Teman sekamar Rana di Jeonju bertambah. Nadia, host The Backpackers yang akan bersama Stefan memandu acara menyusul datang bersama rombongan kru yang lain. Mereka sempat mengobrol sebentar sebelum akhirnya tertidur. Rana sempat mendengar pembicaraan Nadia, Sari dan Wanda samar-samar saat ia berusaha memejamkan mata.
"Gimana nasib gue setelah ini?" tanya Nadia. "Gue takut diteror Reina. Syuting bareng Stefan selalu bikin gue tersiksa."
"Dan gue selalu pengen berhenti jadi manajernya," sahut Wanda.
"Haruskah gue minta dia berhenti jadi host The Backpackers?" tanya Sari sambil terkekeh.
"No!" Nadia dan Wanda kompak menjawab.
"Rating acara bakal turun drastis," kata Nadia. "Lo kan tim acara ini. Lo pasti tahu kan rating The Backpackers sangat dipengaruhi oleh popularitas Stefan."
"Iya, gue tahu. Tapi Pak Fahri sempat mempertimbangkan untuk ganti Stefan lho," kata Sari.
"Ah, yang boneng lo?" tanya Wanda.
"Beneran. Soalnya banyak yang ngeluh. Bukan ke Stefan, tapi ke Reina. Gue harusnya nggak boleh ngomong ke siapa-siapa. Tapi kalian harus tahu, terutama elo Wan, lo kan manajernya." Sari memelankan suara. Namun Rana masih bisa mendengar suaranya. Ia tidak bermaksud menguping, hanya saja ia terjebak situasi dan tak bisa beranjak dari situ.
"Apaan?" desak Wanda.
Sari berdehem. "Reina pernah bicara langsung sama Pak Fahri, dia pengen nggak boleh ada host perempuan di The Backpackers..."
"Astaga! Terus gue bakalan diberhentikan?" Nadia memekik.
"Sst... diem dulu. Pak Fahri menolak. Terus Reina bilang, kalo gitu Stefan yang harus berhenti dari The Backpackers," jelas Sari. "Jadi Pak Fahri disuruh milih gitu. Itu kejadiannya seminggu yang lalu. Sampai sekarang Pak Fahri belum kasih jawaban karena bingung. The Backpackers kan baik-baik aja dengan adanya host perempuan dan laki-laki, penonton juga suka. Fans lo juga banyak kan Nad, yang nonton juga suka sama lo bawain acara. Masa kita mesti ikut omongannya Reina sih? Nggak make sense dong ya."
"Gila tuh nenek!" tukas Wanda. "Tapi feeling gue nggak enak nih, meski Pak Fahri menolak."
"Gue juga," sahut Sari. "You know what, Reina dengan segala pengaruh dan koneksinya bisa mempengaruhi keputusan produser acara. Lo tahu nggak kenapa dulu Ratu Amalia berhenti bawain acara Rumpi Sore? Karena Reina minta ke petinggi Media TV supaya Ratu diberhentikan."
"What?" Nadia memekik lagi. "Kenapa? Ya ampun kasihan Ratu."
"Waktu itu Ratu ngehost bareng Zayn Ramadhan di Rumpi Sore. Dulu kan Reina sempat pacaran sama Zayn," terang Sari.
"Wah, parah," kata Wanda. "Kalo kayak gini nasib lo beneran terancam nih, Nad. Kalo gini caranya karir Stefan pun akan susah naik."
"Alamak, lo jangan nakut-nakutin gue, Wan. Tapi masa sih Media TV nggak ingin mempertahankan gue," keluh Nadia. "Terus Jesica sama Farah gimana?"
"Mereka pun bisa terancam," kata Sari. "Ah udahlah, kita tidur aja. Ngantuk. Berdoa aja semoga kali ini Reina nggak berhasil dan Stefan bisa putus sama dia."
"Tinggal putus aja kok susah," cibir Wanda. "Kalo kayak gini sih, besok gue suruh putus lagi tuh orang. Ngerepotin."
Sialnya setelah pembicaraan mereka berakhir Rana tiba-tiba batuk. Ia mengutuk dalam hati kenapa harus batuk di tengah-tengah situasi seperti ini.
"Rana! Lo belum tidur ya?" tanya Sari.
Rana buru-buru mengambil air minum dan meneguknya sebelum menjawab, "Maaf guys, tapi gue nggak ember kok. Sumpah!" kemudian ia kembali berbaring dan menarik selimut. Sementara itu, Sari, Wanda dan Nadia hanya bengong dan berharap Rana sungguh-sungguh dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
General Fiction"The heart wants what it wants." Rencana pernikahan Rana dan Ryan terpaksa batal karena Ryan ketahuan selingkuh. Rana patah hati dan ingin bepergian sendiri ke Seoul demi cepat move on. Kemudian ada Stefan, host acara jalan-jalan yang merasa lelah m...