❀ part 6 ❀

2.6K 262 40
                                    

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

_Q.S Al-Baqarah ayat 185_

✧༺ ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ༻✧
❖❖❖

Sempit dan gelap, suasana yang menggambarkan keadaan ruang itu malam ini. Beberapa tumpukan meja dan kursi yang rusak tertata tidak rapi di sana. Debu tebal yang melekat di setiap sudut ruangan menambah kesan kumuh pada ruangan itu.

Seorang cowok dengan jaket berlambang sayap garuda dan garis merah dengan tulisan 'REDLINE' berdiri di depan Bima, ketua geng Darka. Kedua cowok itu saling melemparkan senyuman miring, lalu menyatukan kepalan tangan mereka, berjabat tangan ala laki-laki.

Wajah cowok itu tak terlihat sama sekali karena mengenakan topi dan masker. Hanya jaket kebanggaannya yang bisa menjadi clue identitasnya saat ini.

"Hei, Brother. Info penting apa yang buat lo sampai ngajak gue ketemu ke tempat kumuh kayak gini?" tanya Bima sambil tersenyum miring. Ia menempatkan seputung rokok di antara jari telunjuk dan tengahnya, lalu mematik ujuk rokok itu. Sesapan rokok di bibirnya tertunda saat cowok misterius itu menepuk pundaknya.

"Nggak terlalu penting, tapi hal ini hambat banget rencana yang udah kita susun dari awal," jawabnya sambil menyandarkan tubuhnya di tembok. Cowok itu memperhatikan perubahan ekspresi Bima yang terlihat tak peduli namun, masih mau melanjutkan percakapan mereka.

"Apa?" tanya Bima sambil melanjutkan kegiatannya menyesap sebatang rokok dan menyemburkannya ke udara.

"Zean mau pindah ke SMA Aksara Bangsa," ujarnya membuat Bima menaikkan sebelah alisnya.

"Apa masalahnya? Malahan kita bisa lebih sudutin dia di sana."

Cowok itu mendesah berat lalu memijat pangkal hidungnya dan memejamkan matanya. Ia memainkan lidah di dalam mulutnya mencoba dari mana ia akan menjelaskannya pada leader Darka di depannya ini. Ia menegakkan kembali tubuhnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gini, tujuan dia pindah ke ABSHS karena dia udah curiga salah satu anggota Redline ada yang berkhianat karena kejadian pengeroyokan Ryan kemarin." Bima terkekeh pelan lalu mengangguk-anggukkan kepalanya santai.

"Lo nggak akan ketauan selama lo bertindak hati-hati dan tetep patuhi apa pun yang gue perintahin. Anggota Redline banyak, nggak cuma lo doang. Jadi, lo masih aman selama Ryan koma. Kita biarin dulu dia hidup selama kondisinya masih memburuk."

"Gue nggak percaya kalau tujuan Zean pindah ke ABSHS cuma karena itu. Pasti ada alasan lain yang lebih kuat selain itu," sinisnya membuat cowok itu mengerutkan dahi.

"Maksudnya?"

"Buat cowok yang belum pernah jatuh cinta kayak Zean, nggak ada yang lebih penting daripada hati. Gue yakin alasan dominan dia pindah sekolah karena itu. Kita bisa manfaatin hal ini juga buat hancurin Redline. Gue akan suruh anak-anak Darka buat terus mantau Zean di ABSHS."

Keadaan kembali hening selama beberapa saat. Keduanya hanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Hanya ada suara jangkrik yang bersahut-sahutan dari luar ruangan.

"Gue balik, takut anggota Redline di basecamp kebangun dan sadar gue nggak ada di sana."

"Lain kali, kalau mau ketemu gue, gak usah pakek jaket kebanggaan geng sampah lo itu." Cowok itu tertawa lalu menepuk pelan pundak Bima.

HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang