Lost 18

185 30 17
                                    

Up ini dulu ya baru Shaman

Up ini dulu ya baru Shaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Clek

Duk duk duk

Pintu apartment dibuka Seungri setibanya mereka dari rumah sakit. Suara dentum kecil di lantai menandakan kaki kecil Min Jun berlari cepat ke arah orang yang sejak siang ditunggunya.

"Eommaaa!!" teriak anak itu seraya menubruk badan Seungri.

Seungri lantas menangkap badan si kecil dan memberinya pelukan rindu.

"Eomma kenapa lama sekali?"

"Mian, eomma harus bawa appa ke rumah sakit dulu, sayang."

"Appa, lukanya tidak apa-apa?"

Sekarang anak itu berdiri di depan Jiyong. Melihat sobekan pada kaos Jiyong dan juga noda darah yang mengering di sana. Wajahnya langsung berubah setelah melihatnya.

"Tidak apa-apa. Kau sudah makan?" tanya Jiyong sambil menggandeng tangan kecil Min Jun masuk ke dalam apartment.

"Sudah appa. Jinan samchon memasakkan aku nasi goreng. Appa dan eomma sudah makan?"

"Belum dan appa sangat lapar."

Seungri menuntun Jiyong masuk ke dalam. Memperlakukan seakan luka Jiyong cukup parah.

"Chagiya, lukaku kecil. Aku bisa jalan sendiri."

"Ya, aku tahu. Memangnya salah jika aku mengkhawatirkanmu?"

"Hahhh, ya tidak ada yang salah."

Jiyong tak mau lagi memperpanjang urusan sepele di depan Min Jun. Hari ini cukup baginya mendengar Seungri yang mengoceh dan mengomel sepanjang waktu. Jiyong lelah saat ini.

"Eoh, hyung ... kalian sudah pulang?" Jinan menyambut kehadiran Jiyong dan Seungri.

"Iya, kami baru pulang. Maaf, merepotkanmu," jawab Seungri.

"Ayo, appa makan dulu. Eomma juga. Tadi samchon masak untuk kalian juga. Lalu aku ikut bantu," Min Jun menarik tangan Jiyong dan Seungri untuk duduk di kursi meja makan.

"Sabar sayang. Nanti eomma akan makan."

"Karena kalian sudah pulang, aku pulang dulu ya," Jinan berpamitan dengan Seungri sembari memakai jaketnya.

"Ah, ne. Gomawo atas bantuanmu hari ini."

"Jangan sungkan, hyung. Oh ya, ada surat buatmu hyung."

Jinan menyerahkan sepucuk surat berbungkus amplop putih. Seungri menerimanya dengan tatapan bingung. Jiyong sendiri matanya tertuju pada surat tersebut.

"Dari siapa?" tanya Seungri dengan melihat amplop putih tanpa nama itu.

"Tidak tahu. Yang aku tahu dia pria yang pernah datang ke kedai dan bicara denganmu," jelas Jinan merapikan jaket dan juga memakai sepatunya.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang