Selamat membaca♡
_________
Jeka dan Yirein
Coba saja kalian tanya pendapat para anggota klub fotografi SMA Hanlim saat mendengar dua nama tersebut. Responnya pasti tak pernah jauh dari gelengan kepala dan ringisanㅡ tentu saja. Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja rasanya semua anggota klub sudah hafal betul gelagat dua anak remaja tersebut. Seperti air dan api atau minyak dan air, keduanya seperti tidak mempunyai alasan untuk berbaikan apalagi bersatu, bahkan satu hari pun. Apapun bisa menjadi bahan untuk keduanya berdebat sepanjang hari.
Ingat, sepanjang hari. Sungguh terdengar melelahkan.
Kata Yirein, Jeka itu terlalu tebar pesona dan angkuh. Mentang-mentang saja punya paras yang ekhem tampan, dia jadi merasa paling berkuasa atas semua gadis di sekolahnya. Jeka menikmati bagaimana dirinya menjadi puja-puja banyak gadis di sekolah di mana sebenarnya ia tidak benar-benar menaruh rasa sedikitpun pada salah satu dari mereka. Yirein kesal karena ia kerap kali menjadi bahan lirikan tajam Jeka Fans Club yang selalu menjadi garda terdepan dalam membela pangeran berkuda putihnya mereka itu. Cuihh.
Yirein kesal karena mau tak mau ia harus mengakui bahwa Jeka memang salah satu murid berprestasi di sekolah. Masuk kelas unggulan, piala dan medali di mana-mana, dan selalu dipuji guru-guru di sekolah. Kontras sekali dengan Yirein yang justru masuk kelas sisa yang tak jarang sering keluar masuk ruang guru karena nilai ulangan yang jelek dan menjadi biang keributan di kelas. Sial, Yirein bukannya mau mengalah ya hanya memang itulah faktanya bahwa kapasitas otaknya jauh di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan Jeka.
Sedangkan menurut Jeka, Yirein itu gadis bodoh, ceroboh, dan bermulut besar. Jeka sering melihatnya dihukum guru entah itu hormat bendera atau membersihkan toilet karena masalah yang disebabkannya. Jeka heran sekali dengan gadis itu, ada saja alasannya untuk menyalahkan Jeka padahal menurut Jeka, hal yang ia lakukan tak ada salahnya sedikitpun. Itulah alasan kenapa Jeka Fans Club selalu kesal dengan gadis mungil ini.
Tapi kalian perlu tahu, Jeka ini diam-diam kadang tersenyum melihat Yirein kalau gadis itu sedang dalam mode silent. Jeka akui gadis itu manis, asal dia jangan terlalu banyak berbicara dengan nada tinggi yang memekakan telinga.
Yang Jeka sering dengar dari anak-anak lainnya, Yirein itu otaknya hanya sebesar biji jagung, bodoh, tapi rasa percaya dirinya itu tinggi sampai langit ketujuh. Jeka tahu pasti soal itu karena ia selalu melihat Yirein menjalankan hukuman dari dari guru-guru karena selalu tak mengerjakan tugas atau tak tuntas ujian. Hehe, setidaknya Jeka menang satu tingkat kalau soal kecerdasan.
Tapi maaf saja, kalau untuk urusan fotografi, Yirein ini menjadi satu-satunya saingan Jeka yang masuk perhitungannya. Bahkan, setahu Jeka, Yirein melenggang masuk klub fotografi dengan gampang tanpa perlu menunjukkan hasil jepretannya melalui berkas portofolio. Kalau ada bimbingan teknik fotografi pun, Yirein selalu menjadi salah satu yang mempelajarinya dengan cepat dan tepat. Bahkan kalau ada evaluasi klub atau lomba antar kelaspun, posisi pertama kalau bukan ditempati Jeka, ya sudah pasti Yirein.
"Dua minggu lagi ada evaluasi klub bulanan. Tema fotonya tentang suasana kota di sore hari. Kalian bisa menerapkan teknik-teknik foto yang sudah kita pelajari minggu lalu dan hari ini." Suara Kak Dean selalu ketua klub fotografi menggema dalam ruangan klub.
"Kakak harap sebelum tanggal 16, kalian semua sudah mengumpulkannya lewat e-mail-nya Selli." Sambil menunjuk perempuan yang baru saja ia sebut namanya, Dean melihat banyak anggota yang merenggut yang alasannya ia ketahui dengan pasti. "Kalian gak perlu khawatir, karena penilaiannya nanti berdasarkan tingkatan kemampuan kalian. Junior, middle, dan senior. Jadi, yang baru masuk gak perlu misuh-misuh khawatir kalau yang menang pasti antara Jeka dan Yirein."
Merasa namanya disebut, Yirein yang sedari tadi melamun langsung mengarahkan pandangan kompetitifnya pada Jeka yang ternyata juga sedang menatapnya jahil. Di mata Yirein, laki-laki itu terkesan santai sekali menanggapi evaluasi kali ini, berbeda dengan dirinya yang sudah dipenuhi semangat ingin mengalahkan.
'Gue akan kalahin lo'
Seakan bisa membaca arti tatapan Yirein, Jeka malah terkekeh dan memeletkan lidahnya pada gadis mungil itu. Coba aja, Jeka membuka mulutnya tanpa bersuara membuat Yirein yang duduk di seberangnya hampir saja melemparkan botol air mineralnya pada laki-laki yang ia anggap gila itu. Untung saja suara Kak Dean menyadarkannya untuk tidak membuat keributan di ruang klub ini.
"Sebelum pulang, Kakak minta kesediaan satu orang untuk memimpin doa." Yirein langsung berdecak tak suka kala Jeka mengangkat tangannya cepat untuk menawarkan diri. Adik-adik kelas lain langsung kagum dan saling berbisik tentang kesempurnaan Jeka.
Dasar tukang cari muka! Batin Yirein sebelum mereka semua memulai memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa.
Kata orang, jangan terlalu membenci sesuatu. Bisa-bisa rasa benci itu berbuah rasa lain yang bisa disebut cinta. Entah sampai kapan dua sejoli ini tahan menabur benih saling benci satu sama lain. Kita saksikan saja kapan alam membuat mereka bertekuk lutut menuai cinta.
________________
ㅡtbc
.... sending love♡♡
blankswag, July, 11, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
J vs Y
FanfictionKata orang, jangan terlalu membenci sesuatu. Bisa-bisa rasa benci itu berbuah rasa lain yang bisa disebut cinta. Entah sampai kapan dua sejoli ini tahan menabur benih saling benci satu sama lain. Kita saksikan saja kapan alam membuat mereka bertekuk...