20

71 26 1
                                    

Taman sungai Han, di sana merupakan salah satu tempat Fara menenangkan diri. Seperti biasa, dia akan duduk dan bersandar seraya memandang langit yang mulai gelap.

Suara berbagai macam orang pun membuatnya menatap sekeliling dan menyeringai ketika mengetahui bahwa mereka berpergian secara berkelompok, sedangkan dia tanpa memiliki seseorang yang berada di sampingnya.

"Sial, kenapa di saat seperti ini, aku menginginkan dirimu, Jung?" lelahnya begitu ketara.

Kekehan kembali terlihat ketika hujan mulai turun, ini seperti dulu ketika Jungkook meninggalkannya. Sungguh, kenapa hujan harus turun ketika Fara enggan untuk menggerakkan diri.

Seorang pria bermata kelinci melebarkan mata hingga menjadi bulat sempurna. Bibir tipisnya menganga memperlihatkan dua gigi kelinci ketika pandangannya tertuju pada gadis yang selama ini dirindu.

"Bagaimana bisa?" tanyanya dengan rahang yang mengeras, mencoba meredam rasa yang berkecamuk di dada.

Fara mencium aroma maskulin dari orang yang begitu dirindu ketika sebuah payung hitam menutupinya dari hujan, hal itu membuat Fara kembali berdebar, padahal sudah ribuan kali dia meyakini diri untuk tetap tenang.

"Kau tak apa?" tanyanya dengan suara sendu. Gadis itu, Fara terenyuh, bagaimana bisa lelaki yang berada di depannya terlihat teramat menderita?

Jemari Fara merambat perlahan di pipinya, matanya, hidungnya dan berakhir pada bibir tipisnya.

Apa ini benar dirimu, Jung?

“Aku merindukanmu,” ungkap Fara dengan lirih.

Lelaki itu memandang Fara dengan teramat, tatapan yang menyiratkan luka juga rindu itu membuat Fara tersenyum tipis.

“Berhentilah bersikap seolah olah hanya ada aku, jangan beri tatapan penuh harap seperti itu padaku ... meski sudah berusaha, aku tetap tidak bisa memahami. Ini teramat sulit, Jung," lirih Fara, tak ada jawaban dari Jungkook membuatnya menghela napas panjang, segera gadis kecil itu memeluk Jungkook teramat erat, air mata yang selama ini dipendam pun ikut luluh, bersatu dengan air hujan yang turun semakin lebat.

Jungkook, lelaki itu membalas pelukannya lebih erat, rindu itu sudah tidak dapat diungkap dengan kata, bila kalimat 'sangat' merupakan tahta tertinggi, maka lebih dari 'sangat rindu' dia pada Kim Fara.

“Aku akan mengantarmu pulang," ucapnya lirih ketika Fara tak mau melepas pelukannya.

“Jangan pergi,” pinta Fara seraya memeluk lebih erat, tak lama kemudian pelukan itu memudar diikuti dengan suara nafas Fara yang teratur.

"Ya, aku akan selalu bersamamu, Kim,” balas Jungkook dengan mengecup lembut dahi Fara.

Suara kicauan burung dan cahaya matahari yang menembus kaca membuat Fara harus membuka mata. Fara mengernyit ketika berada di tempat yang selama ini dia rindukan, sekelebat ingatan pun membuat Fara memijit kepalanya.

"Sialan," pekiknya dengan suara lirih.

“Kau sudah bangun?”

Fara melebarkan kedua mata ketika mendengar suara serak seseorang yang baru bangun tidur, rasanya ingin menghilang dari bumi ketika mengingat dengan jelas apa yang baru saja dia katakan semalam.

"Kenapa?" tanyanya dengan halus. "Kenapa kau menangis, hmm?" tanyanya kembali seraya menyeka air mata di pipi Fara.

“Jangan mengalihkan pandanganku," pintanya ketika Fara mengalihkan pandangan dari mata indahnya. Dia pun menangkup kedua pipi Fara agar bisa membuat mata mereka bertemu.

“Kenapa kau menangis, hmm?” pertanyaan itu kembali terdengar dari mulut tipisnya, sedangkan Fara masih bungkan seribu bahasa.

Kenapa, kenapa air mata ini tidak bisa berhenti?

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang