12. Pelukan

514K 68.1K 50.7K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara
@marvin.algara
@canva.tamvan

Btw happy 1M reads!!
Makasii banyak untuk para penggemar 2 bayi ini


******

"Mau ke mana?" Samuel mencekal tangan Azura. Keningnya bergelombang kala melihat kedua mata Azura yang basah. Gadis itu menangis. Samuel tidak tahu apa penyebabnya.

Azura yang awalnya hendak pergi, terpaksa berhenti karena Samuel mencegahnya. Ia menatap cowok itu dengan tatapan pias. "Ke mana lagi kalau bukan pergi?"

"Nggak. Lo nggak boleh pergi." Samuel menggeleng cepat. Ia menarik tangan Azura, membuat tubuh gadis itu ikut tertarik dan berujung menubruk dadanya.

"Bukannya dari dulu kamu nggak suka sama aku? Lalu buat apa lagi aku di sini? Kamu nggak pernah anggap aku ada dan selalu kepikiran sama Ellen yang jelas-jelas udah nggak ada." Azura menghapus air matanya, lalu bergerak menjauh dari Samuel.

Melihat Azura-nya yang terlihat berbeda tentu membuat Samuel kebingungan. "Kenapa?" tanyanya.

"Kenapa lo nyerah?" lanjut Samuel.

"Nggak ada gunanya lagi. Kalau kamu mau, aku bisa ngomong ke Bunda buat batalin pertunangan kita. Buat apa juga hubungan kita dilanjut kalau kamu sama sekali nggak pernah ada rasa sama aku?"

"Nggak segampang itu, Zel. Gue nggak mau." Samuel menggeleng keras. Jantungnya berdebar kencang dengan tubuh gemetar.

"Aku udah capek. Kamu nggak pernah coba buat buka hati kamu. Aku juga manusia yang punya perasaan, Samuel," balas Azura.

"Samuel?" tanya Samuel bingung. "Lo bukan Rapunzel yang gue kenal."

"Aku emang bukan Rapunzel, tapi Azura." Gadis dengan rambut panjang yang diurai itu melepas cincin tunangan yang tersemat di jari manisnya. Ia beralih memegang pergelangan tangan kanan Samuel dan meletakkannya cincin itu di telapak tangan Samuel.

"Aku mau pulang. Kamu nggak boleh cari aku lagi." Tanpa berkata-kata lagi, Azura berlari meninggalkan Samuel yang mematung di pinggir jalanan yang sepi.

Samuel terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Ia menatap ke sekeliling dengan wajah panik. Napasnya memburu bahkan nyaris terasa sesak. Dengan kaki yang gemetar, ia turun dari atas ranjang.

Samuel yang masih linglung itu berusaha mencari di mana letak kunci motornya.

"Rapunzel nggak boleh pergi." Samuel menggeleng cepat. "Gue nggak mau kehilangan lagi."

*****

Jalanan yang sepi membuat Samuel leluasa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya kalang kabut. Rasa takut dan trauma akan kehilangan terus menghantuinya semenjak kepergian Ellen dari kehidupannya.

Samuel tidak ingin jika Azura-nya benar-benar pergi meninggalkannya. Ia belum paham dengan perasaannya kepada gadis itu untuk sekarang ini. Tapi yang pasti, Samuel tidak ingin gadis itu pergi.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan dengan cara kebut-kebutan, Samuel akhirnya sampai di rumah Azura. Satpam yang berjaga di pos depan itu membukakan gerbang dengan cepat. Samuel pun lantas mengendarai motornya masuk ke pekarangan rumah Azura.

Tanpa lama-lama, Samuel pun turun dari atas motornya kemudian berlari menuju pintu utama rumah Azura. Ia menekan bel rumah gadis itu tidak sabaran seraya mengetuk pintu yang menjulang tinggi di hadapannya.

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang