4. The Hug

671 59 19
                                    

Kudus terasa panas siang ini. Suhu 38° tertera pada layar ponsel milik New. Lelaki yang tengah mengecek chat yang masuk, sembari memantau pasien home visit-nya. Seorang lelaki berusia 17 tahun yang sedang melakukan half squat. Lalu meletakkan ponsel pada kursi sebelah, setelah melihat pasienya melakukan sedikit kesalahan. Kedua lutut pasienya melebihi batas aturan. Saat melakukan half squat, lutut tidak boleh melebihi kaki. Mencoba memperbaiki posisi setelah menekan tombol pause pada timer di ponsel milik anak tersebut yang diletakkan dilantai.

"Mon, lututnya jangan ngelewatin kaki"

New mendekat kearah pasiennya yang menggunakan tembok sebagai alat bantu bersandar saat melakukan half squat. Kemudian menepuk pelan beberapa kali lutut kanan lelaki tersebut. Memberi instruksi agar kedua lututnya mundur kebelakang. Lelaki yang lebih muda mengerti, lalu segera mengikuti.

"Bang, bajunya keset. Ngganjel di tembok."

"Mau pake handuk?"

"Ganti baju aja, ya, Bang. Mumpung masih setengah jalan"

Lelaki tersebut beranjak pergi setelah mendapat persetujuan. Masuk kedalam kamar untuk mengambil baju ganti. Meninggalkan New yang tengah menyiapkan beberapa alat bantu untuk sesi latihan selanjutnya yang memang tersedia diruangan ini. Pasienya ini anak orang kaya raya. Jangan kaget karena dirumahnya saja terdapat ruang gym yang saat ini mereka tempati untuk latihan

New mengambil 2 barbel beban 2 kg di rak tumpukan barbel yang sudah diatur sesuai beban. Alat bantu untuk latihan standing plane setelah ini. New tersenyum. Setelah melihat pasiennya muncul dengan kostum berbeda. Tertera nama Chimon dengan nomor punggung 7 disana.

Adalah Caesarius Chimon Ruangwiwat. Lelaki 17 tahun. Mantan pemain timnas sepak bola U-16. Squad Garuda Muda yang berhasil mendapat gelar champion pada piala AFF U-16 yang diadakan di Malaysia tahun lalu. Lelaki tersebut sedang berada pada fase rehabilitasi post ACL yang dia alami kurang lebih 6 bulan ini.

Progresnya sangat baik. Selain karena tidak ada komplikasi lain, lelaki tersebut sangat tekun dan rajin dalam memantau keluhan maupun perkembangan pada post cideranya. Semangatnya membara untuk segera kembali ke lapangan hijau. Mencoba mematahkan perkataan orang tentang,

'Karir seorang atlet akan berakhir jika mengalami cidera ACL.'

Saat itu banyak sekali orang yang mengasihani Chimon. Terlebih lelaki tersebut masih sangat muda. Masa depannya masih panjang. Namun, sudah mengalami cidera yang bisa membuat karir atletnya berakhir.

Chimon tentu saja murka saat mendengar ucapan-ucapan tersebut. Hanya orang yang sudah lelah menggapai mimpinya saja yang berbicara seperti itu, ucapnya.

"Bang, nanti makan disini aja, ya"

Chimon kembali ke posisi awal untuk melakukan half squat yang sempat terhenti, sembari menunggu jawaban.

New masih sibuk memposisikan elastic band sebagai pembatas. Setelahnya, Chimon bersiap untuk melakukan half squat. Bersandar pada tembok dan menginjak batas elastic band yang tadi di pasang oleh New.

"Menunya apa, nih?"

New bercanda. Tentu saja. Sembari menaik-turunkan salah satu alis dengan menyilangkan kedua tangan didepan dada. Menggoda lelaki yang lebih muda. Chimon sudah sering mengajakanya makan jika dia melakukan home visit. Namun, hanya beberapa kali disanggupi karena New masih memiliki jadwal lain.

Chimon tertawa meremehkan yang lebih tua.

"Nggak usah nolak. Makan siangnya udah Ibu gue siapin, Bang"

***

"Progres Chimon gimana, New?" Off menarik kursi didepan New setelah memutar timer. Dia tengah memegang pasien di klinik. Lalu, duduk sembari mengambil botol minumnya.

Garis Terdepan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang