[1] End Of Story

2.7K 141 13
                                    

Halo i'm back and happy reading:)

10 tahun berlalu

Matahari kini naik perlahan menandakan hari mulai siang dan waktu untuk istirahat malam telah berakhir pemuda itu terbangun dan melihat jam yang terpasang di dinding kamar nya.

Sudah terlalu siang ternyata, tumben dia bisa bangun siang pikir pemuda itu. Dia bangkit dan masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya dan bersiap turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Langkah nya terdengar pasti menuruni anak tangga mansion mewah milik orang tua nya ini. Untuk ditinggali 3 orang memang mansion sebesar ini terlalu besar, bahkan mansion ini dapat menampung lebih  dari isi teman sekelas nya.

Sudah lama ia tinggal disini, sekitar 7 tahun dan dia bersyukur bisa tinggal dengan nyaman aman dan mencukupi di mansion mewah ini bersama adik nya.

Memang awalnya tak terbiasa tapi ini sudah menjadi takdir bukan, lagipula orang tua nya begitu menyayangi mereka berdua tanpa pamrih. Ah dia terlalu banyak berpikir sampai lupa kalau ia sudah sampai di meja makan dan melamun.

Langkah kaki terdengar kembali dari arah tangga, kali ini bukan hanya satu melainkan dua langsung. Meski tak bersamaan, namun itu terdengar begitu jelas di gendang telinga.

“morning kak” kata dua orang itu bersama menyapa orang yang pertama kali sampai di ruang makan.

“morning dad, adek” ia menjawab sapaan itu sembari tersenyum manis persis seperti Daddy nya

“sarapan dulu kalian sebelum berangkat ya” seru yang paling tua diantara ketiga nya,

“siap dad”

.....

Kegaduhan terjadi hingga membuat pusing yang mendengarnya, hampir setiap hari kegaduhan itu terjadi tanpa bisa di elak seperti sudah makanan sehari hari

“ Pah pipi cantik kan?” suaranya terdengar berteriak karena jarak antara dirinya dan papahnya itu cukup jauh

“apa sih pipi jelek Po yang ganteng” pusing sudah kepala orang dewasa yang kini sedang menyiapkan makanan di dapur mendengar keributan itu.

“adek Abang cantik sama ganteng kenapa harus ribut si” si sulung akhirnya menengahi, dia sudah terbiasa mendengar kedua adiknya ini bertengkar entah karena apapun itu.

“denger kata Abang nya tuh”kata orang yang paling dewasa berjalan ke arah ketiga anaknya.

“tadi PO bilang pipi bukan anak papah karena jelek” anak perempuan itu mengadukan perilaku kakaknya

Anak Laki-laki kecil itu tersenyum polos Mendapatkan pelototan dari dua orang yang lebih dewasa dari pada dirinya. Lagian dia kan cuma bercanda kenapa adik nya itu sangat sensitif sih.

“po cuma bercanda, adek aja yang baperan” jawab anak laki-laki itu sekena nya.

“kamu tuh, udah tau adek nya baperan masih aja di jailin” orang yang dipanggil Abang kembali bersuara.

“minta maaf ayo Kaka po” orang yang paling dewasa diantara keempatnya kembali berseru meminta anak laki-lakinya itu untuk meminta maaf.

be the end? || TaynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang