Lost 20

185 30 29
                                    

Matahari akhirnya digantikan bulan. Laki-laki bertubuh sintal ini membuka matanya pelan. Pertama kali yang dilihatnya adalah Jiyong yang tersenyum lembut padanya sambil memainkan poni rambutnya.

"Sudah bangun?"

"Kenapa kau tersenyum begitu, hyung?"

"Tidak apa. Hanya ingin saja. Masih pusing?"

Seungri mengangkat badannya untuk bangun, dibantu oleh Jiyong dan membiarkan Seungri bersandar padanya.

"Sedikit. Ini jam berapa?"

"Jam 7 malam."

"Mwo?" Seungri terlonjak dari bersandarnya, "kenapa tidak membangunkan aku, hyung? Aku harus buat makan malam."

"Hei hei, tenang chagi. Makan malam sudah siap. Kau tidak perlu masak," kata Jiyong mengelus pipi Seungri.

"Hah? Siapa yang masak? Kau kan tidak bisa masak," ejek Seungri.

"Tentu saja beli, chagi. Ayo, kita ke meja makan. Min Jun sudah menunggu."

Jiyong turun dari kasur lebih dulu, menjulurkan tangannya untuk disambut Seungri. Tentunya Seungri terheran melihat sikap Jiyong malam ini. Lembut dan lebih banyak tersenyum.

"Kau kenapa sih hyung?" tanya Seungri menyambut tangan Jiyong dan turun dari kasur.

"Aku kenapa? Tidak ada," kilah Jiyong, menuntun Seungri hingga keluar kamar.

"Hyung, ada apa sih denganmu? Aku bisa jalan sendiri."

Seungri merasa ada yang janggal dengan tingkah Jiyong. Padahal dia hanya pusing saja, walau sempat pingsan tadi siang. Tapi malah membuag Jiyong berubah drastis.

"Hanya ingin memanjakanmu saja, chagi," Jiyong kembali sumeringah.

"Eomma, akhirnya bangun juga. Ayo sini duduk. Kita makan," sambut Min Jun begitu Seungri keluar kamar.

Bocah kecil ini langsung menggandeng tangan kiri Seungri dengan riang. Kali ini Seungri makin tambah bingung dengan kelakuan anaknya yang juga tiba-tiba bersikap lembut padanya. Yah, meski anak itu sering seperti itu. Tapi kali ini sangat berbeda dengannya.

"Kalian kenapa sih? Tiba-tiba seperti ini padaku."

Kesekian kalinya Seungri bertanya seperti itu, tapi Jiyong dan Min Jun tetap berkata 'tidak ada'.

"Woah, apa ini? Kalian pesan makanan banyak sekali. Siapa yang akan habiskan ini semua?" tanya Seungri begitu melihat meja makan penuh berbagai macam makanan.

"Duduk dulu, chagiya. Hari ini aku dan Min Jun ingin merayakan sesuatu. Jadi, kami pesan makanan yang banyak," jelas Jiyong yang duduk di sebelah Seungri.

Min Jun duduk tepat di depan mereka dengan bola matanya yang hitam cerah berkedip beberapa kali, tangan yang terlipat di atas meja dan dagu di atasnya. Kaki kecilnya mengayun pelan. Seungri memperhatikan anak itu dan juga Jiyong bergantian. Masih tidak paham apa yang ingin dirayakan.

"Aku sakit kalian ingin rayakan?"

Jiyong dan Min Jun geleng kepala bersamaan.

"Lalu? Siapa yang akan habiskan makanan sebanyak ini? Kita cuma bertiga di sini," kata Seungri lagi, matanya mengedar pada makanan.

"Berempat," jawab Jiyong dan Min Jun kompak.

Seungri menyatukan alisnya, terlihat bingung dengan kekompakan Jiyong dan anaknya.

"Berempat? Satu lagi siapa?"

"Ayo, appa ... cepat kasih tahu eomma," kata anak itu tak sabar.

"Kita tidak bertiga lagi. Akan jadi berempat, chagi. Satu lagi masih ada di sini."

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang