Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.
_Q.S An-Nisa ayat 86_
✧༺ ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ༻✧
❖❖❖Seorang cowok dengan baju urakan berjalan dengan angkuhnya diikuti banyak pasukan yang serupa dengannya. Rambut yang berantakan, dasi diikatkan di kepala, baju seragam di keluarkan, serta sabuk yang berada di genggaman.
Geng Redline, dipimpin oleh cowok bernama Gilang Zean Adijaya. Salah satu siswa yang bersekolah di SMA Bumi Siswa milik keluarganya. Anggota geng identik dengan tato berbentuk garis vertikal berwarna merah di lengan yang menandakan bahwa mereka adalah pasukan pemberani yang tak memandang suku, ras, agama, bahkan status sosial untuk menjadi anggota atau pun musuh mereka.
Anggotanya juga bukan orang-orang sembarangan. Mereka harus siap secara mental dan fisik. Kesetiaan mereka benar-benar diuji oleh para senior, sehingga kecil kemungkinan mereka akan berkhianat.
Di depan mereka, berdiri Geng Darka, geng pencari masalah yang siap bertempur habis-habisan demi mendapatkan popularitas.
"Punya nyali juga lo dateng ke sini," gumam Zean menatap sinis Bima sembari melemparkan kaleng bekas soda ke tepi jalan.
Mendengar itu, seorang cowok yang berdiri di depan mereka maju beberapa langkah mendekati Zean. Cowok itu menyunggingkan senyum tipisnya, lalu menatap remeh ketua geng.
"Cuih! Ngapain juga gue takut buat ngadepin geng sampah kayak lo!" tampik Bima, ketua Geng Darka.
Beberapa anggota Geng Redline hendak maju untuk melawan Bima, tetapi ditahan oleh Zean. Ia tahu betul, seperti apa Bima. Dia sosok cowok yang sangat suka memancing emosi lawannya, sehingga ia bisa menguasai taktik target.
Zean tersenyum miring, lalu ia melepas baju seragamnya dan melemparkan ke jalanan. Badannya yang tertutup kaos putih tipis menampilkan jelas tato yang melekat di lengannya yang kekar.
"Tato garis doang gak ada modelnya aja bangga," sindir Rega, wakil ketua Geng Darka sambil menunjukkan tato bergambar tengkorak dan tulang berwarna hitam di dadanya.
"Tato doang yang keren, beraninya main keroyokan aja bangga," balas David, wakil Zean membuat Rega mengepalkan kuat tangannya.
"Halah, itu anggota lo aja yang lemah," belanya membuat Zean menggertakkan gigi-giginya di dalam mulut. Ia sangat kesal, salah satu anggotanya dikeroyok habis-habisan saat pulang dari basecamp sampai koma oleh Geng Darka. Zean tak terima, baginya satu nyawa hilang, ribuan nyawa harus melayang.
"LO PILIH MINTA MAAF SAMA ORANG TUA RYAN, ATAU MATI DI SINI?!" teriak Zean menatap nyalang Bima. Bima sama sekali tak gentar, dengan terang-terangan, cowok itu maju mendekat lalu berucap dengan penuh penekanan.
"Gak akan pernah!"
Zean mengangkat tinggi-tinggi kepalan tangan kanannya selama beberapa detik. Saat ia menurunkan kembali tangannya dalam sekali hentak, ratusan orang yang ada di belakangnya maju untuk menyerang Geng Darka.
Mereka saling pukul, tendang, bahkan gampar satu sama lain. Jalanan yang mereka gunakan untuk tawuran terbilang sepi karena jalanan itu merupakan jalanan lama yang sudah tidak digunakan lagi.
Di antara anggota geng yang sedang berkelahi, Zean dan Bima saling menatap tajam satu sama lain. Emosi mereka sama-sama tinggi, tetapi masih bisa mereka kendalikan.
"Masalah lo itu sama gue, bukan sama temen-temen gue!" desis Zean penuh penekanan.
Bima terkekeh lalu menyentuh lembut pundak Zean. Hal itu membuat Zean dengan kuat menyentak tangan Bima yang bertengger di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAIRA
Teen FictionGilang Zean Adijaya, cowok SMA yang hobinya tawuran, balapan, keluar masuk club untuk minum minuman keras tiba-tiba jatuh cinta pada gadis bernama Alesha Humaira Zaida. Gadis cantik berjilbab itu mampu membuat Zean jatuh cinta pada pandangan pertama...