Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu.
_Q.S Al-Isra ayat 25_
✧༺ ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ༻✧
❖❖❖Cahaya cerah mentari mulai berubah menjadi jingga, pertanda senja telah tiba. Langit yang tak terlalu mendung itu membuat sore ini terasa lebih hangat. Dedaunan nampak melambai-lambai dengan lembut karena pergerakan angin.
Humaira tersenyum sekilas. Gadis itu kini tengah duduk di taman belakang rumahnya yang harum semerbak bunga. Beberapa tanaman bunga, seperti melati, mawar, anggrek, bahkan beberapa tanaman daun tanpa bunga turut menghuni taman itu. Tanaman yang paling banyak di sana adalah tanaman bunga melati. Setiap sebulan sekali, Humaira akan menanam satu pohon melati di taman.
Ya, Humaira sangat menyukai tanaman melati. Baginya, bunga melati memiliki harum khas yang menenangkan. Lain halnya dengan Humaira yang menyukai bunga melati karena aromanya, Zahra menyukai bunga mawar karena bunga mawar sering ia manfaatkan untuk kebutuhan kecantikan. Sedangkan Aulia, wanita itu sangat menyukai bunga anggrek karena keindahannya.
Yusuf sebagai kepala keluarga, suami, juga ayah yang bertanggung jawab tak bisa untuk menolak keinginan ketiga bidadarinya untuk mendirikan taman kedil di sana, dilengkapi dengan air mancur mini di tengah-tengah taman.
Rumput-rumput yang berada di taman itu juga dirawat sama seperti tanaman bunga. Siapa pun yang ingin menginjak rumput itu, harus melepaskan alas kakinya.
Humaira membelai lembut telapak tangan kanannya. Ia tersenyum tipis, lalu kembali memasang wajah muram. Gadis itu memejamkan matanya dan mengembusksn perlahan napasnya.
"Kenapa Ira nggak bisa lupain dia?" tanyanya pada dirinya sendiri. Entah mengapa, akhir-akhir ini, seorang cowok yang tak ia ketahui namanya itu sering muncul dalam pikirannya. Ada timbul perasaan senang karena ia mengingatnya, tetapi ia sadar, cowok itu belum tentu jodohnya sehingga ia tak mau berharap lebih.
"Ya Allah, kalau dia emang jodoh Ira, tolong dekatkan dengan cara yang baik. Tapi, kalau dia bukan jodoh Ira, tolong jauhkanlah dengan cara yang baik pula."
Mata indah itu terpejam guna menghilangkan wajah tampan Zean dari pikirannya. Bibir mungilnya senantiasa menggumamkan kalimat istighfar untuk membersihkan hatinya.
"Ira lagi ngapain di sini?"
Humaira menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya kembali melukiskan senyuman saat melihat ayahnya datang membawa dua cangkir coklat panas di nampan.
"Ira lagi nikmatin waktu sore, Bi," jawab Humaira sambil menerima satu cangkir coklat yang Yusuf berikan. Laki-laki paruh baya itu duduk di samping putrinya, sontak membuat putrinya itu menyenderkan kepalanya di bahu kekar ayahnya.
"Abi, Abi pernah ngerasain rasa kecewa sebelumnya?"
Pergerakan Yusuf meminum coklat panas terhenti. Ayah dua orang anak itu menoleh sekilas menatap sang putri yang juga tengah menatapnya. Tangan kiri laki-laki itu ia gunakan untuk mengusap kepala Humaira yang tertutup jilbab.
"Ya, pernah."
"Dulu Abi kecewa karena apa?" tanya Humaira mengangkat kepalanya dari bahu ayahnya guna menatap sang empu. Yusuf terkekeh sekilas lalu mengulum bibirnya sambil memikirkan dari mana ia akan mulai bercerita.
"Dulu, saat Abi lamar Umi, Abi ditolak," paparnya membuat dahi Humaira mengernyit. Banyak pertanyaan yang muncul di otaknya saat ini. Salah satunya, kenapa mereka bisa menikah?
"Tapi, akhirnya kami menikah, kan? Alasannya, kamu bisa tanya sama Umi."
"Intinya, Abi sadar bahwa Allah memberikan kita rasa kecewa untuk memberikan kebahagiaan di waktu yang tepat. Allah ingin merasakan kita bahagia pada keadaan yang sempurna. Ibarat sebuah film, Allah adalah sutradara sekaligus produser terbaik di kehidupan para makhluk-Nya. Rencana Allah itu lebih indah daripada apa yang telah kita rancang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAIRA
Roman pour AdolescentsGilang Zean Adijaya, cowok SMA yang hobinya tawuran, balapan, keluar masuk club untuk minum minuman keras tiba-tiba jatuh cinta pada gadis bernama Alesha Humaira Zaida. Gadis cantik berjilbab itu mampu membuat Zean jatuh cinta pada pandangan pertama...