VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK
PENCET BINTANGNYA, YA!Selamat membaca lov♡
___________
Setelah perjalanan dari puncak yang ditempuh selama dua jam, rombongan akhirnya tiba di sekolah. Karena bus tidak mungkin mengantar masing-masing anak ke rumah, maka mereka harus menelepon jemputan secara mandiri.
Yirein menelepon kakaknya tentu saja. Walau Jeka menawarkan dirinya untuk nebeng saja dengan dirinya, gadis pendek itu menolak mentah-mentah kebaikan ekhem hati seorang Jeka. Bukan Jeka tentu kalau tidak memaksa, tetapi di percobaan ketiganya membujuk si gadis, ia memilih menelan egonya karena Yirein terlihat sangat lelah dan malas berdebat tentu saja.
Tapi walaupun begitu, sebelum pulang mendahului Yirein, Jeka tetap melakukan aktivitas favoritnya, yakni menepuk dan mengelus kepala Yirein dengan lembut. Katanya sih vitamin biar Yirein jangan letih lesu macam orang penyakitan.
Beberapa waktu setelah Jeka pulang, mobil Bang Virzha pun muncul. Yirein pamit lalu menaiki mobil sang kakak yang ternyata datang bersama kekasihnya, Mbak Airin.
"Enak ya jalan-jalan. Kalau bisa cuti sih Mbak pengennya ngekor kamu, Rein." Suara Mbak Airin memecah keheningan saat mobil mulai dilajukan.
"Ada-ada aja kamu, Rin. Itu kan acara anak muda. Inget tuh udah umur berapa." Sambung Bang Virzha.
"Kamu ngatain aku tua?"
"Ya kenyataannya gitu kan." Bang Virzha terkekeh membuat emosi Mbak Airin membuncah lalu memukul lengannya.
Yirein yang merasa dirinya hanya obat nyamuk hanya pasrah dan menyenderkan kepalanya di kursi. "Abang sama Mbak Airin jangan berantem ih, entar kalau gak fokus nyetir terus kenapa-napa gimana."
Mbak Airin menoleh dan memasang wajah bersalahnya pada Yirein. "Aduh Rein maafin Mbak hehe. Mbak lupa kamu pasti tepar banget ya abis acara. Lagian ini abangmu nyari masalah sama Mbak terus."
"Lah aku nyari masalahnya di bagian yang mana? Kamu kan bukan anak ABG lagi." Bukan Virzha kalau tak mau kalah argumen.
Yirein lagi-lagi menghela nafasnya melihat dua sejoli yang lebih terlihat seperti rival daripada pasangan. "Gini aja," Mbak Airin menoleh pada Yirein, "jalan tengahnya ya Abang sama Mbak sama-sama tua, yang muda cuma Rein."
Virzha terkekeh. "Tuh, Rin, dengerin. Kita berdua tua." Mbak Airin mau marah juga tidak bisa, terlanjur gemas dengan Yirein yang walaupun terlihat lelah tapi tetap mau meladeni dirinya maupun Virzha.
"Iya deh yaudah. Kamu yang fokus nyetirnya, Zha." Mbak Airin menambah volume lagu yang sedang disetel. "Oh iya dek."
"Iya Mbak."
"Abang kamu nyiapin sesuatu buat kamu loh."
Namanya juga Yirein, pecicilan dan menggemaskan selalu di mata Airin. Lihat saja, dipancing dengan hal-hal kecil saja respon Yirein sangat luar biasaㅡantusias sekali.
"Wih, Abang mau kasih adek surprise?"
"Kamu percaya sama Mbak-mu?"
"Percaya dong. Mbak Airin jarang ngeles, gak kayak abang." Yirein memajukan tubuhnya lalu menepuk-nepuk bahu Mbak Airin supaya si calon kakak ipar itu berbalik padanya. "Abang nyiapin apa emangnya Mbak?"
"Loh kalo Mbak kasih tahu sekarang entar bukan surprise dong namanya."
"Aduh aku kan keburu penasaran, harusnya gak usah dikasih tahu aja dari awal."
KAMU SEDANG MEMBACA
J vs Y
FanfictionKata orang, jangan terlalu membenci sesuatu. Bisa-bisa rasa benci itu berbuah rasa lain yang bisa disebut cinta. Entah sampai kapan dua sejoli ini tahan menabur benih saling benci satu sama lain. Kita saksikan saja kapan alam membuat mereka bertekuk...