannya seperti kita pernah ada di masa lalu. Bukan berarti dalam kenyataan kita pernah ada di masa lalu. Kau terlalu jauh menyimpulkannya".

Yoona terkekeh mencoba menepis keheningan suasana saat melihat Jessica semakin diam.

Jidat seribu dollar itu bahkan mengerut saking kerasnya berusaha berpikir.

"Sudahlah, jangan dipikirkan". Yoona berjalan keluar kamar dan meninggalkan Jessica yang mulai mengekorinya.

Ia melihat Yoona menubruk biji kopi dengan mesin itu. Lalu menyeduh bubuknya dengan air panas. Jessica cukup heran melihat sikap Yoona yang mengopi di malam hari.

"Di pagi hari kau bahkan tidak meminum kopi". Yoona menoleh dan memberikan senyumannya.

"Aku perlu begadang karena beberapa tugas kuliah sangat menggangguku. Jika ditunda akan lebih membuatku gila menghadapi tumpukan tugas itu".

Senyum itu mengerucut hingga airmuka Yoona menjadi datar. Tak secerah yang ia berikan pada Jessica beberapa detik yang lalu.

"Sooyeon-ssi, apa kau mau menemaniku tidur malam ini?". Yoona memberanikan diri melemparkan pertanyaan konyol itu.

Black & White : If it's Pain is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang