[2] Bertemu kembali

2.4K 143 12
                                    

Halo i'm back and happy reading:)

Sepuluh tahun terasa sangat singkat sekarang, ia bisa menjalani hari-harinya bersama keluarga kecil yang ia jaga sendirian. Meski sendiri Disini tapi tetap banyak orang yang mensupport nya dari jauh, tak apa itu sudah lebih dari cukup pikirnya.

Sepuluh tahun sudah juga ia berhasil menjauhi bayang bayang masa lalu yang menyakitkan, menjauh dari orang yang dia cintai tapi tak ia pungkiri bahwa dia juga membenci orang itu disaat yang bersamaan.

Meski tak menunjukkan secara terang terangan. Selama sepuluh tahun ia pergi dari negara kelahirannya tak pernah terbesit keinginan untuk kembali kesana, meski rasa rindu kadang menghampiri tiba-tiba.

Kadang kala ia sendiri yang harus kerepotan menahan rasa itu demi anak anaknya. Orang orang dari tanah kelahirannya lebih sering mendatangi dirinya dari pada dia yang mendatangi orang orang kesana. Toh sama saja

Dia terlalu asik melamun sampai tak sadar ketiga anaknya kini menatap bingung kearah dirinya. Sentuhan di bahu dari si sulung membuat ia tersadar dan menggetarkan pandangannya pada ketiga anaknya.

“papah kenapa si ngelamun terus?” tanya si sulung ia sangat sering menjumpai papanya melamun sendirian.

“Gapapa, papah cuma kangen sama om gun” senyum menenangkan tersungging berusaha membuat ketiga anaknya itu yakin pada kata katanya.

“ Ih pipi juga kangen sama Kakak Chi” seru anak paling terakhir setelah mendengar alasan papanya

“iya, kapan om gun sama om off kesini lagi ya Pah?” tanya si anak tengah

“sama om singa aaaa pipi kangen” kini anak paling terakhir menyambung perkataan kakaknya.

“mereka lagi sibuk, nanti kalau udah nggak pasti kesini” jelas si sulung menjawab pertanyaan adik adiknya

“ kenapa gak kita aja yang kesana pah? Kan pipi sama Po udah libur sekola Abang juga kan” mendengar perkataan adik nya si sulung kini menatap wajah papanya mencoba memperhatikan mimik wajah yang mirip dengan dirinya itu.

“kapan kapan ya sayang” jawab orang yang paling tua

“yah ga bisa main sama Kaka chi sama Kakak piat" dengan lesu anak terakhir yang bernama pipi itu berkata.

“papah ni kalau di ajak kesana nanti terus terus gak berangkat berangkat” omel si tengah bernama Pi

Anaknya benar, ia memang terlalu takut Untuk kembali dan menginjakan kaki di tanah kelahirannya itu padahal waktu sudah berjalan cukup lama. Mungkin dia sudah melupakan dirinya dan bahagia bersama keluarga kecilnya disana.

Ah lagi lagi pikiran itu, kali ini new bertekad untuk kembali dan menginjakan kaki di sana. Masalah ia akan pindah atau hanya berlibur bersama ketiga Anaknya itu urusan belakangan. 

Yang terpenting sekarang ia berani dan bisa memenuhi keinginan kedua anaknya yang kini sudah merindukan keluarga nya disana. Dia tersenyum.

“yaudah nanti kita siap siap, Sabtu kira berangkat gimana?” tanya nya pada kedua anaknya yang masih kecil.

keduanya langsung berbinar dan mengangguk semangat sambil melompat kesenangan dan tersenyum tak henti henti.

be the end? || TaynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang