❀ part 25 ❀

674 87 118
                                    


Kalau Dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal, pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu.

_Q.S Al-Hujurat Ayat 7_

✧༺ ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ༻✧
❖❖❖

Sunyi dan senyap, suasana yang pas untuk menggambarkan ruang perpustakaan. Dalam ruangan itu, pagi ini hanya dihuni oleh dua orang remaja berbeda gender yang sedang adu kecepatan dalam mengerjakan beberapa lembar soal yang nantinya akan di cross check. Keduanya hanyut dalam fokus masing-masing, menyelami permasalahan dan harus menemukan solusi dari jawaban.

Olimpiade yang akan dilaksanakan dalam hitungan hari membuat mereka dibebaskan untuk tidak mengikuti pelajaran biasa agar fokus dengan materi olimpiade, sehingga waktu mereka di sekolah hanya dihabiskan di perpustakaan dan ruang lab kimia.

"Selesai," ucap Zean meletakkan pensil dengan semangat di atas meja, menopang dagu dan menatap wajah cantik Humaira yang tengah fokus mengerjakan soal.

"Belum selesai?" tanya Zean meremehkan membuat sang empu melirik sinis dan menggeleng.

"Cepetan, ih," godanya sambil terkekeh mendengar decakan kesal Humaira.

"Ra," panggilnya tak mendapat respon.

"Ra."

"Hm."

"Humaira."

"APA IH!" Zean menyemburkan tawanya melihat wajah Humaira yang memerah menahan marah. Ia tahu, Humaira sedang fokus-fokusnya mengerjakan soal terakhir yang paling sulit.

"Kok ngegas, sih?"

"Lagian, manggil-manggil! Nggak tau apa, kalau aku lagi fokus?!" dengkusnya membuat senyum di bibir Zean semakin mengembang.

"Cuma mau tanya, lo 'kok cantik, sih?" Blush. Semburat merah muncul di kedua pipi Humaira. Gadis itu memalingkan muka, bahkan sengaja menutupi wajah dengan berpura-pura membaca buku.

Zean terkekeh, melihat gadis pujaannya salah tingkah. Tidak dengan Humaira, ia bergumam tak jelas seolah sedang membaca rangkaian kata buku tebal di wajahnya.

"Hebat juga bisa baca buku kebalik gitu," ucapnya membuat Humaira melotot, "lo kalau salting, yang elit dikit napa."

"S-siapa yang salting?! Biasa aja, tuh!" belanya meletakkan buku dengan kasar di meja. Wajahnya memanas ketika Zean menatapnya lekat, tak berkedip.

"Gue serius, Ra. Lo, cewek tercantik yang pernah gue temui." Zean tanpa sadar menyentuh punggung tangan Humaira. Gadis itu tak menolak, seolah terhipnotis dengan tatapan Zean yang ... memabukkan?

"EKHEM!" Suara deheman seseorang membuat Humaira tersadar dan menarik tangannya. Gadis itu menarik napas, mencoba tenang agar wajahnya kembali normal seperti semula. Ia melirik ke sumber suara. Di sana, Chandra berdiri bersandar pada tembok, dengan kedua lengan dilipat di dapan dada.

"Bapak ngapain di sini?" tanya Zean terang-terangan menampakkan raut wajah tak suka.

"Memang ada larangan seorang guru berkunjung ke perpustakaan?" tanyanya, "justru yang jadi larangan itu kalau PACARAN nggak inget tempat."

Zean menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Ia memandang Chandra dengan tatapan meremehkan, "Biarin aja, sih, Pak. Kayak nggak pernah muda aja. Kolot banget jadi orang."

Ia tersenyum melihat guru muda itu mengepalkan erat tangannya, hingga buku-buku jarinya memutih. Berhasil! Tinggal satu langkah lagi, sudah dapat dipastikan Chandra akan keluar dari ruangan ini.

HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang