008

431 105 23
                                    

VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK.
PENCET BINTANGNYA, YA!

Selamat membaca, lov♡

_______________

Sepulang sekolah, Yirein menemani Sera menunggu jemputan karena hari ini keduanya tidak bisa pulang bersama. Yirein kan akan ekhem jalan berdua saja dengan Jeka.

Tak lama setelah keduanya berada di parkiran, Jeka muncul dengan dengan melapisi seragam atasnya dengan hoodie berwarna biru dongker.

"Udah?" Ucap Jeka saat dirinya berdiri tepat di hadapan Yirein dan Sera.

"Belum. Tungguin Sera dijemput dulu." Jeka mengangguk dan memilih pergi menepi untuk duduk di atas motor matic-nya. Sambil memutar kunci motornya, ia melihat bagaimana erat persahabatan Yirein dan Sera. Keduanya saling melengkapi dan sangat tulus menyayangi satu sama lain. Manis sekali, jadi ingin memiliki salah satunya. Halah.

"Kabarin aku kalau udah sampai rumah, ya, Ser." Suara Yirein terdengar begitu besar karena ia memang berucap dengan sedikit berteriak. Jeka langsung turun dari motor saat Yirein berbalik dan berjalan menghampirinya.

"Terpaksa gak sih jalan sama gue?"

Yirein mendengus, "Ngapain nanya kalau udah tahu?" Jeka terkekeh tapi tangannya bergerak untuk menyodorkan helm pada Yirein.

Wait! Yirein tidak salah lihat, kan? Jeka bawa dua helm ke sekolah? Apa dia tiap hari melakukan kerja sampingan sebagai ojek? Atau jangan-jangan dia bawa helm biar bisa modus ke cewek-cewek setiap pulang sekolah?

"Helm bekasan siapa nih?" Yirein menerima helm tersebut dan mengendusnya.

"Enak aja bekas. Ini baru, ya."

"Apa untungnya sih lo bawa dua helm ke sekolah? Ga guna banget."

Sambil terkekeh, Jeka menaiki motornya lalu menstarternya, "Gue punya firasat bakal boncengin orang susah."

Menggigit bibirnya kesal, Yirein berjinjit dan menoyor kepala Jeka yang sudah terbungkus helm. Laki-laki ini memang kalau dikasih baik sedikit tuh tidak biasa. Auranya gelap, bikin Yirein naik pitam terus. "Lo tuh yang orang susah." Dengan susah payah Yirein memakai helmnya. Kenapa mengaitkan tali helm mendadak jadi susah begini?

"Yirein sayang, jangan pura-pura gak bisa pakai helm deh. Gue gak bakalan pakein buat lo kayak di drama-drama."

"Heh! Siapa yang ngarepin dipakein sama elo? Gue juga ogah kali."

"Tapi itu mukanya ngarep banget."

"Jeka!" Yirein mendorong pelan lengan Jeka membuat lelaki itu tertawa lepas. "Bisa gak sih lo sehari aja jangan bikin gue emosi?"

Sambil masih tertawa Jeka mengangguk-angguk. "Oke, ibu negara. Sekarang naik, ya. Jangan marah-marah terus nanti tambah jelek."

Yirein hanya bisa pasrah dan menaiki motor matic milik Jeka. Motornya tidak terlalu tinggi, tapi tetap saja Yirein kesusahan menaikinya. Salahkan kakinya yang mini sekali. Dengan sangat terpaksa akhirnya ia menumpukan kedua tangannya di bahu Jeka. Ya daripada ia jatuh dan menjadi tontonan banyak orang, kali ini Yirein mengalah pada gengsinya.

Yirein berhasil naik dan memperbaiki posisi duduknya. Walau ia memakai rok, ia memilih untuk duduk biasa saja, bukan duduk menyamping. Ngeri sekali kalau harus duduk menyamping. Yirein takut jatuh.

"Kalau takut, peluk aja. Perut gue free buat lo kok."

Yirein memukul belakang Jeka lumayan keras. "Jalan aja jangan bacot."

J vs YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang