17

39 28 3
                                    

Kalimat terimakasih yang dibumbui dengan debaran itu membuat Zahra semakin dilanda rasa penyesalan.

Jika tidak dapat memilikimu, maka setidaknya biarkan aku mengungkapkan rasa ini padamu.

Dengan helaan napas panjang, Zahra menatap Jungkook dengan lekat.

"Ada apa?" tanya Jungkook.

"Mendekatlah," pinta Zahra, tanpa rasa curiga pun Jungkook mendekat dan dengan cepat Zahra menarik Jungkook guna mengecupnya.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Jungkook yang tengah terkejut.

“Aku ... aku menyukaimu,” ungkap Zahra pelan.

“Tidak perlu menjawab, aku hanya ingin memberitahumu. Aku tersiksa jika tidak bisa menjelaskan perasaan ini padamu,” ucap Zahra terhenti sejenak, dia mencoba memandang Jungkook hingga tatapan mereka saling bertemu.

“Aku tau kau tidak bodoh, Kak. Kau menghindar saat aku mendekat. Kau mengalihkan topik saat aku menyingung perasaanku. Kau tau aku menyukaimu, tapi kau selalu memaksaku di titik itu, titik di mana aku tidak bisa menyatakan perasaan ini padamu.”

“Maafkan aku.”

Zahra menggeleng.

“Kau tidak perlu meminta maaf, aku tahu kau sangat baik. Aku saja yang salah paham dengan sikapmu, Kakak itu menyayangiku, bukan mencintaiku.”

“Kau sudah kuanggap sebagai adikku.”

Aku sudah tahu dari awal jika kau tak pernah menggangapku sebagai wanita. Kenapa mengetahui kebenaran darimu sendiri sesakit ini, Jung.

“Aku tahu. Semenjak kau mengenal Fara, aku tahu bahwa aku hanya seorang adik bagimu.”

“Maafkan aku.”

“berhentilah meminta maaf, Kak ... setelah ini, bisakah kau menganggapku sebagai adikmu lagi?” Tanya Zahra dengan senyum termanis.

“Ya, kau tetap adikku,” terang Jungkook.

“Terimakasih, Kak.”

Zahra kembali mencium pipi Jungkook meski dia mengetahui seseorang yang bersembunyi di balik sana, gadis itu pun mengalihkan pandangan membuat Jungkook membalikkan badan. Satu kejutan berhasil Jungkook temukan lagi.

Jungkook melihat punggung seorang gadis yang berlari menjauhi mereka.

Jika kau tinggal, aku akan lebih mencintaimu. Jika kau pergi, aku akan menenggelamkan perasaan ini ke dasar lautan terdalam.

“Aku akan mengantarmu terlebih dahulu," ucap Jungkook khawatir.

Kumohon ... pergilah.
Tidak ... menetaplah.
Jangan pergi, tetaplah di sini, bersamaku, Jung.

“Aku bisa pulang sendiri, dia membutuhkanmu.”

“Tapi kau-”

“Cukup Jung!! Jangan biarkan aku mengingkanmu karena kau selalu merasa bersalah karena janji itu! Karena janji itu pula kau selalu terlebih dahulu daripada dirimu! Ku mohon!" pekik Zahra dengan lantang. "Sekarang pergilah, kejarlah dia, kalian terluka karena keegoisanku."

Dan aku juga terluka karenamu. Biarkan aku menebus kesalahanku pada kalian. Maaf, aku karena tak bisa membuat hubunganmu berjalan dengan baik.

"Jangan mengkawatirkanku. Aku bisa pulang naik taksi."

“Maaf, jika kau sudah sampai rumah hubungi aku."

Dengan cepat Jungkook memasuki mobil dan melesatkan kendaraannya melewati Zahra.

Gadis itu pun mengusap pipi yang terpenuhi air mata dengan kasar.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang