Head to Toe (Yoona-Sehun)

458 38 6
                                    

Yoona menatap pria berumur seperempat abad didepannya, terlihat begitu menawan setelah rutinitas mandinya. Ah, bukannya jika belum mandi dia tidak tampan. Dia sangat tampan, hanya setelah mandi dengan rambut yang basah berantakan menambah kesan seksinya. Ooh, jangan lupakan handuk yang melilit di pinggangnya. Membuat Yoona seketika merasa bangga karna hanya dia wanita yang dapat melihat pemandangan menajubkan tersebut.

"Cepat mandi, hari ini jadwalmu vaksinkan ?" ucap sang suami berlalu begitu saja.

"Ah iya" jawabnya mendadak lesu.

Pasalnya Yoona memang malas jika harus berjibaku dengan tetek bengek yang berhubungan dengan menggeser selimut sesegera mungkin, membersihkan diri didalam kamar mandi dan yang paling menjadi beban adalah berdandan secantik senatural mungkin agar orang-orang yang melihat mereka jalan bersama menganggap bahwa suaminya itu juga beruntung mendapat wanita secantik Yoona.

Karna saat awal-awal Yoona diajak ketempat kerja Sehun, sekelebat ia mendengar bahwa Yoona disuruh bersyukur karna ada dokter spesialis yang mau menerianya yang notabenya adalah lulusan SMA. Yang mereka tidak tahu adalah Yoona memang tidak diijinkan Sehun untuk kuliah karna takut wanita itu kenal dengan lelaki lain yang menurutnya lebih mapan daripada Sehun.

Jadi lihat, disini siapa yang lebih beruntung.

Sehun Yoona sebenarnya justru tua Yoona empat tahun. Hanya saja Sehun dengan tidak tahu diri mengikuti sekolah akselerasi di sekolah swasta dan mengambil sekolah dokter hingga saat internshipnya selesai justru malah bersamaan dengan lulusnya Yoona dari sekolah menengah.

Mobil sudah terparkir di basement. Sehun keluar lebih dulu kemudian membukanan pintu untuk sang istri. Terlihat romantis untuk kaum-kaum yang tidak pernah diperlakukan demikian, bahkan Yoona yang selalu mendapat perlakuan tersebut dari sang suami saja masih selalu merasa senang.

"Nanti sakit atau tidak sih dok?" gurau Yoona.

"Nanti kalau ada keluhan langsung bilang petugas ya" sahutnya tak menghiraukan pertanyaan sang istri.

"Loh! Bukkannya kamu petugasnya?"

"Kan gak cuma aku. Aku Cuma bertugas menentukan layak atau tidaknya peserta untuk divaksin"

"Butuh waktu lama gak". Ucap Yoona ketika sudah dekat dengan pintu bertuliskan "ruangan vaksin"

Sebelum membuka pintu Sehun menyempatkan mengecup kening sang istri sambil bergumam "Gak lama kok, kamu ikuti sesuai protokol ya" Kemudian membenarkan kembali maskernya yang tadi ia turunkan untuk mengecup sang istri.

"Tolong disuntik istri saya" Ucap Sehun ketika sampai ke ruangan vaksin yang sangat luas. Tidak seperti poli-poli pada umunya yang terkesan sempit. Tempat vaksin ini sangat luas mengingat lokasi yang digunakan adalah aula bersama.

"Loh, gak perlu di screening dok?" ucap petugas yang di mejanya bertuliskan "Meja Pendaftaran dan Screening"

"Ha?" Jawab Sehun yang mendadak blank ditanya begitu.

"Kalo untuk yang ini mah gacuma screening, pemeriksaan head to toe juga undah ya dok" sahut petugas disebelahnya

"Tulis aja bagus semua Yeon" jawab Sehun, senyum terpancar karna mengetahui arah pembicaraan rekan-rekannya.

"Terus yang nyuntik ini siapa dok?" Petugas penyuntikan tak mau kalah

Tapi lagi-lagi didahului oleh yang lain "Berhubung ini jarumnya tajam jadi yang nyuntik si Nayeon aja, ntar bagian yang tumpul jelas dr. Oh gamau berbagi sama yang lain. Yakan dok ?"

"itu kamu paham" Ucap Sehun ramah.

Ya ampuuun, percakapan macam apa ini. Bahkan Yoona yang sudah menikah saja risih mendengarnya, bagaimana dengan mereka yang masih perawan apalagi jomblo. Eh, tapi nyatanya si Nayeon yang terkenal jomblo dari lahir biasa saja menanggapi banyolan yang dikeluarkan reka-rekannya.

Entahlah, Yoona ingin masa bodoh saja kalau begini. Melangkah sedikit kikuk ke kursi penyuntikan dan mengikuti instruksi petugas. Setelah itu kembali duduk ke bangku sebelumnya karna disuruh menunggu kurang lebih lima belas menit katanya.

"HAHAHA" mereka tertawa bersama. Mengerjai dokter muda tampan memang memberi energi positif untuk mereka.

--------
Sehun selesai membersihkan diri dan sudah siap dengan pakaian tidurnya. Melangkah kearah ranjang yang sudah lebih dulu dihuni sang istri.

"Yoong"

"Hmm" ucap Yoona yang sudah mengantuk

"kamu tidak kelupaan sesuatu" Tanya Sehun lagi yang makin mendusel ke arah Yoona.

"Tidak ada Hun, cepat katakan saja, aku serius mengantuk"

"Aku ingin melakukan pemeriksaan head to toe"

"Kan kamu bahkan sudah pernah Hun" ngantuk yang tadinya sudah menelusup sampai ke saraf mata mendadak hilang karna ucapan Sehun barusan. Tapi merasa tak adil jika memberikan secara Cuma-Cuma Yoona memutuskan untuk sedikit menggoda suaminya itu.

"Ngantuk banget ya ?" Tanya Sehun merasa tak tega karna Yoona terlihat sudah mau terlelap.

"hmm" Yoona masih tidak membuka mata dan mempertahankan posisi.

"baiklah" gumam Sehun menghela nafas berat. Ia hanya tak ingin memaksa istrinya.

Sehun pikir Yoona benar-benar sudah ingin tidur, maka dari itu Sehun berinisiatif menghadiahi sang istri sedikit kecupan di kening. Tapi baru saja Sehun mendekat dengan bibir yang mulai mengerucut, Yoona malah membuka mata yang membuat Sehun menampilkan wajah linglungnya.

Memberi kecupan singkat pada kening sang istri "Nice dream my future"ucap Sehun yang sukses membuat Yoona semakin menghilangkan rasa kantuknya.

Sehun memposisikan diri tidur disamping sang istri dan menarik selimut agar menutupi keduanya.

"Hun"panggil Yoona pelan yang masih dapat didengar sang suami.

"Sudah ayo tidur" jawabnya tanpa bergerak.

"Tadinya aku memang niat tidur biasa aja. Tapi liat kamu makin romantis gini kalo aku ajak kamu pemanasan kira-kira boleh gak ya?" Ucap Yoona yang justru sudah berada di atas Sehun.

Dan dalam hitungan detik bibir Yoona sudah jatuh di atas bibir Sehun. Sehun yang awalnya kagetpun ikut terbuai dan hanyut dalam permainan yang dipimpin Yoona.

Ah, semoga bekas vaksin Yoona tidak menimbulkan kram.
+++++++++++++++%%%%+++++++++++++++++

Tadinya mau buat 250 kata, eh, ceritanya gak ngena kalo Cuma segitu.
Semoga ini bisa dipahamilah ya. Karna ini udah malem,,, eeeaaaaaa

OneshootWhere stories live. Discover now