Chapter 13-14

401 33 17
                                    

KUDUS

Setelah kejadian malam itu, semuanya berubah.

Arm benar-benar menghilang dari kehidupannya.

Off berperilaku seolah mereka tidak pernah berteman sebelumnya.

Dan Tay...

Lelaki itu semakin menjauhinya.

Dia sudah melakukan banyak cara untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Ingin menumpahkan segalanya. Mencoba meminimalkan kesalahanpahaman yang terjadi.

Meski banyak hati yang dia sakiti. Bahkan ikatan persahabatan antara mereka sudah dia hancurkan hanya dalam sekejap.

Setidaknya, biarkan New meminta maaf secara langsung untuk semua kekacauan yang sudah dia ciptakan.

Namun,
Off seolah tuli, dan Tay seolah bisu. Mereka sama-sama seolah buta akan kehadirannya.

Ucapannya selalu mereka acuhkan.

Tindakannya tidak pernah mereka pedulikan.

Bahkan, kehadirannya saja mereka abaikan.

New menghembuskan nafas beratnya sekali. Kemudian, tersenyum miris sembari melihat lembar-lembar kertas diatas mejanya. Itu jadwal latihan fisik milik Tay yang sudah dia buat. Namun, lelaki itu tidak mau menerimanya.

"Peng, bikinin gue jadwal latihan khusus buat persiapan Kejurnas, dong"

Tay mendekat ke arah Off yang masih sibuk memberikan treatment kepada atlet lain.

"Udah diuji belum bagian mana yang kurang?"

Off yang masih fokus melihat kondisi atlet yang dia urus menjawabnya tanpa menoleh kepada sang penanya.

Tay terdiam sejenak sembari melirik New yang berada disebrang sana. Lelaki itu kini tengah membereskan berkas-berkas yang berada diatas meja.

"Belum, Peng."

Tay berbohong.

"Di uji sama Nanon dulu sana, Peng. Nanti kalo udah selese gue nyusul."

"Gue masih pegang Bang Purim abis ini. Bang New aja, tuh. Dia lagi nganggur."

Nanon meregangkan kedua lengan atasnya sembari menguap. Lalu, kembali bermain ponsel sebelum nanti fokus dengan pekerjaannya.

"Sama Jan aja dulu kalo gitu, Peng."

"Kak Jan, kan, lagi jatah on field, Bang. Udahlah sama Bang New aja kenapa, sih?"

Nanon menimpali.

"Sama gue aja kalo gitu, Peng. Bentar, ya, 15 menitan lagi."

New yang masih sibuk membereskan mejanya terdiam sejenak. Kemudian, kembali memilih untuk menyibukkan diri.

***

New beranjak dari duduk setelah melihat Tay mulai berjalan keluar dari dalam GOR menuju pintu utama bersama atlet lain. Dia sengaja menunggu Tay pulang. Ini rutinitasnya setelah kejadian itu.

Dia ingin mengajak lelaki itu berbicara, sebentar saja. Tay menjadi sangat sulit untuk digapai akhir-akhir ini. Bahkan pesan dan panggilan teleponnya saja tidak pernah bersambut.

New sedikit berlari sembari membenarkan tas selempangnya ketika lelaki itu mulai terlihat menjauh. Sedikit mengaduh kesakitan ketika jari-jarinya tidak sengaja terjepit pintu klinik ketika akan menutup dan menguncinya.

Ya. Sedari tadi dia menunggu Tay selesai latihan. Menunggunya di lorong klinik. Akses terbaik antara ruangan klinik dan lapangan latihan.

"Bang Tawan"

Garis Terdepan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang