022

509 88 30
                                    

VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK
PENCET BINTANGNYA, YA!

Selamat membaca, lov♡

__________

Yirein melengos masuk ke kamar Sera setelah tadi menyapa kedua orang tuanya. Namanya juga sudah bestie sejak lama, keluar masuk rumah masing-masing itu sudah hal biasa. Kan prinsipnya 'anggap rumah sendiri'.

Akhir-akhir ini memang Yirein jarang pulang sekolah bersama Sera. Apalagi kalau bukan karena Jeka terus-terusan membujuknya untuk pulang bersama. Yirein tentu tidak mau dicap sebagai cewek yang habis dapat pacar, sahabatnya terlupa, tapi ya memang Seranya juga tidak apa-apa kalau Yirein pulang bersama Jeka.

Katanya, 'Ya aku ga apa, Rein. Enjoy your time,' sambil mengelus lembut punggung tangan Yirein. Yirein tak tega, tapi ia sudah terlanjur luluh dengan peringai ayu milik sahabatnya itu.

"Sera, aku datang." Yirein membuka pintu kamar milik Arabella Seraphina. Ah, anaknya sedang berbaring santai di atas kasurnya.

"Hmm, pantas aku denger suara nyaring tadi, kamu ternyata." Sera bangkit dari posisi tidurnya dan duduk bersila menghadap Yirein yang sudah naik juga ke atas tempat tidur.

"Tumben kamu gak nugas. Biasanya nugas terus, aku sampai capek liatnya."

"Ya engga, pengen santai aja dulu hari ini." Sera menggulung rambutnya yang tergerai lalu disatukan dengan karet rambut miliknya. Gadis itu terlihat lucu dengan gaya cepol tinggi seperti itu. "Kamu mau apa, aku ambilin."

"Biasanya juga aku yang obrak-abrik kulkas sendiri. Haha." Yirein tertawa kilas lalu wajahnya dibuat serius lagi. "Seraaaaa." Nah nah merajuknya keluar.

"Iya? Kenapa?"

"Bang Virzha mau tunangan."

Wajah Sera langsung berbinar, dia bahkan sampai membulatkan matanya gemas. "Wah, bagus dong kalau gitu. Otw pelaminan ini mah."

"Kok aku sedih ya." Wajah Yirein berubah ekspresi dan Sera tentu paham sekali soal hal ini.

"Rein, dengerin aku coba." Yirein mengangkat wajahnya untuk bertemu pandang dengan sang sahabat. "Aku mengerti dengan apa yang kamu rasain. Tapi, kita bisa apa? Lagipula Bang Virzha tunangannya sama cewek yang kamu juga udah kenal baik."

"Ngeliat Bang Virzha selalu bahagia sama Mbak Airin, harusnya kamu bisa ngerti juga kalau itulah pelabuhan terakhir untuk abangmu. Kan kalau nikah pun, status kamu sama Bang Virzha tetap sama, kan? Gak ada yang berubah. Kamu tetap adiknya Bang Virzha, dan Bang Virzha tetap abangmu satu-satunya."

Sera meraih tangan Yirein dan merematnya perhalahan, "Masa gak mau liat abangmu seneng?"

Yirein menggangguk pelan mengiyakan semua nasihat Sera. Dia itu bukan tidak rela atau tidak ikhlas melepas abangnya. Dia lebih condong ke arah susah menerima kondisi baru kalau nanti ia sudah tidak lagi berada di bawah satu atap yang sama dengan abangnya itu.

"Ayo, smile!"

Yirein menurut dan tersenyum membuat Sera jadi ikut lega.

"Daripada sedih-sedihan gini, mending ceritain aja pengalaman punya boyfie." Senyum menggoda Sera tercetak jelas. Ia bahkan mencolek dagu Yirein.

"Gak ah, kaya gak ada topik lain aja masa harus bahas Jeka."

"Ha ha ha, kan aku juga pengen tahu."

"Kepo!"

"Yirein ih." Sera memasang wajah kesalnya yang tetap saja imut bagi siapapun yang melihatnya. "Oh iya gimana, si Pritta udah minta maaf sama kamu belum?"

J vs YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang