29. Menghilang

422K 59.4K 38.2K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara
@marvin.algara
@canva.tamvan
@farzantanubrata

*****

2 SEPTEMBER KAWANN!!!

*****



Sejak tadi, Samuel tidak mengalihkan tatapannya sedikit pun dari pintu masuk ruang rawatnya. Hari sudah mendekati larut malam, tetapi itu tidak juga membuatnya merasakan kantuk. Pikiran cowok itu melayang ke berbagai hal. Di saat-saat seperti ini, dia sangat merindukan momen kebersamannya bersama Azura. Tetapi, Samuel tidak bisa melakukannya.

Helaan napas berat meluncur dari bibir cowok itu. Sejenak, Samuel memejamkan mata kala pusing kembali mendera kepalanya. Saat ia kembali membuka matanya, ia melihat Kiara bangkit dari tidurnya yang semula berbaring di sofa. Dengan mata yang masih setengah terpejam, wanita menghampiri anaknya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Kiara setelah sampai di samping Samuel. Wanita itu mengucek kedua matanya untuk menghilangkan kantuk.

"Belum ngantuk, Bunda," balas Samuel.

"Kamu perlu banyak istirahat biar besok bisa pulang," ujar Kiara. Tangannya terangkat untuk mengusap rambut Samuel. Kedua mata cantiknya menyorot hangat ke arah anaknya.

"Masih mikirin Rapunzel. Dia baik-baik aja, kan?" Suara Samuel terdengar parau ketika mengatakan itu.

"Bunda sempet telponan sama dia. Katanya dia lagi minum susu sambil mikirin kamu tadi."

Samuel tersenyum simpul mendengar jawaban Kiara. Kedua mata cowok itu menatap ke arah langit-langit kamarnya. Rasanya, ia ingin segera menemui Azura dan berbagi banyak cerita dengan gadis itu.

"Pengen cepet-cepet ketemu Rapunzel, Nda."

"Bukannya kamu sendiri yang nyuruh dia pergi dari sini?" seloroh Kiara dengan kening mengerut bingung. Azura sempat bercerita kepadanya kalau gadis itu diusir Samuel dari rumah sakit.

"Diem, Nda. El udah nggak tahan," jawab Samuel. Kedua mata cowok itu terpejam dengan senyuman lebar di bibirnya. Sepertinya, ia akan menemui gadis itu secara diam-diam besok.

*****

Kedua bahu Azura merosot lesu. Ia merasa sangat bosan menunggu kedatangan Pak Mamat di halte bus yang berada di pintu gerbang SMA Taruna Bakti. Hari ini Azura merasa harinya suram karena tidak ada Samuel dan juga Canva di sekolahan. Meskipun ada yang lainnya, tetap saja ia merasa kurang jika tidak ada mereka berdua.

Azura menghela napas berat. Pandangannya mengedar, lalu terhenti saat melihat Marvel di parkiran. Nekad untuk bertanya, kedua kaki gadis itu pun mulai melangkah ke arah Marvel yang kini tengah bersiap-siap untuk pulang. Azura jarang sekali berkomunikasi dengan cowok itu karena menurutnya, Marvel itu adalah manusia batu yang mirip dengan hantu.

"Hai, Apel," sapa Azura dengan nada rendah. Tidak ada sedikit pun jiwa semangat dalam dirinya seperti biasanya.

Marvel yang awalnya hendak menggunakan helm itu pun terpaksa menundanya terlebih dahulu dan menatap ke arah Azura dengan sebelah alis yang terangkat. Dari eskpresi wajahnya, Azura bisa mengetahui kalau cowok itu sedang bertanya ada apa?

"Apan ke mana? Aku tanya Ilona sama yang lain katanya mereka nggak tau," tutur Azura menanyakan hal yang sejak tadi bersemayam di otaknya.

"Mau mati," balas Marvel dengan ekspresi wajah yang lempeng. Dia mengatakan itu seolah-olah tidak mempunyai beban.

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang