Lie 12; The Fate Seems Like To Joking Around

7.3K 1.4K 892
                                    


voter ke berapa nih?✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

voter ke berapa nih?✨✨






Sora Egbert itu bisa dikatakan tidak sebegitu beruntung dalam kisah asmara jika dibandingkan standar teman-temannya. Sora memang berparas cantik, namun nyatanya ia benar-benar kesulitan untuk dekat dengan seorang lelaki. Cukup menggelikan bukan, jika Sora pernah berjanji pada dirinya sendiri akan meletakkan perasaannya secara tulus terhadap siapa pun yang bertindak lebih dulu dan mempersuntingnya dengan serius.

Lalu di sanalah dia, sosok pria yang Sora percayai mampu membawa seluruh hati dan masa depannya untuk diarungi bersama, tengah mengembuskan napas panjang setelah menutup pintu kamar. Membuat Sora bertanya-tanya apa yang membuat Seojin terlihat frustrasi dan lebih lelah dari sebelum-sebelumnya.

"Apa rapatnya lebih berat hari ini?" tanya Sora, begitu telaten untuk menerima tas kerja Seojin tatkala pria itu menggeliat guna melepaskan jasnya. "Kau bisa bercerita padaku jika ada yang terjadi."

Seperti biasa, Sora jarang sekali mendapatkan sahutan. Tidak jarang Seojin hanya menatap erat tatkala ia membantunya melepaskan dasi, atau membuka dua kancing paling atas sebelum sang suami bersiap mandi. Seojin itu terkadang terasa seperti sosok yang seharusnya tidak muncul begitu saja di depan mata. Keberadaannya bak pemeran utama sebuah cerita dan Sora hanya melihatnya dari kejauhan tanpa memiliki alasan kuat untuk menyapa atau menawari sekaleng kopi.

"Papa dan Oma merencanakan laporan baru untuk passive income perusahaan, dan ini lebih repot dari yang aku kira, terlebih untuk masa-masa sekarang."

Sora mungkin bukan orang bisnis, tapi setidaknya ia memang sedikit mempelajari mengenai ekonomi. Sekadar untuk memahami bagaimana Seojin berpikir, atau berusaha agar mereka bisa memiliki percakapan yang satu level.

"Tapi ya, aku berharap Oma tidak menghentikan proyek yang ada di Daegu karena jika itu terjadi, semua akan semakin sulit."

Sora mengangguk. Mendengarkan Seojin berbicara itu terkadang menjadi salah satu hal yang menyenangkan. "Lalu, untuk penjelasan kenapa kau pulang terlambat?" ia bertanya mengejutkan, ia tidak ragu saat menggulir tatapan ke atas nakas untuk melihat jam waker di sana. "Ini sudah jam sembilan dan kau tidak menghubungiku kalau ingin pulang lebih larut."

"Maaf, kau menungguku makan malam?"

"Kau bahkan tidak perlu bertanya sudah tahu jawabannya, Jin."

Seojin mengangguk paham. "Ya, tentu." Ia mengembuskan napas dan mengedip pelan saat lupa memberi kabar pada Sora. "Aku tadi ada urusan mendadak."

"Menemui Kim Jina?"

Seojin seketika melihat Sora dengan tatapan yang benar-benar lurus dan dingin. Tapi tidak lama, Seojin dengan santainya melepaskan jas yang ia kenakan dan menyodorkannya pada sang istri. "Kenapa kau beranggapan seperti itu?"

If Truth Can Lie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang