If 29; Truth Can Be A Liar

3.8K 715 257
                                    




Sudah kaget di part kemarin? Apa jangan-jangan Hyubin adalah jombhi? atau hantu? hahahaha

Sudah kaget di part kemarin? Apa jangan-jangan Hyubin adalah jombhi? atau hantu? hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote ke berapa nih?





Kendati bukan kali pertama Hyubin berhasil memaksa pantat Seojin Hwang untuk duduk tenang di dalam mobil, lalu berolak menuju salah satu tempat pendakian atau bumi perkemahan, nyatanya Hyubin tak pernah menyia-nyiakan kesempatan.

Rasanya seperti, harus membuat Seojin berteman baik dengan alam atau bencana bisa saja datang sewaktu-waktu. Tidak, hanya bercanda. Hyubin hanya ingin Seojin lebih menikmati hidup, dan Mama juga berpesan bahwa liburan yang sedikit berbeda agaknya cocok dengan gaya Seojin yang tidak terlalu menyukai hal-hal rumit.

"Bulan depan jangan menyeretku ke pinggir tebing seperti ini, Kak," protes Seojin. "Aku ada ujian."

"Kau pasti hanya beralasan."

"Tidak. Kakak yang beralasan," tukas Seojin sampai Hyubin terdiam dan mengedip cepat.

"Memangnya aku berasalan apa?"

"Kakak sedang bertengkar dengan Jina?"

Sekarang kebungkaman Hyubin terganti oleh gelak tawa sangsi. "Enak saja, kata siapa."

"Kakak selalu pergi berkemah saat sedang banyak pikiran. Tidak ada yang salah dengan perusahaan, di rumah atau kegiatan Kakak di Kanada. Jadi, bertengkar dengan Jina adalah alasan yang baik."

"Berengsek, kau." Hyubin melemparkan kerikil kecil pada Seojin lantaran sebal sejauh apa tebakan Seojin tepat sasaran. "Kadang kau menyeramkan seperti Mama dan Jisu kalau mencari tahu sesuatu."

Akan tetapi, Seojin memang tidak salah. Akhir-akhir ini kepala Hyubin cukup pening sebab Jina dan dirinya tidak memiliki konversasi yang baik. Mengenai Jina yang menentang ia mundur dari posisi pewaris, membuat Hyubin semakin memikirkan banyak hal. Sial, mendadak ingat kalimat Seojin bahwa cinta itu ternyata tidak selamanya indah.

"Oma tidak mengatakan apa pun tentang pesta Tuan Mark di Jepang Minggu depan, Jin?" tanya Hyubin, berusaha mengubah topik tatkala ia mengeluarkan beberapa perlengkapan dari dalam ransel yang ia turunkan dari pundak beberapa saat lalu.

Hyubin tidak mendapatkan jawaban yang berarti, bahkan Seojin terkesan tidka benar-benar peduli saat mengaitkan pengunci helm keselamatannya. Memang tidak pernah mudah, dan terkadang Hyubin merasa ia begitu pemaksa.

Sayangnya, Hyubin tidak memiliki pilihan lain.

Mama tidak memiliki pilihan lain.

Dan keduanya jelas tidak akan memberitahu Seojin alasan kenapa dia seakan diwajibkan untuk menunjukkan diri di depan para investor. Sebab, kemampuan Seojin dalam memimpin salah satu anak cabang perusahaan adalah satu-satunya syarat agar Oma tak bisa mengusiknya. Atau rencana keluarga besar yang ingin menghapuskan Seojin dari daftar pemilik hak waris. Seojin hanya perlu menunjukkan diri.

If Truth Can Lie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang