006

403 86 6
                                    

VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK.
PENCET BINTANGNYA, YA!

chapter kali ini pendek banget.
mood nulis lagi kurang, tapi tetep maksain.
so sorry :"(

Selamat membaca♡

____________________________

Sambil memutar kunci motor, Jeka berjalan ke arah motornya di parkiran. Pertemuan klub telah berakhir beberapa menit yang lalu. Anak-anak lainnya sudah beranjak pulang satu per satu. Hanya ada beberapa yang masih berbincang di dalam ruangan klubㅡsekaligus bersih-bersih ruangan. Salah satunya Yirein.

Ah, bincang-bincang tentang Yirein, gadis itu tak berucap sepatah katapun sejak tadi. Gerakannya pun kaku macam mayat hidup, disenggol sedikit pasti ambruk. Jeka hari ini puas sekali melihat ekspresi kaget dari Yirein. Heran sekali kok bisa ada manusia seekspresif Yirein, ya? Gerak-gerik wajahnya itu lho tak bisa menipu orang lain. Gambaran perasaannya sangat jelas dan sangat mudah terbaca.

Tentang Jeka yang mengambil potret Yirein itu sebenarnya hanya bagian dari keisengan semata. Coba-coba lah kata lainnya. Jeka ingin bereksperimen tentang bagaimana tanggapan yang lain kalau dirinya mengambil potret Yirein sore itu. Lagipula fotonya bagus, kok. Buktinya jadi pemenang. Yirein harusnya tak masalah dengan hal itu. Tapi siapa tahu hati manusia, bisa saja dirinya sedikit lagi dibantai Yirein.

"Hey, Jeka sialan! Berhenti gak lo!"

Tuh kan.

Jeka berhenti dan sebelum ia sempat berbalik, Yirein muncul di hadapannya dengan nafas tak teratur. Wajahnya terkekuk masam saat Jeka sengaja tersenyum manis padanya. "Apa sayang?"

"Mamam tuh sayang." Yirein dengan tenaga siputnya mendorong dada Jeka yang tentu tak akan berdampak apapun pada laki-laki itu. Badan saja kekar begitu, mana ada oleng kalau cuma didorong gadis kecil macam Yirein. "Sekarang jelasin alasan kenapa lo ngefoto gue?"

"Emangnya perlu, ya?"

"Perlu lah, brengsek! Dari sekian banyak objek yang bisa lo pake kenapa harus gue?"

Jeka meloloskan satu tarikan nafasnya. "Gak ada larangan buat gue untuk foto apapun. Inget, ya, a-pa-pun. Mau barang kek manusia kek terserah gue. Lagipula lo keliatan bagus."

"Bagus?! Lo kate gue barang?"

"Emang bukan?

"Jeka!" Laki-laki ini benar-benar menguji kesabaran Yirein. Kalau bunuh orang di kawasan sekolah diperbolehkan, Yirein bertekad menggorok leher manusia gila ini. "Gue cuma minta lo ngejelasin alasan lo foto gue aja. Tinggal ngomong aja susah bet dah ah."

Sungguh, Jeka lapar dan ingin cepat-cepat pulang, tapi meladeni gadis ini benar-benar menyenangkan.

"Gini, ya, Yirein sa--"

"Lo berani bilang 'sayang' gue gampar lo."

Yirein ini bawa-bawa kekerasan fisik terus padahal nyatanya ia tak berani melakukan semuanya itu.

"Pede banget lo! 'Sa' stands for sapi." Jeka terkekeh melihat Yirein menggigit bibirnya kesal. "Oke oke. Lo diem. Gue ngomong, jangan dipotong-potong."

Yirein mengangguk dan menatap Jeka dengan tajam, antisipasi kalau laki-laki ini mengeluarkan omong kosong lagi.

"Gue juga ogah kali fotoin lo. Cuma ya sore itu gue liat elo lagi muter-muter di taman yaudah gue fotoin. Gue pengen lihat reaksi kalian kalau gue pake foto lo and see? Reaksi yang luar biasa. Itu aja. Kebetulan juga hasilnya bagus, yaudah gue kumpulin itu ke Selli."

"Itu aja?"

Jeka mengangguk.

"Puas, kan? Jadi daripada ngajak ribut sama gue, mending lo pulang ya pendek, belajar foto yang bener, biar bulan depan bisa menang." Jeka menepuk kepala Yirein dua kali sebelum melangkah pergi dari hadapan gadis itu.

Yirein menghela nafasnya kesal saat Jeka kembali membalikkan badan padanya. "Apa lagi?"

"Kalau mau fotonya tinggal chat aja ya. Comot nomor gue dari grup klub. Gue baik kok, pasti gue bagi fotonya. Entar fotonya lo simpen terus bisa dijadiin contoh gimana cara moto orang yang benar."

Ya Tuhan, bumi hanguskan laki-laki gila ini, tolong. Kata-katanya itu lho tak pernah ada yang baik. Kata-katanya itu kayak mantra yang bisa bikin telinga Yirein panas kalau didengar terus-terus.

"JEKA SIAL PULANG GAK LO SEBELUM SEPATU GUE MELAYANG DI PALA LO!!!!" Yirein berteriak nyaring membuat beberapa murid yang masih ada di pelataran sekolah melihatnya aneh.

Peduli amat, setan! Jeka memang titisan iblis.

_____________________

tbc
... sending love♡
blankswag, July, 18, 2021

J vs YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang