EPILOG

474 31 3
                                    

Suasana stadion semakin ramai. Hari ini akan diadakan pertandingan basket antar SMA Se-Kota Semarang. Banyak anak-anak SMA dan orang-orang pecinta basket yang berdatangan untuk menyaksikan.

Begitu pun dengan New.

Lelaki itu tengah melangkahkan kaki dengan sedikit kewalahan menuju kursi yang berada di pinggir gedung. Dia menggunakan brace lutut dan satu kruk untuk membantunya berjalan akibat cidera yang dia alami ketika pertandingan basket beberapa saat yang lalu.

New berniat menonton pertandingan. Padahal, seharusnya dia menjadi pemain inti yang mewakili Sekolahnya untuk bertanding kali ini. Tapi, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur. Lututnya lebih dahulu mengalami cidera sehingga dia digantikan oleh rekannya yang lain.

"Lo tadi naruh tasnya dimana?"

Salah satu teman dekatnya yang sekarang menemaninya itu bertanya.

Menanyakannya tentang kronologi tas slempangnya yang ternyata tertinggal di kursi luar stadion.

New memilih duduk dikursi yang tersedia sembari menunggu temennya itu mencari tasnya.

Pandangannya dia bawa untuk menyisiri sekitar. Lalu-lalang orang semakin banyak. New tersenyum. Menyadari jika antusias masyarakat di Kotanya ternyata besar juga terhadap basket.

Beberapa saat kemudian, temannya itu kembali dengan membawa tas miliknya.

New tersenyum lega.

"Untung nggak ilang, kan."

Ucap temannya sembari duduk. Lalu, menyerahkan tas tersebut kepada New.

"Lo nemuinnya masih di tempat kita duduk tadi, kan?"

Tanya New setelah memakai tasnya.

"Nggak. Tadi ada orang yang ngamanin dan dititipin ke Satpam."

"Siapa orangnya?"

"Gue nggak tau. Tapi, kata Pak Satpam, laki-laki pakai topi warna biru. Udah, yuk, masuk kedalem. Bentar lagi dimulai."
.
.
.
"Pak, tadi saya nemuin ini di kursi sana."

Laki-laki itu menunjukkan sebuh tas yang baru saja dia dan teman-temannya temukan. Sudah menunggu beberapa saat. Namun, tidak ada yang mencarinya. Hal itulah yang membuat laki-laki itu berinisitif menitipkan tas tersebut kepada Satpam yang berjaga. Siapa tahu, di dalamnya berisi barang berharga si pemilik tas.

"Oh, iya, Mas." Satpam tersebut meraih tas yang laki-laki itu tunjukkan, sembari memperhatikan jika tidak berisi hal yang berbahaya didalamnya.
.
.
.
Laki-laki itu kembali ke tempat teman-temannya semula berada.

Hari ini, mereka berniat untuk menonton pertandingan bola basket.

Berhubung sedang berada di Semarang.

Hitung-hitung untuk refreshing juga karena tengah mendapat jatah libur.

"Oi, Tay! Sini."

Salah satu temannya melambaikan tangan. Mengistruksikan Tay untuk mendekat kearah mereka disana.

Tay pun bergegas mendekat, sembari membenarkan letak topi biru dikepalanya.

Garis Terdepan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang