015

463 102 26
                                    

VOTE GAK SAMPAI 10 DETIK.
PENCET BINTANGNYA, YA!

Selamat membaca, lov♡

_____________

Tak terasa sudah dua hari mereka berada di villa milik Mbak Intan. Esok siang menjelang sore, rombongan klub fotografi akan kembali ke pusat kota.

Itulah mengapa malam ini mereka repot sekali menyiapkan acara api unggun. Kegiatan tadi siang sangat menyenangkan. Tentu mereka semua merasa lelah, namun kapan lagi kan bisa senang-senang gratis begini. Nikmati saja.

Yirein menata meja yang berada tak jauh dari kayu yang sudah disusun untuk api unggun. Meja itu nantinya akan ditaruh minuman dan kudapan-kudapan kecil.

Jeka tiba-tiba muncul dengan gelas-gelas plastik di tangannya. "Kok ngatur mejanya sendirian?" Diletakkannya gelas-gelas tadi di atas meja.

"Ya lo mau gue sama siapa?"

"Mejanya berat, Rein."

Yirein merotasikan matanya. Jeka ini ada-ada saja. Pasti tadi habis mengumpulkan kayu bakar, setan lebay merasuki laki-laki gila ini, makanya kelakuannya menjadi di jam segini.

"Jangan lebay deh! Gue cuma ngatur taplak, bukan ngangkat meja. Lagian yang lain juga ada tugasnya, gak mungkin gue manja minta bantuan."

Jeka menerima dua botol minuman soda yang dibawakan oleh salah satu adik kelasnya. Ia menaruhnya di atas meja yang baru Yirein tata. "Ya kan siapa tahu lo kesulitan. Apalagi lo pendek gini entar ketimpuk gimana?"

"Mikirnya aneh sekali, Pak." Bersamaan dengan itu, ponsel di saku hoodie Yirein bergetar dan menampilkan nama Virzha. Dengan cepat ia menerima panggilan itu daripada Virzha mengomelinya.

Jeka memandangi Yirein, penasaran akan siapa penelepon gadis itu sehingga ia menjawabnya dengan cepat. Jaga-jaga kan siapa tahu gadis itu bermain api di belakangnya.

Cuih, memangnya kamu siapa hey?

"Halo Bang."

Bahu Jeka melorot. Oh, baguslah, itu kakaknya.

"Gimana kabarnya?"

"Baik. Tumben nelpon." Yirein mengatur gelas plastik tadi sedangkan Jeka bertugas menuangkan minuman soda tadi.

"Dek, Abang cuma nelpon loh. Sensi amat!"

"Ya abis tumbenan, pasti gabut nih gak ditemenin Mbak Airin."

Terdengat kekehan dari Virzha. "Kamu udah makan?"

Yirein menggeleng seolah-olah Virzha bisa melihatnya. "Belum, ini lagi nyiapin mau api unggun." Yirein mengalihkan fokusnya saat ada antaran minuman soda lagi. "Jek, minumannya cukup dulu. Entah gak muat."

"Jangan lupa makan. Eh itu ngomong sama siapa?"

"Jeka."

"Jeka? Jeka pacarmu itu?"

Nah, Yirein salah bicara lagi untuk sekian kalinya dengan abangnya ini. Sudah tahu mulutnya tidak bisa diam, masih saja salah bicara terus. "Bukan pacar Yirein ih. Abang berhenti jahilin aku dong."

Diam-diam Jeka tersenyum melihat tingkah Yirein yang menurutnya sangat menggemaskan. Kapan lagi, kan, bisa melihat gadis galak ini merajuk dengan kakaknya ini?

"Kasihin hapenya ke Jeka. Abang mau ngomong."

Kaget? Tentu. "Gak ah abang, semuanya sibuk di sini. Abang jangan ganggu."

J vs YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang