VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK
PENCET BINTANGNYA, YA!Selamat membaca, lov♡
____________
Hari Senin adalah hari yang cukup dibenci hampir semua siswa. Setelah diberi libur dua hari, Sabtu dan Minggu, mereka harus kembali beraktifitas seperti sedia kala di hari Senin.
Maka dari itu setelah bel istirahat SMA Hanlim berbunyi, siswa-siswa langsung menyerbu kantin seperti orang gila. Kalau terlambat, bisa saja kehabisan bangku, atau bahkan kehabisan makanan incaran. Pokoknya harus gaspol.
Pritta menghela nafas saat ia lagi-lagi kehabisan bangku kantin untuk kesekian kalinya sejak ia bersekolah di sini. Ia mencari kira-kira di mana ada kenalan teman yang bisa ia lobi untuk duduk bersama, dan untunglah matanya menangkap sosok Yirein dan Sera yang duduk di pojok kantin.
Baguslah, ia bisa sekalian mengenal lebih dekat dengan si pendek saingannya itu.
"Permisi. Sera, aku boleh gabung di sini gak? Tempat lain udah pada penuh."
Sera dan Yirein menoleh bersamaan dan setelah itu Sera menganggukkan kepalanya cepat pertanda setuju. Pritta pun mengambil posisi di sebelah Sera, berhadapan dengan Yirein.
"Halo. Kamu Yirein, kan? Kenalin aku Pritta, teman kelasnya Sera." Pritta mengulurkan tangannya diiringi ulasan senyum yang dibuat-dibuat. Kalau saja tidak untuk mengorek informasi, jujur, Pritta ogah sekali bersalaman dengan Yirein.
Yirein menerima jabatan tangan itu dengan senyuman kikuk. Ya Tuhan, maafkan Yirein yang selalu sensi dengan Pritta padahal gadis itu ramah sekali.
Ramah apanya.
"Oh, hai, Pritta. Aku Yirein."
Ketiganya kembali melanjutkan makan sambil diselipi obrolan-obrolan ringan. Yirein tampaknya semakin tertipu gerak-gerik Pritta yang sebenarnya hanya berpura-pura. Logis saja, mana mau Pritta repot-repot peduli tentang Yirein yang katanya merupakan saingan beratnya dalam mendapatkan Jeka?
"Menurut kalian berdua, aku cocok gak sama Jeka?"
Yirein hampir saja tersedak makanannya kala pertanyaan haram itu keluar dari mulut Pritta dengan entengnya, bahkan Sera pun dibuat menganga dengan pertanyaan yang sangat tiba-tiba tersebut. Ia memandang Yirein yang merasa tak nyaman di tempat duduknya.
"Kok tiba-tiba nanya gitu?" Itu suara Sera. "Aku gak pandai menilai orang. Maaf ya."
Pritta tersenyum, "Gak papa kok Sera. Santai." Ia mengalihkan matanya ke arah Yirein. LOL. Pritta sangat kngin tertawa keras sekarang. Yirein itu memang bodoh. Dipancing sedikit saja sudah gelagapan. "Kalo menurut kamu gimana, Rein?"
Nah nah, Yirein benar-benar ingin memuntahkan isi perutnya di depan Pritta. Yirein rasa tak ada sangkut pautnya pendapat ia dan Sera soal kecocokan Pritta dan laki-laki sialan itu, toh ini kan urusan perasaan. Untung saja ia tak mau suasana akrabnya dengan Pritta kembali dibatasi rasa canggung, makanya ia hanya mampu menjawab seadanya.
"Hm, cocok kok."
Mata Pritta berbinar. "Wah, makasih ya. Semoga aja aku dan Jeka beneran bisa jadian. Doain aku ya biar jangan ada penghalang-penghalang di antara aku dan Jeka." Tanpa Sera dan Yirein sadari, Pritta memberi tekanan penuh saat ia berucap 'penghalang-penghalang'.
Isyarat tak langsung bagi Yirein untuk pergi jauh-jauh.
Yirein tersentak kaget saat Pritta tiba-tiba menggenggam tangannya. "Yirein, kamu nanti bagi tips dong ke aku gimana caranya bisa deket sama Jeka. Aku lihat kamu akrab sekali dengan Jeka."
KAMU SEDANG MEMBACA
J vs Y
FanfictionKata orang, jangan terlalu membenci sesuatu. Bisa-bisa rasa benci itu berbuah rasa lain yang bisa disebut cinta. Entah sampai kapan dua sejoli ini tahan menabur benih saling benci satu sama lain. Kita saksikan saja kapan alam membuat mereka bertekuk...