20. Panik

473K 75.3K 55.3K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara
@marvin.algara
@canva.tamvan
@farzantanubrata

****

ABSEN DULU MANA SUARANYA YANG NUNGGUIN PRINCESS MARTABAKKOLOR JODOHNYA 23 BUJANG NCT UPDATE LAGI?!

****

Baca doang follow kagak. Hayu atuh biar cepet 100k biar aing bisa pamer ke emak

****

Canva membuka helmnya dengan cepat, kemudian turun dari atas motornya dengan sebuah kresek kecil yang berisikan obat penurun panas untuk Azura di tangannya. Gadis itu meminta tolong kepadanya lantaran bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi. Pak Mamat dan Bi Santi izin pergi dan itu membuat Azura tidak enak untuk menghubungi mereka kalau dirinya tengah sakit.

Samuel yang seharusnya menjadi penjaga untuk Azura, justru lalai terhadap tugasnya.

Canva yang memang pernah datang ke rumah Azura sebanyak dua kali itu pun memutuskan untuk langsung masuk ke dalam karena pintu depan yang tidak terkunci.

Cowok itu menaiki tangga yang menghubungkan antara lantai satu dan lantai dua. Sampainya di lantai dua rumah Azura, ia melihat sebuah ruangan dengan pintu yang dicat berwarna pink. Itu pasti kamar Azura.

Tanpa banyak pikir, Canva langsung membuka pintu itu. Dan benar saja dugaannya kalau itu kamar milik Azura. Gadis itu tengah meringkuk di atas tempat tidurnya.

Canva membiarkan pintu kamar itu terbuka, kemudian masuk ke dalam kamar Azura.

"Ra?" panggil Canva.

Azura yang mendengar seseorang memanggil namanya itu pun lantas membuka matanya. Bibir pucat gadis itu mengukir senyuman lebar. "Apan beneran dateng?"

Canva mengangguk. Ia menyuruh Azura untuk tetap berbaring karena awalnya gadis itu ingin bangkit dari tidurannya.

"Udah makan?" tanya Canva pada gadis itu.

"Udah kok," jawab Azura.

"Minum obat dulu kalau gitu." Canva membuka bungkus obat yang dibelinya tadi sebelum ke rumah Azura. Ia pun memberikan satu butir obat kepada gadis itu dan juga segelas air putih.

Canva melakukannya dengan telaten.

"Makasih, Apan," ujar Azura tersenyum lebar. Kedua matanya yang sayu itu menatap hangat ke arah Canva.

"Kenapa bisa sakit? Terlalu banyak pikiran, ya?"

"Udah lama nggak sakit, makanya sekarang jadi sakit."

Canva tertawa kecil mendengar itu. Ia menyelimuti tubuh Azura hingga sebatas dada. "Maaf, Ra. Harusnya gue nggak masuk ke kamar lo kayak gini. Apalagi nggak ada orang."

"Emang kenapa? Apan, kan, orang baik," tanya Azura bingung.

"Cowok sama cewek yang belum muhrim nggak boleh berduaan kayak gini."

Azura mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Sekali aja kayaknya nggak apa-apa. Nanti dosanya kita tanggung sama-sama."

"Bisa aja lo." Canva menoel pelan hidung Azura. "Jangan sakit, Ra. Minggu depan udah ujian kenaikan kelas."

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang