03

76 35 3
                                    

Hujan dari malam itu masih belum usai, matahari pun semakin enggan menampakkan dirinya. Perlahan Fara membuka mata, menatap sekeliling ruangan dan tersenyum getir ketika tersadar bahwa dirinya tertidur di lantai, tanpa alas dan jendela yang masih terbuka, dengan baju yang masih sama. Rasa sakit terasa di sekujur tubuhnya ketika Fara mencoba menggerakkan badan. Ia memaksa diri untuk berdiri namun kaki lemahnya tak bisa menahan berat tubuhnya.

Brug

Fara terjatuh, sialnya lagi lututnya terluka.

“Hahh, ada apa denganku hari ini.” Gerutunya sebal.

Matahari yang tak muncul itu kini mulai membenamkan diri, berganti sift dengan sang rembulan. Sedangkan Fara masih di tempat yang sama dalam kesadaran yang entah berantah ada dimana. Ponsel yang terus berdering tidak membuat Fara bergerak, ia hanya meringkuk memeluk tubuh, mencari kehangatan yang bahkan tidak dapat ia rasa. Rasa pusing membuat kesadarannya semakin memudar, ia hanya bisa mendengar dengan samar suara seseorang yang memanggilnya.

“Fara, kenapa kau tidak membuka pintu apartemen?”

“Yakk, kenapa kau ada di sini?” Tanyanya yang langsung menghampiri Fara yang terlegetak di lantai.

“Kenapa kau kemari?” Lirih Fara.

“Astaga, badanmu sangat panas.” Orang itu menggedong Fara ala birdal style untuk meletakkan Fara di ranjang.

“Yakk.. bangun, jangan seperti ini.” Dirinya teramat khawatir ketika Fara sudah tak sadarkan diri.

“Fara,bertahanlah. Dokter akan segera datang.” Ucapnya setelah menelepon Dokter yang ada di ponsel Fara sambil menggengam erat tangannya.

Tak lama kemudian Dokter datang dan segera memeriksa Fara.

“Aku keluar sebentar.” Ucapnya yang sedikit tidak suka dengan dokter laki-laki itu.

Fara mulai tersadar. Ia melihat Dokter yang duduk manis di samping ranjang.

Oppa, kenapa Younghoon Oppa ada di sini?”

“Kau demam tinggi bodoh, untung saja aku tidak terlambat. Kau harus jaga dirimu di saat kau tinggal sendirian. Aishhh, bagaimana aku menjelaskannya pada bibi nanti.” Jelas Younghoon.

"Eomma tak peduli padaku. Jadi jangan khawatir." Terang Fara yang mengalihkan pandangannya dari Younghoon.

"Yaakk!!! Jangan berpikir seperti itu pada orangtuamu." Pekik Younghoon.

Mianhae Oppa.” Ucap Fara lirih.

“Untung saja dia mengabariku. Dasar kau ini, Aishh.” Dokter menjitak Fara pelan.

“Dia? Siapa?” Tanya Fara yang dibalas senyuman oleh Younghoon.

Your Namjachingu.”

“Aku tidak memiliki namjachingu.” ucap Fara yang hanya diberi angkatan pundak dari lelaki yang memeriksanya itu.

“Minum obatmu, jangan bergerak berlebihan, jangan hujan-hujanan lagi. Arra?” Tegas Younghoon diberi anggukan oleh Fara.

“Bagus. Aku akan kembali bekerja. Kau jaga dirimu, jika kau membutuhkan sesuatu, hubungi aku.” Ucap Younghoon sambil mengelus surai coklat Fara.

Gumawo Oppa.”

“Itu memang pekerjaanku. Aku pergi dulu, jangan melupakan obatmu.”

Fara mengangguk.

Pintu kamar yang tertutup membuat Fara kembali merebahkan diri. Rasa lelah masih melekat di badan membuat Fara malas untuk melakukan aktivitas apapun. Pintu kamar terbuka lagi tapi Fara enggan melihat siapa yang datang.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang