19

46 27 0
                                    

Fara ... gadis itu tersenyum kecut lantaran melihat ponselnya bergetar, bukannya dia tak suka, hanya saja terlalu mengharap pada seseorang yang tengah memporak-porandakan dirinya saat ini.

Segera Fara nenerima panggilan dari ponselnya, menganggukkan kepala seraya tersenyum kecil, dia tidak menyangka akan dihibur oleh seorang Park Jimin, percakapan yang berjalan lama pun harus terputus karena Fara memiliki jam kuliah.

Younghoon yang sudah memasuki kamar Fara mengernyit, tidak mengira bahwa terdapat manusia yang menggangu adiknya di pagi buta.

"Siapa?" tanya Younghoon tak suka dengan menyilangkan kedua lengannya.

"Kak Jimin."

Younghoon yang diam pun membuat Fara kembali bersuara, "Dia mengajakku bertemu. Kau tidak kerja?" tanya Fara karena Younghoon hanya menggenakan pakaian santai.

"Aku libur. Bersiaplah, aku akan mengantar."

Ketika Fara mengajak berangkat, terdapat perdapat perdebatan kecil di antara kakak beradik itu, Younghoon ingin adiknya sarapan, sedangkan Fara tidak terbiasa melakukannya.

"Jika tidak mau makan, setidaknya minum ini. Jangan biarkan perutmu kosong," pinta Younghoon dengan memberi susu coklat pada Fara dan dengan cepat gadis itu meminumnya sampai habis.

"Anak pintar," puji Younghoon dengan menepuk kepala Fara.

Ketika sudah di dalam mobil, Younghoon mengela napas panjang seraya membantu Fara memakaikan sabuk pengamannya karena gadis itu tengah melamun.

"Hehe, makasih, Kak," ungkap Fara dibalas anggukan oleh Younghoon.

Setiba di fakultas, ketika Fara hendak turun, kegiatan itu terhenti karena sentuhan Younghoon pada pundak Fara.

"Mau ku jemput?"

"Tidak perlu, kau istirahat saja," ungkap Fara membuat Younghoon kembali khawatir, Fara pun mengulas senyum dan berkata, "Tidak apa, Kak. Aku baik-baik saja. Aku pergi dulu."

"Baiklah, hubungi aku bila kau memerlukan sesuatu," balas Younghoon setelah sekian lama terdiam.

"Ya, terimakasih banyak, Kak."

Setelah kelas berakhir Fara tak kembali ke apartemen, dia pergi ke sungai Han guna menemui Jimin, meski lelaki itu ingin menjemput, tapi Fara menolak dan meminta untuk datang ke tempat tujuan secara terpisah. Dia pun tersenyum pahit ketika mengingat kenangannya dengan Jungkook.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau baik baik saja, Jung? Bagaimana ini? Aku sangat lucu hingga dapat terbahak karena menanyakan kabarmu, kau pasti baik-baik saja, kan?" tanya Fara pelan.

Senyumannya masih melebar dengan pandangan lurus ke sungai Han. Rindu, itulah yang ia rasakan, meski Jungkook terus terlihat di layar kaca, itu tak membuat rindunya berkurang.

Jung, aku terlalu tamak untuk memilikimu, ya?

Padahal, aku sudah berusaha menjadi seorang penggemar, mengunci rasa ini agar tak meluap ... tapi kenapa begitu sulit?

Masih dengan senyuman, perlahan air mata Fara menetes, berulang kali tangan itu menyeka, tetapi air mata itu tak kunjung reda.

Musim yang mendingin pun mendatangkan mendung gelap, perlahan salju turun dengan berani. Masih di tempat yang sama, Fara berdiri tanpa peduli pada tubuh yang mulai menggigil.

Suara dering telepon tak menganggu pelamunan Fara, dia tetap tegal hingga keterkejutan terasa karena tepukan di pundaknya.

"Kenapa kau tidak berteduh," keluhnya tak suka ketika melihat Fara kedinginan. "Ikut aku. Jangan berdiri di sini. Lihat, tubuhmu sangat dingin," balasnya seraya memberikan syal pada Fara.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang