(Not) A Good Girl (Yoona-...)

698 61 18
                                    

“Ngapain Yoong ?” Tanya seseorang yang tiba-tiba menghampiriku di kantin dan langsung melihat layar ponsel yang sedari tadi kumainkan.

“Baca mulu, lu gak bosen apa baca tiap gada kerjaan ?” lanjutnya setelah melihat tampilan layar ponselku yang menampilkan banyak tulisan a.k.a cerita di aplikasi Wattpad.

“daripada gue nonton yang iya iya, kan sayang ngabisin kuota. Mending baca, bisa berfantasi ria” jawabku enteng.

“Eh, dari kapan sih lu suka baca?”

“Gue coba mikir dulu ya” kataku coba mengingat-ingat sejak kapan kusuka membaca.

“Hmm, keknya dari jaman Meghalitikum de... Anjiir, sakit Cicak” tanganku reflek mengelus lengan kiri yang menjadi sasaran cubitan wanita bar-bar disampingku karena perkataanku yang ngawur.

“Gue tanya serius Yoong”

“Helleh, bilangnya serius tapi endingnya mainin hati berby” Ucapku jenaka.

“Leh, kok lu baper” wajahnya menunjukkan bahwa ia menyerah dengan percakapan kami.

Hell, baru juga beberapa dialog, dia udah main nyerah aja. Trus ntar ini cerita gak sampe 500k udah end dong. Eh tapi gapapa, yang penting up aja kan yak. Reader kan gak minta yang panjang-panjang, cukup nongol di notif kalo ada cerita baru aja mereka udah bahagia.

Betul tidak wahai reader yang budiman ?

Serah lu dah, semerdeka elu. Cantik bebas.

Tapikan Yoona gak cantik, Yoona itu manis. Buktinya pacar gue seneng banget cium gue terus bilang gue manis. Uuuunch uuuunch, jadi kepikiran pas lagi .....(jangan terusinin !!!)

Ok, back to cerita...

“Leh, kok lu baper” wajahnya menunjukkan bahwa ia menyerah dengan percakapan kami. Aku jadi tak enak hati karna mengajaknya bercanda.

“kayaknya udah lama deh, sejak JHS mungkin” jawabku tak pasti.

Membaca adalah hobbyku.

Kau tahu ? dengan membaca kau bisa menghilangankan beban berton-ton yang selalu kau dapat setelah bekerja seharian, dan hanya butuh sedikit waktu –membaca untuk menghilangkannya.

Sedangkan Menulis ?

Sama sekali bukan hobbyku. Mungkin dulu aku sempat senanng menulis, tapi hanya sebentar. Itupun karena desakan guru bahasa indonesiaku saat JHS (Junior High School) padaku untuk mengikuti lomba mengarang. Berawal dari tugas membuat cerpen dimana guru tersebut berasumsi ceritaku menarik karena memiliki ciri khas yang jarang dipikirkan oleh teman-temanku. Dari situ aku disuruh membuat cerita minimal sehari satu folio. Dan kalian tahu, tulisanku sangan kecil sehingga satu folio itu bisa mencapai 2k sampai 3k word.

Sedangkan sekarang? membuat 200 kata saja sudah membutuhkan nasi dua porsi dan ikan dalam ukuran besar.

Duuh, jadi teringat masa JHS-ku dulu.

Drrt drrt.

Getaran ponsel menyadarkanku dari lamunan tak beraturan yang baru saja lewat menampilkan sebuah panggilan Video via WhatsApp.

Alis kananku otomatis terangkat kala mendapati siapa yang melakukan panggilan tersebut. Coba tebak siapa ?

Hayooo siapa ??

-Aaaaah, nunggu readernya jawab mah lama, bisa-bisa ide ceritaku belok lagi seperti yang baru saja terjadi. Fyi: ini ide ketiga setelah tadi di awal pengen nulis kisah jaman kuliah, berubah jadi pengen nulis awal mula aku suka baca, dan berubah lagi jadi ini, gatau nanti berubh lagi apa bertahan-

OneshootWhere stories live. Discover now