1. How We Met

1K 81 17
                                    

Semarang FC VS Jakarta United.

Suara dari tribun penonton terus terdengar. Riuh sekali. Permainan kali ini bukan dari tim main-main. Keduanya adalah tim terkuat dari group A.

Sesekali potongan chant/yel-yel juga tak mau kalah untuk ikut menimpali. Para supporter dari kedua kubu masih memantau dengan menyaksikan jalannya permainan di lapangan hijau secara intens.

Beberapa bahkan semangat untuk meningkatkan volume suara agar nyanyian yel-yel mereka dapat membakar adrenalin para pemain.

Waktu terus berjalan.

Namun, dahaga poin masih terus berlanjut. Sampai akhirnya pada saat babak injury time, salah satu pemain Semarang FC berhasil menyudahi permainan dengan dramatis. 1-0 untuk Semarang FC.

Kemenangan tipis menghantarkan mereka menuju babak final Liga 1 tahun ini. Sorak-sorai dari kubu pemenang lalu bersaut-sautan. Raut bahagia terpancar dari para pemain, supporter, pelatih, dan semua pihak yang mendukung Semarang FC.

Tak terkecuali, New.

Abednego Newwiee yang baru saja keluar dari ruang medis, setelah menangani salah satu pemain Semarang FC yang mengalami sprain ankle (keseleo/terkilir. Permasalahan biasa ditemukan pada ligamen) saat babak pertama.

Lelaki itu menaikkan kedua lengan secara bergantian pada kaos lengan panjangnya setinggi siku. Kemudian bertepuk tangan tiada henti. New bahagia.

Adalah earth, salah satu pemain dengan nomor punggung 10 itu yang baru saja memasukan gol pada gawang lawan tengah menghampiri New. Merentangkan kedua tanganya mengharap mendapat pelukan selamat dari lelaki tersebut.

"Memang hebat-hebat pemain gue, ya"

New berucap sembari menempuk punggung Earth bangga.

"Iyalah. Fisioterapisnya aja hebat"

New melepas pelukan mereka setelah mendengar kalimat tersebut. Kemudian, menepuk dada dengan tangan kananya bangga.

Keduanya lalu tertawa bahagia.

Setelah sekian lama persepakbolaan klub mereka mengalami masa kemarau, akhirnya mereka berhasil mengakhirinya kali ini.

Pantas saja euforianya terasa.

"Bang, semangat buat finalnya, ya. Semoga menang. Harus!"

New mengepalkan tangan kanannya seolah memberi semangat kepada Earth. Lelaki yang diberi semangat tertawa renyah melihat ekspresi yang ditampakkan oleh si pemberi.

"Habis ini kamu ke gereja, ya. Doain abang. Biar kita menang"

Earth tentu saja bergurau saat mengucapkan ini, dan New hanya tersenyum meremehkan gurauan lelaki tersebut.

"Bang, nanti mau disiapin kompres apa air es aja?"

New bertanya sembari menyisir rambut depannya ke belakang. Membuatnya terlihat sangat menggoda.

Meski fakta sebenarnya dia hanya merasa risih dengan rambutnya karena terasa lengket akibat seharian terkena panas di lapangan.

"Air es aja, ya, New. Capek banget kaki Abang."

Sembari mengacak rambut milik lelaki yang lebih muda, Earth perlahan menjauh dari New lalu tersenyum sangat tampan.

*****

Kantor milik Singto.

Singto, lelaki 26 tahun itu menutup laptop yang baru saja dia gunakan. Pekerjaannya hari ini sudah selesai. Bahkan jarum jam di ruangannya sudah menunjukkan pukul 17.20 sore. Para staffnya pasti sudah pulang.

Garis Terdepan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang